Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
...~Happy Reading~...
“Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa la fis samaa'i wahuwas sami'ul alim.”
Lantunan surah yang di ucapkan seorang gadis yang masih berusia belasan tahun sambil mengayunkan serang bayi di gendongan nya terdengar begitu merdu terdengar. Membuat ning Hasna yang baru saja keluar dari toilet kamar adik nya sedikit tercengang dengan senyuman indah yang terbit menghiasi wajah nya.
Cukup lama wanita itu terdiam di ambang pintu, sambil terus menatap gadis yang tadi ia bawa dan mintai tolong guna menjaga sang keponakan. Kini, wanita itu semakin tertegun dan kagum melihat bagaimana keluwesan gadis tersebut.
Bayi yang semula terus menangis hingga membuat nya kesulitan untuk menenangkan nya, namun kini sudah berhenti dan terlihat begitu nyaman berada di pelukan sang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Khalifah.
“Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan menyebut asma Allah, Dzat yang dengan asma-Nya, tidak akan bisa membahayakan apapun yang ada di bumi dan langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Jadi, jangan menangis lagi ya Sayang. Meskipun Mama kamu sudah tidak ada, tapi percayalah Mama kamu pasti akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Dan semua orang yang ada disini, akan selalu menyayangi kamu dan memberikan yang terbaik buat kamu. Jadi jangan sedih lagi ya?”
Setelah melantunkan ayat suci untuk menenangkan sang bayi. Khalifa juga menjelaskan arti dari surah yang ia bacakan kepada sang bayi. Meskipun ia tahu bahwa bayi itu tidak akan paham dan mengerti dengan apa yang ia katakan, tapi setidaknya setelah ia mendongeng cukup panjang lebar, kini bayi itu bisa merasa tenang di gendongan nya.
Terlihat jelas, bagaimana bayi itu kini tengah mendongakkan kepala seolah ingin menatap wajah wanita yang tengah menggendong nya, dengan tangan yang terus menepuk nepuk bibir Khalifa yang terus bercerita panjang lebar.
“Masyaallah, alhamdulillah kamu bisa nenangin Arumi. Makasih ya Khal,” ujar ning Hasna tersenyum dan langsung menghampiri Khalifa.
“Alhamdullilah Ning, walau sedikit sulit,” kata Khalifa sedikit menyengir namun juga merasa lega.
“Tapi, kamu pintar juga ya gendong bayi. Padahal, kamu masih sekolah,” ucap ning Hasna segera meminta baby Arumi agar Khalifa tidak kelelahan.
“Enggak juga Ning, Khalifa sering bantuin kak Maira dan kak Ele jagain bayi dulu. Jadinya sedikit sedikit ngerti lah untuk gendong bayi. Dan juga, tadi sedikit dongeng gitu, belajar dari Kak Yusuf hihihi. Soalnya dulu, kalau Abi nangis pasti Kak Yusuf bakal nenangin Abi pakai cara seperti itu.” Jelas nya panjang lebar, membuat ning Hasna semakin di buat kagum dan takjub dengan apa yang di pelajari Khalifa selama ini.
Gadis cantik nan manis yang selalu terlihat lembut dan juga kalem, pendiam tapi selalu humble dan murah senyum kepada siapapun. Jika boleh jujur, dulu ketika ning Hasna mendapat kabar bahwa adik nya ingin mengajak ta'aruf Maira, dirinya kurang setuju.
Bukan apa, karena ia sangat tahu bahwa Maira cukup bar bar dan juga ya sulit di jelaskan. Meskipun sama sama anak dari abi Mike dan umma Chila, tapi sikap Maira sangat berlawanan dengan Yusuf dan juga Khalifa.
Ning Hasna lebih menyukai Khalifa dan juga Yusuf, hanya saja saat itu Khalifa masih sangat kecil dan juga pilihan adik nya jatuh kepada sosok Maira. Walau pada akhirnya, Hila justru menikah dengan Kirana, yang kini sudah tiada dengan meninggalkan seorang malaikat kecil yang begitu mungil dan menggemaskan.
Oeekkkk
Oeeekkk
Oeeekkk
Baru beberapa detik ning Hasna menggendong baby Arumi, tapi ternyata bayi itu langsung menangis dan meronta seolah tidak ingin berpindah tangan. Tentu saja, hal itu membuat keduanya kembali panik karena suara nya bahkan kini terdengar lebih kencang dari sebelumnya.
Cklek!
Hingga saat suara pintu di buka dengan sedikit kasar membuat kedua wanita yang ada di dalam kamar itu terkejut. Dengan spontan keduanya langsung menatap ke arah pintu dimana sosok seorang laki laki berwajah datar kini tengah menatap keduanya.
Glekk!
...~To be continue .......