NovelToon NovelToon
Short Story

Short Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers
Popularitas:794
Nilai: 5
Nama Author: Lan05

Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.

Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.

Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinara & Deon 1

Dinara adalah gadis cantik, pintar nan populer di sekolah nya. Hidup nya seakan sempurna jika dilihat secara kasat mata, namun banyak orang tidak tahu luka apa yang Dinara pendam selama ini. Dirinya terluka oleh keluarga yang hanya memandang nya sebagai 'piala' yang bisa di banggakan kemana saja. Dinara selalu di kontrol dan di doktrin oleh orang tua nya untuk selalu membalas segala kebaikan yang telah orang tua nya berikan kepada nya hingga saat ini. Segala kebutuhan dan keinginan materi Dinara dapat terpenuhi dengan baik.

Cambukan dan cacian kerap kali Dinara rasakan akibat ambisi orang tua nya yang selalu merasa kurang dengan segala prestasi nya. Memiliki orang tua yang sangat abusive itu sangat menyiksa nya tapi disisi lain dirinya tidak bisa pergi karena kemana lagi dirinya bisa pergi. Itu yang selalu orang tua nya tanamkan dalam pikiran nya bahwa dirinya bergantung dan tidak bisa apa-apa tanpa kedua orang tua nya.

Namun semua berubah kala dirinya mengenal Deon dalam hidup nya, pria yang memiliki hati hangat dan perhatian. Dinara mulai dekat dengan Deon saat mereka di satukan dalam satu kelompok bersama. Walaupun tugas kelompok mereka telah selesai namun hubungan nya dengan Deon justru semakin dekat. Mereka bahkan sering pergi bersama hingga akhir nya Deon menyatakan perasaan nya pada Dinara tepat saat kedekatan mereka yang telah terjalin selama dua bulan.

Tanpa pikir panjang Dinara menerima Deon sebagai kekasih nya hingga kini mereka telah menjalin hubungan selama satu tahun.

Itulah kisah singkat dirinya menemukan kebahagian dan semangat hidup nya. Yaitu Deonardo mackenzie pria tampan dengan surai dan bola mata yang senada berwarna coklat madu dengan segala sikap gentle dan perhatian nya yang membuat seorang Dinara treyson jatuh kedalam pesona nya.

"Sayang pulang sekolah kita pergi yuk.?" Bisik Dinara kepada Deon yang saat ini sedang fokus menulis tugas. Tempat duduk mereka bersisi an hingga memungkin kan untuk Dinara bisa mengobrol dengan Deon. Sebenar nya dulu tempat duduk mereka tidak berdekatan namun setelah tugas kelompok itu Dinara meminta kepada Mike untuk bertukar tempat duduk dengan nya hingga akhir nya Dinara bisa duduk berdampingan dengan Deon. Deon pun tidak keberatan saat itu.

"Hari ini aku ada jadwal les, bagaimana kalau besok saja kita pergi keluar nya.?"

"Ya sudah, tidak apa-apa." Ujar Dinara mencoba mengerti, walaupun entah kenapa Deon sedikit jarang menghabiskan waktu dengan nya, Dinara mencoba mengerti dan tidak menuntut lebih. Karena memang mereka siswa tingkat akhir yang fokus untuk mempersiapkan ke jenjang perkuliahan.

Dinara pun fokus kembali menulis tugas nya yang memang belum selesai, tak lama bel istirahat pun berbunyi.

"Ayo kita ke kantin." Ajak Dinara kepada Deon.

Deon pun mengangguk lalu mereka pun berjalan beriringan menuju kantin sekolah.

Setelah mendapat bangku yang kosong Dinara dan Deon segera menuju kesana.

"Kamu mau pesan apa.?" Tanya Deon kepada Dinara yang saat ini sedang melihat sekitar yang terdapat beberapa stand makanan.

"Apa aja deh yang penting pedas, kaya nya enak makan yang pedas-pedas." Ujar Dinara Antusias membayangkan makanan pedas dalam benak nya.

"Baiklah, tapi jangan terlalu pedas ingat. Perut kamu sudah ga kuat pedas." Peringat Deon kepada kekasih nya yang tidak jera oleh makanan pedas, walaupun sering sakit beberapa kali karena makanan pedas. Kekasih nya itu tetap menyukai makanan pedas.

"Iya.. iya gimana kamu aja." Ucap Dinara pasrah. Deon pun segera pergi untuk memesan makanan untuk dirinya dan Dinara.

Sembari menunggu Deon kembali, Dinara sibuk dengan ponsel nya meng-scroll sosial media nya, tapi saat ia fokus dengan ponsel nya Dinara mendengar ponsel Deon berdering beberapa kali. Hingga Dinara sedikit melirik ponsel kekasih nya. Takut nya itu adalah telepon penting. Namun Dinara mengernyit bingung melihat yang terpampang di sambungan telepon tersebut adalah nama wanita yang sama sekali tak ia kenal. Siapa?

"Ini sayang pesanan mu, aku pesan yang tidak terlalu pedas." Dinara masih terdiam tidak menanggapi ucapan Deon. Pikiran nya masih terus memikirkan nama wanita di ponsel kekasih nya tadi.

"Heyy.. kenapa.?" Tanya Deon bingung yang melihat Dinara tidak merespon nya. Dinara pun mengangkat tatapan nya kearah Deon.

"Tadi ada yang menelepon mu." Ucap Dinara datar, ia lalu mulai makan tanpa menunggu kekasih nya.

Deon yang melihat sikap Dinara yang berubah langsung mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menelepon nya.

Sekarang Deon paham kenapa wajah kekasih nya itu tertekuk kesal tanpa melihat nya.

"Siapa.?" Tanya Dinara yang akhir nya angkat bicara setelah melihat dari sudut matanya bahwa Deon tengah melihat ponsel nya.

"Bukan siapa-siapa, dia hanya teman di tempat les ku." Jawab Deon yang sudah duduk di samping Dinara.

"Ga usah mikir macem-macem." Lanjut Deon mengelus kepala kekasih nya lembut. Deon tahu kekasih nya sedang cemburu, raut wajah nya menampilkan segala nya.

"Hmm.." Dinara pun hanya membalas nya dengan gumam an dan melanjutkan kembali makan nya. Walaupun mood nya sudah sangat jatuh karena wanita yang bernama Lily itu.

Deon yang melihat mood kekasih nya masih buruk hanya bisa menghela napas panjang, tidak sekali dua kali kekasih nya itu cemburu. Hampir setiap wanita yang dekat dengan nya dicemburui oleh kekasih nya itu. Namun Deon tidak terlalu mempermasalahkan itu, lagipula Deon hanya menganggap kecemburuan Dinara sebagai tanda sayang padanya.

"Heyy.. lihat aku."

"Aku bukan heyy!" Kesal Dinara yang masih fokus dengan makanan nya.

"Sayang lihat aku." Ralat Deon dengan lembut berucap kepada Dinara yang saat ini tengah merajuk padanya.

Dinara pun akhir nya menoleh kearah kekasih nya itu.

Deon tersenyum kearah Dinara."Kau tahu bukan bagaimana susah nya aku untuk mendapatkan kepercayaan mu.?" Dinara hanya diam menunggu Deon melanjutkan pembicaraan nya.

"Aku tidak akan mengkhianati atau pergi dari mu, meskipun kau yang akan meninggalkan ku sekalipun aku tidak akan membiarkan nya. Sekarang kau mengerti kan rasa cinta ku tidak sedangkal itu."

Walaupun Deon telah berkali-kali menjelaskan ini kepada Dinara yang hampir sering merasa cemburu padanya. Deon tidak akan bosan karena Deon paham perasaan kekasih nya, Dinara hanya terlalu jujur saja dengan perasaan nya.

"Masih kesal.?" Tanya Deon dengan tatapan yang tidak terputus kearah Dinara. Menatap bola mata indah itu yang selalu membuat nya terpana.

"Sedikit." Jawab Dinara dengan cepat.

"Baiklah kalau begitu aku janji besok aku akan menemani mu kemana saja sampai kau puas. Bagaimana.?" Janji Deon kepada kekasih nya itu agar Dinara tidak marah lagi padanya.

"Janji!" Dengan sedikit menggebu Dinara menyodorkan jari kelingking nya kehadapan Deon.

Deon hanya terkekeh melihat kelakuan Dinara yang seperti ini. "Ya aku janji." Ucap Deon menautkan jari kelingking nya dengan Dinara.

"Ya sudah.. sekarang habiskan makanan mu, sebentar lagi bel masuk." Ujar Deon yang baru saja memulai makan nya. Karena sedari tadi dirinya sibuk membujuk Dinara yang kesal padanya.

Dinara pun juga melanjutkan kembali makan nya dengan perasaan yang membaik. Dirinya mulai memikirkan akan kemana ia besok bersama Deon. Walaupun harus menunggu besok tetapi dirinya tidak sabar menunggu.

***

Setelah pulang sekolah Dinara langsung pulang bersama Deon menuju rumah nya, sebenar nya kenapa hari ini dirinya mengajak Deon untuk pergi karena hari ini orang tua nya sudah pulang dari luar negeri. Tapi karena Deon tidak bisa Dinara terpaksa harus berhadapan dengan orang tua nya. Dinara selalu takut jika ada orang tua nya berada di rumah. Lebih baik mereka tidak usah pulang-pulang saja.

"Sayang sudah sampai, kamu masih mau seperti ini terus.?" Dinara yang tersadar lalu melepaskan pelukan nya yang melingkar di pinggang kekasih nya. Dan segera turun dari motor.

"Hati-hati." Ucap Deon sembari mengulurkan tangan nya kebelakang untuk menjadi pegangan kekasih nya. Karena motor nya termasuk motor gede yang notabene nya sudah pasti tinggi.

Dinara lalu melepaskan helm nya dan memberikan nya kepada kekasih nya sembari menunjukkan ekspresi tidak rela karena dirinya harus berpisah dengan Deon. Ditambah dengan kehadiran orang tua nya hari ini semakin menambah kekalutan Dinara.

Sementara Deon yang melihat kekasih nya berekspresi seperti itu hanya tersenyum. Tanpa tahu apa yang menjadi momok paling menakutkan bagi kekasih nya saat ini.

"Besok kau bebas membawa ku kemana pun. Jangan cemberut seperti itu." Elus Deon ke kepala sang kekasih.

Dinara hanya bisa mengangguk pasrah, setidak nya apabila hari ini akan menjadi hari yang berat bagi nya, esok harinya Dinara bisa menikmati hari nya bersama Deon. Dan melupakan kejadian hari ini.

Karena dipikiran nya sudah banyak skenario-skenario mengerikan apabila orang tua nya sudah kembali dari pekerjaan mereka.

"Ya sudah sekarang masuk, jangan lupa makan dan istirahat. Nanti aku kabari kalau sudah selesai dengan kegiatan ku."

"Baiklah.. hati-hati." Ucap Dinara mundur beberapa langkah membiarkan Deon siap-siap dan melajukan motor nya meninggalkan Dinara. Saat dirasa Deon sudah tidak terlihat dari pandangan nya Dinara pun menghela napas berat sebelum melangkah kan kaki nya ke dalam rumah.

Saat Dinara membuka pintu hening masih melanda nya, dengan mencoba tenang Dinara berjalan menuju kamar nya di lantai dua.

Namun baru saja naik beberapa anak tangga Dinara sudah dipanggil oleh suara berat yang ia yakini adalah suara sang ayah. Suara yang bagaikan warning menakutkan di kepala nya saat mendengar nya. Dengan perlahan Dinara pun berbalik badan kearah sang ayah yang kini menatap nya dari bawah sana.

"Kau sudah pulang, bagaimana sekolah mu.?"

"Semua nya baik-baik saja." Ucap Dinara sedikit tidak yakin. Apa yang akan kali ini ayah nya lakukan padanya.

Dengan mengepalkan tangan nya Dinara mencoba menguatkan dirinya sendiri. Walaupun saat ini kedua tangan nya sudah berkeringat dingin akibat memikirkan hal yang selalu menjadi ketakutan nya.

"Daddy dengar sekolah mu mengadakan olimpiade beberapa hari kemarin..."

Dinara hanya mengangguk pelan dengan binar mata yang memancarkan ketakutan kala melihat sang ayah berjalan mendekat kearah nya sembari menautkan kedua tangan dibelakang tubuh nya yang semakin menambah kesan intimidasi padanya.

Dinara rasa nya tidak bisa pergi menjauh karena selain kaki nya lemas, posisi nya yang berada di tengah tangga menambah kesulitan nya untuk melangkah mundur menjauhi ayah nya.

"Tapi sayang kenapa bukan kau yang terpilih." Lanjut sang ayah yang kini sudah tepat berada di depan nya. Dengan tatapan tajam menghunus nya.

"A..aku tidak.. tahu, mungkin siswa itu lebih baik dari ku." Ucap Dinara terbata-bata.

"Justru itu kenapa dia bisa lebih unggul dari mu!" Lengan ayah nya langsung mencengkram pipi nya dengan keras.

Mata nya kini memerah dengan pancaran ketakutan menatap sang ayah yang kini menampilkan ekspresi murka.

"Sa..kit Daddy." Ucap Dinara mencoba melepaskan cengkraman Daddy nya yang justru semakin menguat di pipi nya. Air mata nya telah luruh. Walaupun begitu Dinara tetap menahan sekuat tenaga agar air mata nya tidak semakin keluar, meskipun Dinara harus menggigit bibir nya dengan kuat. Karena ayah nya tidak menyukai anak yang cengeng. Semenjak ayah nya yang semakin menyiksa nya karena dirinya menangis, Dinara tidak mau lagi menangis dihadapan ayah nya meskipun air mata nya terkadang lolos.

"Kalau kau tidak mau selalu disakiti oleh Daddy jadilah anak yang membanggakan, jangan sampai Daddy membuat perhitungan kepada kekasih mu, karena mungkin dia lah penyebab akademik mu menurun." Ucap ayah nya penuh ancaman.

Dinara langsung menggeleng cepat. " Tidak! ini tidak ada sangkut paut nya dengan dia, aku akan berusaha semakin keras kedepan nya. Maafkan aku." Ucap Dinara dengan ketakutan semakin melanda nya. Daddy nya bisa melakukan apa saja itu yang selalu ia takut kan.

"Bagus kalau begitu, jangan sampai Daddy mendengar hal seperti ini lagi kedepan nya. Kau harus menjadi yang paling unggul di sekolah mu, mengerti!"

Dinara mengangguk dengan cepat. Daddy nya lalu melepaskan cengkraman nya dengan kasar dan menyuruh nya pergi dari hadapan nya menggunakan isyarat tangan. Tanpa pikir panjang Dinara langsung berbalik pergi menuju kamar nya, walaupun terseok-seok tapi Dinara tetap melanjutkan. Rasa nya lebih baik kaki nya keseleo seperti ini daripada harus berhadapan lebih lama dengan ayah nya.

Setelah sampai di kamar nya Dinara langsung menutup pintu nya tak lupa mengunci nya dari dalam. Badan nya langsung luruh setelah dirasa aman. Tangan nya bergetar hebat dengan tangis nya yang pecah karena di tahan sedari tadi.

Dinara menutup wajah nya dengan kedua tangan nya tak kuasa untuk menahan setiap perlakuan orang tua nya terutama Daddy nya yang selalu menuntut kesempurnaan bagi nya. Rasa nya selalu miris saat memasuki kamar nya dan melihat hampir setiap sudut nya di penuhi oleh piala, piagam dan medali. Namun dirinya sendiri tidak merasa senang dan bangga dengan pencapaian nya itu.

Dinara tidak pernah mempunyai teman dari dulu, karena dirinya di cap sebagai si ambisius karena fokus nya adalah selalu belajar dan belajar entah di sekolah atau pun di rumah. Menurut mereka kepribadian Dinara itu menyebalkan karena selalu menjadi pusat perhatian guru-guru dan murid lelaki di sekolah nya. Hingga para siswi disana iri padanya dan berakibat menjauhi dan tidak mau berteman dengan nya.

Tapi Dinara tidak terlalu memikirkan itu karena hidup nya lebih penting. Selain karena orang tua nya yang menuntut nya lebih, Dinara mempunyai impian untuk bisa pergi dari cengkraman orang tua nya. Dinara sadar dirinya tidak bisa lepas begitu saja maka dari itu dirinya sekuat tenaga untuk selalu berprestasi. Agar kelak dirinya bisa pergi dengan kemampuan nya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!