Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 | Pingsan
Pagi harinya saat ingin berangkat sekolah Rio dengan wajah datarnya mengetuk pintu kamar Fina yang masih berada di dalam kamar. Fina yang tengah berdandan cantik di depan cermin samping PC nya itu menyuruh Rio untuk berangkat terlebih dahulu "Gue mau berangkat sama Nisa" Cetusnya tajam
"Fina apa yang lu lihat semalam lupakan saja, yang penting gue ga lakuin tindak kejahatan" Kata Rio yang bersuara lantang dari luar pintu kamar.
Perkataan Rio nampaknya di abaikan oleh gadis cantik yang tengah berdandan manja di dalam nya, Rio akhirnya nyerah dan turun kebawah "Gue berangkat ke sekolah dulu Fina" Pekik nya dari bawah yang mengundang rasa penasaran pak Ahmad yang sedang santai membaca koran "Kenapa Rio?" Sahutnya dengan wajah tajam
Rio mendelik ke arah papahnya dia meminta ayahnya tidak perlu cemas dengan perilaku anak gadisnya itu
"Fina mau diantar temannya kesini pah, Rio berangkat sendiri" Ucap Rio yang tengah sibuk mengikat tali sepatunya. Dilanjutkan dengan berpamitan
Tak lama Rio berpapasan dengan Anisa di dekat gerbang komplek perumahan nya yang membuat laju motor mereka terhenti "Fina nunggu Lo dirumah, dia masih dandan sambil ngedumel" Kata Rio yang santai
Anisa yang sedikit kecewa dengan perilaku nya Rio dia hanya melambungkan kunci motor yang di sita Fina malam itu dan dia melanjutkan perjalanan nya ke rumah Fina dengan wajah sinis nya.
Sampai dirumah Fina, Anisa izin masuk ke ayahnya yang sedang berada di sofa ruang tamu dan mengarahkan pandangannya ke kamar Fina "Dia masih di dalam" Kata pak Ahmad
Anisa tanpa menunggu dia langsung melangkahkan kaki nya ke kamar Fina dan mengetuk pintu kamarnya dengan sahutan manisnya
Pintu kamar dibuka oleh Fina dengan wajah yang glowing membuat Anisa membeku "Lu cantik banget anjir!" Katanya
Sambil mengibaskan rambut dan wajah tengilnya Fina bilang "Biasa aja" dan langsung mengajak Anisa berangkat "Kuy"
Tiba gerbang sekolah yang dimana para guru sedang berjaga dan menyapa murid yang datang di sekolahnya dengan raut wajah penuh senyum ceria
Murid-murid yang berdatangan menyapa dan salam ke guru termasuk Fina dan Anisa diikuti Rio dibelakangnya "Loh bukannya lu duluan berangkat, kok dibelakang!" Sahut Anisa sambil memutar poros badan
Mereka berjalan dengan keheningan sampai lantai atas dekat kelasnya.
Tiba-tiba Rio menyerahkan bubur kacang saat dibelinya pas berangkat sekolah untuk Anisa. "Buat lu" Katanya datar yang buat Fina berdecak "Buat gue mana?"
"Lu kan lagi sewot sama gue, ngapain belikan buat lu" Ketus Rio
Tiba-tiba Fina melepas sepatu hitam milik nya dan melemparkannya ke arah Rio "Anak monyet ya lu"
Rio menghindar dengan tertawa lepas "Ga kena bego" Ejeknya sarkas
BRUK!!
Tiba-tiba sepatu itu melayang mengarah punggung Alvin yang tengah berjalan dengan Melati
"ADUH—, MAMPUS LU FINA, SALAH SASARAN, GUE MULAI MERINDING SEKARANG!" Desis Anisa disamping nya
Alvin membalik arah dan berjalan tegak pada gadis yang telah melempar sepatu ke punggung nya "MAKSUT NYA APA-APAAN INI!" Tanya nya tajam lalu Mendorong nya ke pinggiran besi penyangga balkon sekolah
Fina keringat dingin dan menoleh ke arah bawah "TUNGGU GUE BISA JATUH MONYET!" Bentak Refina yang sukses membuat murid di sekitarnya khawatir
"ALVIN SUDAH!"
"JANGAN KASAR SAMA CEWEK ALVIN"
"BABY CUKUP!"
Omongan dari murid sekitar tampak nya tidak membuat Alvin menghentikan amarahnya sampai akhirnya Rio turun tangan menyentuh pundak dia dengan tatapan penuh amarah
Rio menariknya sampai Alvin tersungkur di teras balkon "LU JANGAN IKUT CAMPUR!!" Ucap suara lantang Alvin mengundang guru berlari mengarah keributan
Alvin kemudian berdiri dan menghajar wajah Rio sampai akhirnya mereka berkelahi hebat. "CUKUP!" Teriak Fina yang mengeluarkan sifat agresif nya, hentakan itu membuat mereka diam karena menciut.
Guru yang sudah datang membawa dua murid yang berkelahi ke ruang konseling untuk di bina.
Mereka di beri penjelasan oleh guru BK dengan alasan yang berbeda "Dia kasar sama cewek Bu!" Seruan Rio
"Saya lagi jalan santai tidak tahu apa-apa tiba-tiba dilempar sepatu sama cewek brutal itu" Sentak Alvin
Tak lama wali kelas mereka masing-masing kasih surat peringatan yang mengarah kepada orang tuanya untuk datang ke sekolah. Rio menggelengkan kepala singkat dan memutuskan ayahnya untuk berhadapan ke ruang konseling nanti.
Saat di jam istirahat Anisa yang sedang duduk santai di taman, dia melihat Rio berlari kecil tidak beraturan dengan pandangan kaburnya
Anisa mengernyitkan keningnya terus memperhatikan gerak laju Rio yang akan menuju ruang konseling sambil minum santai.
Di sisi lain Fina tengah mengobrol dengan ayahnya yang datang ke sekolah untuk memberi penjelasan tentang apa yang terjadi.
Tiba-tiba Rio terhuyung lemas dan terkapar di pinggir lapangan.
Membuat Anisa yang sedang minun terhentak. Berlari ke arah Rio dan membawanya ke ruang UKS sekaligus menyuruh Elma untuk kasih kabar di ruang konseling
Fina dan Pak Ahmad yang sedang di ruang konseling bersama Alvin dan orang tua nya dikejutkan oleh kedatangan Elma yang kasih kabar Rio pingsan di pinggir lapangan
"APA!" Fina terhentak dan langsung pergi meninggalkan ruangan konseling dengan panik
Ayahnya tetap menunggu diruangan konseling bersama orang tua Alvin untuk diminta membimbing anaknya biar tidak terjadi hal serupa
Di ruang UKS terlihat Fina yang sedang panik datang dengan Mata terbelalak "Nisa ada apa dengan Rio!" Gaduhnya tiba-tiba.
"S—stttt" Anisa menyuruhnya untuk tidak berisik dia menunjuk ke arah Rio yang sedang di periksa oleh guru dan siswa PMR di atas tempat tidur
Fina berusaha mengendalikan paniknya dengan tenang menarik nafas membuangnya "Oke dia kenapa?" Kata Fina yang bersuara pelan
"Gue liat tadi dia abis dari rooftop berlari ke ruang konseling badannya terhuyung" Jawab Anisa halus.
Setelah menunggu lama dan diberi penjelasan Anisa izin ke ayahnya yang sedang menghampiri Rio sesudah membahas masalah anaknya diruang Konseling. Tak luput juga dia izin ke Refina "Gue ke kelas dulu" Ucapnya
Anisa berbohong dan tidak ke kelasnya dia mengarah ke atas rooftop dimana Rio beristirahat.
Saat tiba disana Anisa dikejutkan oleh botol minuman keras yang tergeletak dengan sisa air yang tinggal sedikit disana
Respon Anisa hanya menggelengkan kepala serasa tidak percaya Rio membawa minuman keras di dalam sekolahnya
"Aku bukan siapa-siapa nya Rio, tapi setelah kau membuat diriku senang terus menerus, mungkin aku akan mendisiplinkan nya dengan caraku" Batin Anisa yang sedang terengah senyum jahat
"DAN JUGA TENTANG CIUMAN INI!" Lanjut Anisa yang memegang bibir halus
Dia membawa botol miras itu dan membuang nya di sekitaran lahan kosong di belakang sekolahnya