Novel ini adalah novel fiktif yang dipenugi cerita kocak, serius, peperangan, perebutan kekuasaan, penuh misteri, kalimat-kalimat bijak dengan alur cerita yang akan membuka misteri satu persatu.
Tokoh Utama bernama Satriya dan Permata yang keduanya adalah ahli pedang tak terkalahkan.
Bagaimana cerita lengkapnya?
Siapa Satriya itu?
Seberapa besar kekuatan Satriya dan Permata?
Jangan sampai ketinggalan untuk selalu membaca novel ini
Novel ini akan di update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Siluman Serigala putih berekor tiga belas
“Hari ini adalah hari paling sial bagiku, harus bersama belajar ilmu pedang dengan bocah yang selalu saja membuatku kesal, ah tapi semoga saja hari ini tanganku yang halus ini tak menampar pemuda itu lagi”. Gumam Permata sambil memakai gaun yang sangat indah.
“Kenapa paman guru menyuruhku berlatih dengan si nona yang selalu saja menamparku tiap kali bertemu? Apakah sengaja agar wajahku yang ganteng ini jadi memerah dengan cap lima jari nantinya?”. Satriya juga bergumam didalam hatinya sambil memainkan serulingnya dan memandangi kambing-kambingnya yang sedang lahap memakan rumput di perbukitan.
“HEY BOCAH!, BERANI-BERANINYA KAU MEMASUKI DAERAHKU!”. Terdengar ditelinga sebuah suara yang menggelegar dan membuatnya langsung merinding.
“Si, Siapa kamu? Apakah kamu adalah siluman? Apakah kamu akan memakanku? Makan saja kambing-kambingku itu”.
“HAHAHAHA, TERNYATA KAU KOCAK JUGA BOCAH!”. Kata suara yang entah darimana datangnya.
Terlihat sosok bayangan besar serigala putih dengan tiga belas ekor dibelakang tubuhnya mulai terlihat dengan muka seramnya.
“Waduh, teriak minta tolongpun sepertinya percuma, tak akan ada satu orangpun yang akan menolongku disini”. Gumam Satriya didalam hatinya.
“Mohon maaf siluman, aku tak tahu kalau manusia tak boleh mendatangi area ini, aku akan pergi sekarang!”. Kata Satriya
“HAHAHAHA, MEMANGNYA KAU BISA SEENAK JIDATMU DATANG DAN PERGI DARI SINI?”. Terdengar suara perempuan tapi menyeramkan
“Waduuuuh, jangan sampai aku ngompoool, malu sama kambing-kambingkuuuu”. Gumam Satriya yang wajahnya mulai pucat ketakutan.
“Ah apa salahnya aku coba melawannya, kan aku sudah diajarkan oleh paman guru jurus pedang bayangan”. Kata Satriya didalam hatinya yang langsung mengambil sepotong kayu dan mengayunkannya kekanan kekiri atas bawah depan dan belakang.
“HEY BOCAH, KENAPA KAU MALAH MENARI DISANA? TAPI MENARIK JUGA TARIANMU SUNGGUH INDAH”. Kata serigala yang menonton gerakan-gerakan pedang bayangan yang malah dianggapnya sebuah tarian.
“Sial, ilmu pedangku hanya dianggapnya sebuah tarian saja?”.
“HEY BOCAH GOBLOK!, KEKUATANMU SAAT TAK KAN MUNGKIN BISA MENGALAHKANKU!”. Bentak serigala itu yang sama sekali tak digubris oleh Satriya
“WUZHHHHH!”. Tiupan dari serigala itu menghempaskan Satriya cukup jauh dari lokasi kambing-kambingnya
“Waduh, kambing kambingkuuuuuuuuuuuuu”. Teriak Satriya yang takut dimarahi ayahnya jika kambingnya habis dimakan siluman.
Tiba-tiba sebuah aura berwarna biru api keluar dari tubuh satriya yang langsung melesat dengan kecepatan penuh kea rah siluman yang saat ini terlihat akan memakan kambing-kambinya dan DWAR!!!, Sebuah serangan mengenai tepat kea rah sebuah permata yang berada ditengah-tengah dahi serigala itu dan membuatnya tersungkur ke belakang.
“BOCAH INI, KENAPA TIBA-TIBA BISA MENGELUARKAN KEKUATAN YANG SEBESAR INI?”. Gumam siluman serigala itu yang terlihat ketakutan karena permata di dahinya mulai retak.
“BOCAH, NANTI MALAM AKAN KU TEMUI KAU DIRUMAHMU!”. Teriak serigala itu yang langsung menghilang dari hadapan Satriya yang terlihat ngos-ngosan karena mengeluarkan energinya terlalu banyak.
“Sial, serigala tak punya otak!, lagi asik-asik main seruling, buatku kaget dan kambing-kambing berlarian kemanaaaaaa ini? Kenapa kambingku tinggal dua puluh sajaaaa??? Yang lain pada kemanaaaaa? Awas kau srigala, kalau nanti malam kau benar-benar datang ke rumahku, bakal ku jadikan kau serigala penyet!”. Gumam satriya yang marah, bingung, takut dimarahi ayahnya karena ratusan kambing miliknya tinggal dua puluh saja.
Satriya mulai memainkan serulingnya, membuat kambing-kambingnya yang sudah berlarian menjauh kini mendekati suara seruling itu kembali, ternyata suara serulingnya yang selalu dia pakai untuk memanggil kambing-kambingnya saat mau pulang dan mau berangkat menggembala.
“Ah aku pulang siangan saja, takut nanti ada siluman lagi yang lebih kuat dari siluman serigala itu? Eh iya, ekornya kok terlihat banyak juga ya, sebentar aku ingat-ingat dulu, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, wadaw!!!, ekornya melebihi kuramanya Naruto, sepertinya kekuatannya juga benar-benar besar pastinya!, kalau nanti malam dia datang ke rumahku, mending aku ngumpet sajaaaa”. Teriak satriya didalam hatinya.
Sesampianya dirumah.
“Kenapa masih siang begini sudah pulang anakku?”. Tanya ibunya dengan nada yang memanjakannya
“Iya ibu, aku tadi bertemu dengan seekor siluman serigala di bukit itu”. Kata Satriya sembari menunjuk kepada salah satu bukit
“Waduh anakku, kau jangan lagi-lagi mendatangi bukit itu, ceritanya disana ada seekor siluman serigala yang mempunyai tiga belas ekor, konon katanya kekuatan siluman itu, bahkan seluruh pendekar yang ada didunia ini dikumpulkan untuk melawannya, tak mungkin menang”. Kata ibunya
“Walaaaaaaaaaaaaaaaa, bu, bu, kata siluman itu nanti malam dia akan datang kemariiiii”. Jawab Satriya dengan wajah ketakutan.
“Walaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah, jangan-jangan kamu menyerangnya!?, kekuatan serigala putih itu akan ribuan kali lipat lebih kuat jika malam hari Satriyaaaaaa”. Terlihat juga ibunya sekarang mulai ketakutan.
“Ada apa teriak-teriak!”. Terdengar ayahnya Satriya yang baru saja pulang dari ladangnya.
“Hey bocah, kenapa masih siang kau sudah pulang?”. Tanya ayahnya kepada satriya.
“A, anu ayah, tadi aku bertarung dengan siluman serigala berekor tiga belas, dan serigala itu bilang katanya nanti malam akan mendatangiku disini”.
“Plok!, Plak!, Bugs!” pukulan tendangan tamparan kini diarahkan ke tubuh satriya oleh ayahnya
“Gustiiii, kenapa kau titipkan bocah yang bloon banget seperti ini gustiiiiiiiiii, kamu ini!, betapa bahayanya srigala ekor tiga belas itu dimalam hari bocaaaaaaaaaah!”. Kata ayah Satriya sembari melemparkan cangkul yang masih dibawanya kearah Satriya, satriya terlihat selalu menghindari pukulan-tendangan dan tamparan yang dilakukan oleh ayahnya.
“Ayah, aku benar-benar tak tahu kalau bukit itu adalah bukit terlarang”.
“Hey!!, apa kau benar-benar bodoh!, di jalan menuju kesana ada sebuah peringatan yang tertulis sangat besar sekali, apa matamu sudah kena katarak sampai tak bisa melihat tulisan sebesar itu!?”. Bentak ayahnya satriya yang semakin geram jika omongannya selalu dijawab oleh anaknya.
“Aku tadi berjalan dari rumah sudah ku bunyikan serulingku ayah, mana mungkin aku jalan sambil melihat keatas, kalau kesandung atau menabrak pohon didepanku bagaimana?”.
“Gheeeegh!, bocah ini memang benar-benar menyebalkan!, kenapa harus aku yang merawat bocah se goblok ini gustiiiii!!!”. Gumam ayahnya Satriya sambil membanting golok yang dibawanya kemeja makan.
“Aku lapar!, bawakan makanan kesini!”. Bentak ayahnya Satriya kepada istirinya
“Baik suamiku, sabaaar, sabaaaar, mungkin dimasa depan , anak ini yang akan menjadikan hidup kita semakin damai dan lebih enak”. Kata istrinya yang selalu sabar menghadapi cekcok antara ayah dan anak itu setiap harinya.
“Ya kalau nanti malam srigala itu tak membunuh kita semua, bisa jadi hari ini adalah hari terakhir kita bisa makan enak, berikan makanan yang paling enak buatanmu istriku!”. Jawab ayahnya Satriya
“Baiklah suamiku”.
“Sepertinya aku harus meminta bantuan kepada paman guru, agar nanti malam mereka ikut menjagaku disini”. Gumam Satriya didalam hatinya.
“Sebentar lagi aku harus pergi keperguruan Pedang langit, untuk berlatih bersama nona cantik itu, semoga saja dia tak menamparku lagi hari ini”.