WARNING ***
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!!!
Menjadi istri kedua bukanlah cita-cita seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun bernama Anastasia.
Ia rela menggadaikan harga diri dan rahimnya pada seorang wanita mandul demi membiayai pengobatan ayahnya.
Paras tampan menawan penuh pesona seorang Benedict Albert membuat Ana sering kali tergoda. Akankah Anastasia bertahan dalam tekanan dan sikap egois istri pertama suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rosalie Kritis
Rosalie mengemudikan mobil dengan hati-hati, sementara Ana duduk di sampingnya tanpa banyak bicara. Jarak rumah Ana dan Rosalie tidak terlalu jauh, mereka hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai.
Setelah tiba di rumah, Ana membawa tasnya dan langsung menuju ke kamar. Tidak ada apapun yang ingin ia katakan pada Rosalie. Ana rasa semuanya sudah jelas, Rosalie adalah wanita serakah sekaligus egois, menginginkan segalanya selalu berpihak padanya tanpa peduli terhadap orang lain.
Melihat Ana berjalan menaiki anak tangga, Rosalie hanya berdiri mematung. Ia tahu bahwa sikapnya begitu keterlaluan, namun ia hanya tidak ingin kehilangan Ben, juga tidak kuasa melihat suaminya lebih sering menghabiskan waktunya untuk memikirkan wanita lain.
Di dunia ini, tidak ada satupun orang yang bisa mengerti perasaan Rosalie. Wanita itu memiliki segalanya, namun segalanya tidak berarti hanya karena satu hal yang tidak kunjung Tuhan anugerahkan padanya. Segalanya terasa sia-sia bahkan pernikahannya.
Salahkan jika wanita menginginkan kesempurnaan di dalam rumah tangganya? Suami yang baik dan setia, kehadiran buah hati dan hidup bergelimang harta?
Rosalie paham jika cara yang ia lakukan ini salah. Namun sebagai anak tunggal dan menantu dari keluarga terhormat, ia di tuntut untuk memberikan seorang keturunan sekaligus pewaris bagi keluarga besarnya.
Ben adalah anak pertama dari dua bersaudara, sementara adiknya masih meniti karir dan menjadi pengusaha mandiri di luar pulau. Tentunya hal itu membuat Rosalie semakin gelisah, ia adalah harapan besar bagi mertuanya. Bahkan jika mereka tahu kondisi Rosalie yang sebenarnya, mungkin mereka tidak segan-segan menendang menantu mandul sepertinya, atau terang-terangan menjodohkan anak sulung mereka dengan wanita lain.
Sekian lama, tidak satupun orang yang paham bagaimana perasaan wanita itu saat semua orang mencibirnya sebagai wanita mandul. Meski baru lima tahun menikah, namun tuntutan itu terus datang dan menghancurkan dirinya secara perlahan.
Di samping hilangnya keistimewaan diri sebagai seorang wanita, penyakit juga terus menerus menggerogoti tubuhnya. Rosalie tidak tahu, sejauh apa ia bisa bertahan dalam kondisi yang memilukan ini. Namun sebelum itu terjadi, wanita itu bersikeras untuk mewujudkan keinginannya.
Setelah Rosalie cukup lama berdiri untuk merenung, wanita itu berbalik dan hendak pergi. Namun tiba-tiba ia meringis sambil mencengkram kuat perut bagian bawahnya.
"Ah," desah Rosalie. Wanita itu menahan sakit luar biasa di perutnya. Hanya selang beberapa detik, kakinya lemas dan ia pun jatuh pingsan.
Salah seorang pelayanan yang tidak sengaja melihatnya, refleks berteriak histeris saya melihat majikannya jatuh pingsan di ambang pintu.
"Nyonya, Nyonya. Tolong!" teriak pelayan wanita tersebut. Sontak hal itu membuat kegaduhan di dalam rumah, membuat seluruh pelayan yang sedang bekerja segera menghampiri majikan mereka.
Ana yang baru saja merebahkan diri di atas tempat tidurnya, lantas bangkit saat mendengar suara teriakan dari lantai bawah.
"Kakak!" seru Ana. Ia berlari dengan menuruni anak tangga.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Ana panik. Ia bertanya pada beberapa orang yang mengelilingi Rosalie.
"Kami tidak tahu, Nyonya. Nyonya Rosalie pingsan begitu saja," jawab salah seorang pelayan.
"Cepat bawa dia masuk ke mobil. Aku akan mengantarnya ke rumah sakit," perintah Ana. Gadis itu kembali berlari menuju kamarnya dan mengambil ponsel. Ia segera menyusul Rosalie yang sudah lebih dulu di jaringkan di bangku belakang mobilnya.
Sepanjang perjalanan, Ana berusaha meng hubungi Ben. Gadis itu berulang kali menelepon namun Ben sama sekali tidak menjawabnya.
"Ke mana dia? Ah, Ya Tuhan," gumam Ana. Ia takut dan khawatir terjadi sesuatu pada Rosalie.
Sembari memangku kepala Rosalie, Ana terus berusaha menelepon suaminya.
Karena Ana sudah mengetahui kondisi kesehatan Rosalie melalui Ben, gadis itu langsung membawa Rosalie ke rumah sakit besar yang memiliki peralatan medis lengkap.
"Ahh ...." Rosalie sadar, wanita itu membuka mata dan merintih kesakitan. Kedua tangannya memegang perut karena rasa nyeri hebat yang ia rasakan.
"Kak, sebelah mana yang sakit?" tanya Ana. "Bertahanlah, Kak. Kita akan segera sampai," lanjutnya.
Tangan Ana mengusap keringat di wajah Rosalie, gadis itu menangis karena tidak kuasa melihat wanita di pangkuannya merintih kesakitan.
"Cepat, Pak. Cepat!" seru Ana pada sopir di bangku kemudi.
"Iya, Nyonya. Mohon bersabar," jawab sopir tersebut. Kondisi kota besar memang tidak luput dari kemacetan, dan hal itu membahayakan kondisi Rosalie yang semakin mengkhawatirkan.
"Ana ... Ana ...." Suara Rosalie terdengar lirih, sebelah tangannya mencengkram bahu Ana dengan kuat. Melihat hal itu, Ana semakin histeris, ia menangis dan takut.
Mobil memasuki rumah sakit dan langsung berhenti di depan ruang UGD. Sopir turun lebih dulu dan berteriak meminta pertolongan, mengabarkan pada perawat UGD bahwa ia membawa pasien kritis.
Dengan cepat, beberapa perawat datang membawa emergency stretcher, yaitu tempat tidur pasien dengan roda.
Dengan tangan gemetar, Ana membantu perawat yang datang memindahkan tubuh Rosalie ke atas tempat tidur.
"Silahkan tunggu di luar, Bu," tegur perawat saat Ana hendak masuk ke dalam ruang pemeriksaan untuk melihat kondisi Rosalie.
Dengan kaki lemah, gadis itu keluar dari ruang UGD dan kembali berusaha menghubungi Ben. Ia bahkan meminta sopir mencari tahu nomor kantor milik Ben.
"Hai, Anastasia. Ada apa?" tanya Ben. Ana senang saat mendengar suara laki-laki itu.
"Kak Rose ada di rumah sakit. Bisakah kau datang sekarang juga?"
"Rumah sakit? Kirim alamatnya sekarang, aku akan ke sana!"
🖤🖤🖤
g sk sifat kek rose egois,kejam,dan biadab,hrs nya di buat kanker nya nyebar aja dan mati biar ana n ben bs bahagia bersm anak mereka
harusnya bisa lebih panjang lg biar dapet rasanya ,,ini terlalu cap cus 🤭
eh ternyta rosali udh ko id 🤣