Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pacaran
"kakak mau kemana lagi?" cevira melihat kakaknya sudah rapih pagi hari dan tak bilang apapun padanya
Cavero terlihat terburu-buru "kakak mau menemui tifany" jawab cavero lalu pergi begitu saja, dan di depan berpapasan dengan arya
"mau ngapain?" tanya cavero dengan wajah galak pada arya
bukannya takut arya malah tersenyum "tentu saja jemput calon istri untuk kuliah" arya tak akan menyerah dan pasrah pada cavero
"jangan berani sentuh-sentuh adikku atau hilang tanganmu!" ancam cavero pada arya dan lagi-lagi arya menjawab ucapannya dengan sangat santai
"kadang malah adikmu yang minta disentuh" arya membuat cavero tambah emosi dipagi hari ingin rasanya menghajar mulut tak sopan arya
namun waktunya hanya terbuang sia-sia, yang ada adiknya akan marah padanya nanti
"tifany akan kembali ke Indonesia hari ini" ucap arya saat cavero meninggalkan arya yang terus membantah ucapannya
"jam berapa?" cavero kembali lagi meminta penjelasan arya
"sekarang mereka sedang menuju bandara" arya memberitahukan karena ia tahu tifany masih sangat mencintai cavero, dan arya juga melihat ada penyesalan dalam mata cavero
yang membuatnya mengambil keputusan untuk move on dari tifany dan membuka hati untuk cevira, mungkin dengan cara ini bisa membantu untuk tifany dan cavero bersatu
"oke, terima kasih" cavero menepuk pundak arya dan berlari sekuat tenaga keluar apartemen adiknya dan mencari taksi untuk mengantarkannya ke bandara
Sementara arya mengetuk pintu apartemen cevira "sayang, lagi apa?" arya ternyata menenteng satu paper bag berisi sarapan untuk kekasihnya
"mau mandi kak, tunggu sebentar ngga apa-apa kan?" cevira lupa bilang jika jadwal kuliahnya diganti hari karena dosen sedang ada keperluan
"lama juga ngga apa-apa sayang" arya menuju dapur dan mengambilkan piring untuk menyiapkan sarapan
dua burger dan juga dua ice coffe untuk sarapan berdua dan duduk di sofa sambil menonton tv menunggu cevira selesai mandi dan bersiap
"loh, kok belum siap?"
Cevira keluar kamar dan mengenakan kaos serta celana pendek yang tak mungkin dikenakan untuk ke kampus
"maaf, aku lupa bilang hari ini libur dosennya minta reschedule" ucap cevira dan memberikan senyuman terbaik pada arya
"baguslah, sini duduk kita sarapan bersama" arya menepuk sofa disampingnya agar cevira duduk
"kamu bawa ini kak?" cevira tak melihat tadi saat masuk atau karena fokus pada oranya
"iya sayang, siapa lagi kalau bukan aku! Ayo buruan nanti dingin ngga enak" arya menyodorkan satu burger untuk cevira
yang mengingatkan arya pada pertama kali keduanya berkenalan setelah beberapa kali tanpa sengaja bertemu, awalnya cevira sangat cuek dan sulit untuk didekati namun arya merasa perlu memperjuangkan cevira
dan yakin jika cevira jodoh untuknya setelah hatinya kosong beberapa waktu tanpa ada nama yang tertulis didalamnya
Cevira sempat beberapa kali menolak diajak arya bertukaran nomer ponsel apalagi alamat tinggal. Arya tak menyerah terus berusaha mendekati cevira dengan berbagai cara hingga seperti saat ini keduanya saling menyayangi
"kenapa senyum-senyum gitu?" cevira melihat arya belum menyuap makanannya malah entah kemana fokusnya saat ini
"kak!" cevira menepuk lengan arya
"hm, ada apa cev?" arya tersadar dan blank seketika dengan apa yang dipikirkan
"kakak tuh kenapa? Senyum-senyum sendiri" cevira mengulangi ucapannya yang pertama sepertinya hanya angin lewat dan tak didengar oleh arya
"oh, itu aku hanya ingat saat pacarku sedang jual mahal dan minta diperjuangkan" jawab arya lalu tiba-tiba mengecup pipi cevira
"kak, aku bilangin kak cavero ya" cevira langsung salting dengan arya
"bilang aja, nanti biar kita cepat menikah" arya bukannya takut malah senang, memang niatnya pada cevira bukan hanya untuk main-main dirinta tulus dan siap menunggu sampai cevira siap
"ngga jelas!" cevira melanjutkan makannya agar tak makin salting di depan arya
Tentu saja arya tau cevira sedang mengalihkan obrolan, wajahnya memerah sejak arya menciumnya tadi
"makasih ya cev, kamu mau terima aku yang apa adanya" arya menggenggam tangan cevira dan menciumnya
"jangan tinggalin aku ya sayang" arya pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintainya dimasalalu dan tak mau terulang kembali untuk kedua kalinya
Saat ini arya bekerja diperusahaan besar di australia dan gajihnya juga sangat cukup untuk hidup mewah seperti yang cevira biasa jalani
dan juga penghasilan lainya dari keuntungan investasi dibeberapa perusahaan di indonesia
yang membuat arya percaya diri untuk menikahi cevira, dan yakin akan mampu untuk memenuhi kebutuhan cevira
"apaan sih yang, jangan bikin sedih deh" cevira justru terharu dengan ucapan arya hatinya sangat lembut dalam menyayanginya dan juga sikapnya sangat dewasa dan selalu memberikan yang terbaik untuk cevira
"jangan sedih dong, aku ingin kamu selalu bahagia" arya memeluk cevira dan mengecup kepalanya "bau, kamu ngga keramas ya?" ledek arya
"enak aja, ini baru selesai keramas ya" cevira memberikan rambutnya agar arya menciumnya kembali
"oh iya wangi, tadi hidungnya salah paham" ucap arya yang sering membuat candaan menjadikan suasana menjadi seru dan kadang hangat
"kakak ngga ke kantor?" cevira sampai lupa dari tadi mengajak arya ngobrol
"malas sayang, maunya sama kamu terus" arya masih saja membuat cevira tersipu
"kak, ih nanti kalau dipecat gimana?" cevira tak mau karenanya arya bermasalah di kantor
"engga cev, aku ada meeting nanti jam makan siang, temani ya" arya meminta cevira untuk menemaninya bekerja
"ngga ah malu sayang" cevira menolak namun arya masih merayu hingga akhirnya cevira setuju
Lalu keduanya membahas masalah tifany dan cavero, cevira masih penasaran dengan kisah rumah tangga kakaknya dan tifany
Arya menjelasakan dan menceritakan beberapa hal yang diketahuinya baik dari adik tifany, teman atau pun cerita tifany sendiri
"kasihan ya kak tifany, cavero memang bodoh banget jadi orang!" kesal cevira yang tak membela kakaknya setelah mengetahui cerita dari arya
Jika cavero membuat tifany sakit hati karena masih menjalin hubungan dengan lidya setelah menikah dengan tifany
"kita bantu sebisa kita saja, dan lagi pula mereka juga harus saling memahami seperti apa perasaan masing-masing" ucap arya sambil mengelus-elus kepala cevira yang saat ini menyandar di pundak arya dengan nyaman
