Namanya ezella, seorang wanita pembunuh bayaran yang kembali ke negaranya dengan tujuan balas dendam.
saat menjalankan misi balas dendamnya, ezella bertemu kembali dengan masa lalu yang menciptakan luka sekaligus sumber bahagia untuk wanita itu.
disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kau dan anakmu harus mati ditanganku!!
kemarahan Sagara berada pada puncaknya, bagimana tidak pagi pagi sekali dokter Elio mengirim hasil tes pada Sagara. hingga kini semua benda yang ada di atas meja kerjanya terlempar begitu saja k saking emosinya.
"Dasar J4lang!!!" teriak Sagara tidak bisa mengendalikan dirinya. "dia benar benar berhasil menipuku, sebenarnya disini aku yang bodoh atau dia yang terlalu pintar?" Sagara mengubah mimik wajahnya seperti iblis, dia keluar dari ruang kerjanya menuju di mana kamar Alana berada.
Sagara membuka pintu kamar Alana dengan kasar, hingga si pemiliknya terusik di bawah selimut tebalnya. Alana mengucek ucek matanya, dia tentu sangat kaget kala melihat Sagara berdiri mematung dengan sebuah surat di tangannya. yang membuat Alana heran adalah ini pertama kalinya dalam kurun waktu hampir delapan bulan suaminya menginjakan kaki di kamarnya. entah senang atau was was, Alana harus menghadapi semuanya.
"sayang, ada apa kau di kamarku?" suara lembut dan semua sikap manis Alana membuat Sagara muak, langkah kakinya berjalan ke arah ranjang dan tanpa peduli dengan kondisi wanita yang sedang hamil itu Sagara menyeretnya dengan kasar untuk turun.
Alana kaget, entah mimpi buruk apa yang dia alami hingga pagi sekali harus menerima kemarahan sang suami. Sagara menyimpitkan tubuh Alana di tembok, tangannya di angkat dan mencekik kuat leher wanita malang itu.
"emmmm, emmmmm" Alana tidak dapat mengeluarkan suaranya, dia terus memukul tangan Sagara tapi tenaga gadis itu tidak cukup melawan kekuatan pria berotot tersebut.
"berani kau menipuku J4Lang,, kau harus mati sekarang juga!!" Sagara belum melepaskan cekikannya, wajah Alana sudah pucat dengan lidah yang hampir keluar. Sagara beralih pada rambut, menarik dengan kasar rambut panjang Alana yang bahkan belum tertata, dengan keras dia membenturkan kepalanya ke tembok.
"akhhhhhh berhenti tolong,, maafkan aku hiksss..." Sungguh kesakitan yang Alana rasakan pagi itu sangat luar biasa. "kau memintaku meladeni semua kemauanmu, itu semua untuk anak orang lain? Dasar mur4h4n!!" pekik Sagara tak berhentinya memaki Alana. "kau dan anak pria itu harus mati di tanganku!!" tambahnya kembali menarik Alana yang sudah mulai lemas dengan wajah pucat pasi.
Mira, dan beberapa pelayan lainnya yang mendengar keributan itu saling pandang. beberapa yang lainnya tidak ingin ikut campur tapi Mira dengan cepat berlari menuju kamar majikannya.
"astaga, Elena!!" pekik Mira tanpa sadar memanggil wanita itu dengan sebutan Elena. Sagara tidak peduli dengan teriakan Mira, dia seolah di rasuki iblis jahat yang tidak pernah mau berhenti sebelum Alana meninggal mungkin.
"tuan, berhenti!!! tolong jangan seperti ini..." Mira berusaha memisahkan tubuh tegap Sagara yang hampir mencekik Elena kembali.
"kau bisa membunuhnya tuan, nanti kau sendiri juga yang akan di penjara!"
"aku tidak pedulii,, aku bahkan dengan senang hati berada di penjara asalkan Jal4ng murah4n ini mati di tanganku" pekik Sagara, tapi setelah itu dia tersadar dengan kalimatnya sendiri setelah mengingat Ezella. ah dia tidak boleh melakukan hal itu jika masih ingin hidup bahagia dengan wanitanya. lagipula Alana saat ini sudah pingsan dan itu cukup untuk melampiaskan emosinya. mengejar kembali cinta Ezella lebih baik daripada mengabdikan diri seumur hidup di tempat yang seharusnya tidak dia injaki.
"jangan bawa dia kerumah sakit!!" ujarnya dengan nada penuh ancaman sebelum meninggalkan kamar wanita hamil itu.
..
Mira dan beberapa pelayan lainnya mengangkat tubuh Elena yang sudah sedari tadi tak sadarkan diri untuk segera di tempatkan kembali di ranjang. mereka yang tidak tahu apa yang terjadi hanya menatap kasihan pada Elena yang sudah terlihat tidak baik baik saja. ada darah yang mengalir dari pelipisnya, lehernya pun masih memiliki jejak tangan besar Sagara, rambutnya sudah tampak kusut, pokoknya sangat menyedihkan.
"tolong hubungi dokter!" perintah Mira pada salah satu pelayan. Mira membersihkan darah yang terus mengalir dari dahi Elena, kemudian merapikan rambut wanita itu. dia sedikit takut dengan kondisi kandungan wanita itu, untung saja tadi dia tidak melihat Sagara menyakiti bagian perutnya, tapi apakah sebelum dia datang Sagara melakukan hal itu? Mira menggeleng pelan, tangannya mengambil ponsel di saku celananya berniat menghubungi seseorang dan memberi tahu apa yang terjadi pada majikannya.
.
.
sementara Sagara sudah membersihkan dirinya, dia tidak mengunakan pakaian kantor seperti biasa, pria tampan itu hanya mengunakan celana jeans pendek dan kaus oblang yang membuat auranya terpancar beribu kali lipat. rencananya hari ini Sagara tidak akan pergi ke kantor karena moodnya sangat buruk, rasanya percuma saja jika pada akhirnya dia akan melampiaskan emosinya pada setiap karyawan disana. Sagara sudah menghubungi Dipta untuk mengambil alih tugasnya hari ini, sementara dia sendiri berencana untuk kembali ke rumah sakit.
mungkin obat terbaiknya adalah melihat Ezella dan Cassie.
Sagara segera keluar menuju mobil mewahnya, setelah itu dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. belum terlalu jauh, Sagara dapat melihat seorang dokter masuk ke dalam mansionnya.
bebarapa menit kemudian, mobil Sagara sudah sampai di halaman rumah sakit. dengan langkah tegap dia berjalan masuk tanpa peduli banyak pasang mata yang memandangnya penuh kekaguman dan dambaan.
"pesona CEO muda kaya raya"
"kalau mengunakan pakaian seperti itu benar benar seperti berumur delapan belas tahun"
"ganteng, kaya raya, semua di ambil oleh pria itu" beberapa dokter dan suster yang melihat kedatangan pemilik rumah sakit dengan pakaian casual seperti itu membuat mereka tak berhenti mengaguminya. apalagi suster suster muda yang mengidolakannya.
Sagara segera pergi menuju ruang rawat putrinya, dengan pelan dia membuka pintu ruangan tersebut, matanya memperhatikan dan mencari sosok Ezella tapi tidak terlihat disana.
'kemana lagi dia pagi pagi begini' guman Sagara dalam hati, sudah sangat jelas dia datang sepagi ini juga untuk melihat wajah wanitanya.
ceklekkkk
Giselle masuk begitu saja dengan kantong makanan di tangannya. dia kaget melihat Sagara yang sudah berada disana.
"eh kak, udah dari tadi ya?" Giselle memanggil Sagara dengan sebutan kakak karena permintaan pria itu kemarin, dia tidak nyaman saat Giselle memanggilnya tuan.
"hmmm, dimana Ella??" tanyanya yang masih tidak melihat Ezella dengan gadis itu.
"kak Ezella pulang mengambil pakaian ganti kak, paling bentar lagi juga datang" sahut Giselle meletakkan makanan yang barusan dia beli, dia yang tidak terbiasa bersama pria terpaksa kembali menuju kamar mandi dan berdiam diri disana. Sagara bingung sebenarnya dengan keanehan gadis itu, tapi dia tidak mau ambil pusing, Sagara duduk diam setelah lama mengamati wajah Cassie yang belum sadarkan diri dari tiga hari lalu.
Ezella masuk ke ruang rawat putrinya, dia sedikit tertegun melihat Sagara yang sudah duduk disana, jantungnya sudah tidak aman melihat penampilan Sagara yang terlihat berbeda dari biasanya.Ezella akui bahwa laki laki itu memang sangat tampan tapi Ezella merubah mimik wajahnya kembali datar agar tidak ketahuan bahwa dia sedang terpesona sekarang.
mendengar kedatangan Ezella, Giselle kembali ke dalam ruangan.
"kenapa kau selalu berada di kamar mandi? dia bukan orang jahat Giselle!" gemes sekali Ezella setiap kali melihat Giselle yang selalu menghindar para pria jika sedang sendirian. Giselle tidak menjawab, dia hanya tersenyum canggung lalu mengambil makanan yang tadi di belinya. Ezella tidak peduli dengan keberadaan Sagara, pria itu seperti mahluk tak terlihat saat disana.
"ekhemmm" Sagara berdehem pelan mencari perhatian Ezella.
"ouhh tuan Sagara sudah datang sepagi ini, apa tuan tidak takut istri anda mengamuk?" tanya Ezella, hal itu kembali membuat wajah Sagara masam. tiga hari berturut turut Ezella selalu menyinggungnya soal Alana, mengingat kejadian tadi pagi membuat emosi Sagara kembali menguasai dirinya, wajahnya sudah tampak memerah.
'Ella pasti akan menertawakanku jika tahu aku di bohongi sama wanita itu,, ah harga diriku mau di taruh dimana?' batin Sagara, Ezella dapat membaca dengan cepat raut wajah pria itu, dia tersenyum tipis.
"muka anda kenapa?? pada akhirnya merasa dibodohi ya?"
degghhh
Sagara diam, dia memandang Ezella sangat lekat.
"aku heran aja, seorang CEO tersohor seperti anda ternyata bodoh juga,, " kembali Ezella bersuara, membuat Sagara ingin menghilangkan wajahnya dari muka bumi. percayalah, hanya Ezella yang berani mengatai pria itu tapi Sagara tidak punya hak untuk marah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lalu juga banyak typo
the best banget ( ̄3 ̄)
pliss lanjut dongg kak,novel nya bagus banget
ditunggu ya kak!
semangat dan cepat update ya
aku penggemar beratmu ♡
ini adalah pertama kalinya aku menulis, kalau ada kritikan dan saran, di komen ya.pastinya karya pertama ini akan sangat susah buatku, jadi mohon dukungannya ya teman teman.jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen jika kalian suka membacanya ya💜
loveyou gesss