NovelToon NovelToon
Pilihan Hati Di Sekolah

Pilihan Hati Di Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Tentara / Perperangan / Persahabatan / Harem
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: AYANOKOUJI

Di sebuah SMA ternama di kota kecil, siswa-siswi kelas 12 tengah bersiap menghadapi ujian akhir. Namun, rencana mereka terganggu ketika sekolah mengumumkan program perjodohan untuk menciptakan ikatan antar siswa. Setiap siswa akan dipasangkan dengan teman sekelasnya berdasarkan kesamaan minat dan nilai akademis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYANOKOUJI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Mereka berasal dan betapa jauh mereka telah melangkah.

Suatu malam, saat mereka menikmati hidangan fusion Indonesia-Jerman yang menjadi spesialitas restoran Andi, Amira mengejutkan orangtuanya dengan sebuah pengumuman.

"Aku telah diundang untuk berbicara di konferensi PBB tentang Keragaman dan Inklusi," katanya dengan mata berbinar.

Andi dan Putri terkesiap, bangga bercampur haru. "Itu luar biasa, sayang!" seru Putri, memeluk putrinya.

"Dan ada lagi," lanjut Amira. "Mereka ingin kita bertiga berbicara. Tentang perjalanan kita, aplikasi yang kita buat, festival film kita... semuanya."

Beberapa minggu kemudian, keluarga kecil ini berdiri di podium PBB di New York, berbagi kisah mereka dengan para delegasi dari seluruh dunia. Andi berbicara tentang tantangan menjadi imigran dan membangun bisnis di negeri asing. Putri membagikan pengalamannya mengajar tentang komunikasi lintas budaya. Dan Amira, dengan kepercayaan diri yang menginspirasi, berbicara tentang tumbuh sebagai anak multikultural dan bagaimana hal itu membentuk visinya tentang dunia yang lebih inklusif.

Pidato mereka mendapat sambutan meriah. Banyak delegasi yang menghampiri mereka setelahnya, ingin belajar lebih banyak tentang inisiatif mereka dan bagaimana menerapkannya di negara masing-masing.

Sepulang dari New York, mereka disambut dengan kejutan lain. Komunitas multikultural yang mereka bangun di Berlin telah mengorganisir sebuah perayaan besar untuk menghormati pencapaian mereka. Taman kota dipenuhi dengan stan makanan dari berbagai negara, pertunjukan musik dan tari tradisional, serta pameran foto yang menampilkan perjalanan keluarga-keluarga multikultural.

Di tengah perayaan itu, Andi, Putri, dan Amira berdiri bersama, terharu melihat dampak yang telah mereka buat.

"Lihat apa yang telah kita capai," kata Andi lembut. "Dari sebuah keluarga kecil yang berjuang untuk menemukan tempat mereka, kita telah membantu menciptakan sebuah gerakan global."

Putri mengangguk, air mata kebahagiaan menggenang di matanya. "Dan ini baru permulaan," tambahnya.

Amira merangkul kedua orangtuanya. "Aku sangat bangga menjadi bagian dari keluarga ini," katanya. "Dan aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan kita lakukan selanjutnya."

Saat mereka berdiri di sana, dikelilingi oleh komunitas yang telah mereka bangun, Andi, Putri, dan Amira tahu bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai. Masih banyak jembatan yang harus dibangun, banyak cerita yang harus dibagikan, dan banyak hati yang harus dijangkau.

Tapi mereka siap. Dengan cinta sebagai fondasi, keberanian sebagai bahan bakar, dan visi tentang dunia yang lebih inklusif sebagai kompas, keluarga ini terus melangkah maju, membawa pesan persatuan dalam keberagaman ke setiap sudut dunia yang mereka sentuh.

Dan setiap malam, ketika mereka berkumpul untuk makan malam bersama, mereka selalu mengingat bahwa rumah bukan hanya sebuah tempat, tapi juga sebuah perasaan.

Setahun berlalu sejak pidato mereka di PBB. Keluarga Andi, Putri, dan Amira kini semakin dikenal sebagai ikon keragaman dan inklusi di tingkat internasional. Namun, tantangan baru muncul di hadapan mereka.

Suatu pagi, Amira menerima email dari sebuah organisasi di Indonesia yang mengundangnya untuk membantu mengatasi ketegangan antar etnis di beberapa daerah. Ini adalah kesempatan besar, tapi juga berarti dia harus meninggalkan Berlin untuk waktu yang cukup lama.

"Aku ingin melakukan ini," kata Amira kepada orangtuanya saat sarapan. "Tapi aku juga merasa berat meninggalkan kalian dan proyek-proyek kita di sini."

Andi dan Putri saling berpandangan, lalu tersenyum pada putri mereka. "Sayang, inilah saatnya bagimu untuk membentangkan sayapmu," kata Putri lembut. "Kami sangat bangga padamu."

Andi mengangguk setuju. "Lagipula, ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk memperluas jangkauan kita. Kau bisa memulai cabang 'Cinematic Bridges' di Indonesia."

Beberapa minggu kemudian, Amira berangkat ke Indonesia. Sementara itu, Andi dan Putri memutuskan untuk mengambil tantangan baru mereka sendiri. Mereka mulai bekerja sama dengan pemerintah kota Berlin untuk mengembangkan program integrasi yang lebih komprehensif bagi para imigran baru.

Meskipun terpisah jarak, keluarga ini tetap terhubung erat. Mereka mengadakan panggilan video mingguan, berbagi cerita tentang kemajuan dan tantangan yang mereka hadapi. Amira bercerita tentang kesulitannya memahami dinamika lokal di Indonesia, sementara Andi dan Putri berbagi tentang birokrasi yang harus mereka hadapi di Berlin.

Enam bulan berlalu. Proyek Amira di Indonesia mulai menunjukkan hasil positif. Festival film yang dia organisir di sana menarik perhatian nasional dan memicu diskusi-diskusi penting tentang keberagaman. Sementara itu, program integrasi yang dikembangkan Andi dan Putri di Berlin menjadi model yang diadopsi oleh kota-kota lain di Eropa.

Suatu malam, saat video call keluarga mereka yang rutin, Amira mengejutkan orangtuanya dengan sebuah ide.

"Bagaimana kalau kita mengadakan konferensi global tentang 'Bridging Cultures'?" usulnya dengan antusias. "Kita bisa mengundang pembicara dari seluruh dunia, berbagi pengalaman dan solusi untuk mengatasi ketegangan antar budaya."

Andi dan Putri terlihat kagum. "Itu ide yang brilian, Amira!" seru Andi. "Kita bisa mengadakannya di Berlin, dan mengundang delegasi dari Indonesia juga."

"Dan kita bisa membuat sesi khusus tentang peran makanan dalam menjembatani budaya," tambah Putri, mengingat bagaimana restoran fusion mereka telah menjadi tempat pertemuan berbagai komunitas.

Mereka mulai merencanakan konferensi tersebut dengan semangat. Meskipun masih terpisah jarak, keluarga ini merasa lebih dekat dari sebelumnya, dipersatukan oleh visi bersama mereka untuk dunia yang lebih inklusif.

Saat menutup panggilan video malam itu, mereka saling mengucapkan selamat malam dengan senyum lebar.

1
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!