NIKAH Paksa Jadi CINTA

NIKAH Paksa Jadi CINTA

Menikah

"Buruan pasang cincinnya, biar acaranya cepat selesai!" Cavero memasangkan cincin pada tifany

Dan sebaliknya tifany juga memasangkan cincin pada cavero. keduanya baru saja resmi sebagai pasangan suami istri

Dalam pesta mewah dan penuh dengan tamu undangan. Keduanya nampak tak bahagia tak seperti pengantin pada umumnya

"senyum dikit, banyak orang yang lihat!" tifany menggandeng tangan cavero dan mendekat

Cavero melepaskan tangan istrinya " lepasin, ngga usah drama sama saya!"

tifany melirik tajam pada cavero dan melepaskan tangannya sambil tetap tersenyum. Meski getir dalam hatinya namun ada nama keluarga yang dijaganya

tamu satu persatu menyalami tifany dan cavero baik kenalannya maupun dari orang tua, tak terkecuali lidya mantan pacar cavero

"selamat ya cav, aku harap kamu bahagia dengan cara menyakitiku seperti ini" lidya menyalami tifany dan juga cavero

Cavero menahan tangan lidya "tunggu li, semua belum berakhir. Aku akan jelaskan nanti!" cavero tak mengindahkan lirikan dan senggolan dari tifany

Lidya meninggalkan gedung pernikahan mantan kekasihnya. cavero makin tak tenang melihat lidya meneteskan air matanya.

"kapan acaranya selesai?" cavero melihat jam di tangannya sambil melihat sekeliling berharap lidya belum pergi

mama melia mendekat ke cavero " ada apa cav?"

Melihat anaknya sejak tadi seperti tak tenang. Sejak mantan kekasihnya datang

"engga ma, cuma capek aja. Iya kan tifany?" cavero memberikan kode pada istrinya agar mengiyakan ucapan cavero

"iya tante, tifany lelah mau cepet selesai acaranya" tifany menurut saja karena malas berdebat dan juga dia memang lelah dan segera usai dari drama pernikahan ini

"kok tante sayang, mama dong sekarang! Ya sudah kalian ke kamar aja kalau begitu. tamunya juga sudah mau pulang kok!" ucap mama melia

tifany mengangguk "iya ma, tifan sama cavero ke kamar dulu" dengan senyum palsunya tifany tetap berpamitan pada ibu mertuanya

Dan juga menghampiri mamanya dan mengatakan hal yang sama " mami tifany ke kamar dulu ya capek, cavero juga kurang enak badan katanya

"ya sudah, nanti mama bilang sama papimu. Istirahatlah kalian nanti mami bilang kalau mau pulang" ucap mami yuanita

"iya mi" tifany mengajak cavero ke kamar hotel yang sudah disiapkan untuk pengantin baru

Setibanya dikamar cavero melepaskan jas yang dikenakan lalu membuangnya ke sembarang arah. Lalu menggulung kemejanya dan melangkahkan kaki

"mau kemana kamu?" tifany menegur cavero yang tak bicara sepatah katapun padanya

Cavero tak menghiraukan pertanyaan tifany dan tetap keluar dari kamar.

tifany kesal namun juga merasa senang, pasalnya tak perlu pura-pura ataupun melihat wajah yang membuatnya ingin marah

Setidaknya tifany bisa beristirahat dengan tenang.

Ketukan pintu kamar terdengar saat tifany merebahkan badannya dengan nyaman dan bermain ponsel

Dilihatnya dari kaca ternyata sahabatnya yang datang dan tifany segera membukakan pintu kamarnya.

"mana laki mu?" tanya elsa pada tifany saat tak melihat batang hidung cavero. "saya pikir kalian sudah iya-iya" lanjut elsa

"brisik banget ada apa?" tifany malas membahas cavero yang tak jelas baginya. "Bagaimana keadaan arya?"

"jangan pikirkan pria lain fan, kamu kan udah menikah biar bagaimanapun sekarang kamu sudah istri orang!" elsa memberikan nasehat pada sahabatnya

tifany mendengus dan menghembuskan nafas kasarnya " aku bukannya mikirin arya sa, tapi aku kasihan sama dia sampe mau bunuh diri kata tante nilam"

Tifany merasa bersalah akibat pernikahan tiba-tibanya dengan cavero membuat sang kekasih hati hampir saja kehilangan nyawanya

Tifany tak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini

"kamu tenang saja arya baik-baik saja kok! Nanti aku yang temui dia dan melihat arya. Sekarang fokus pada kehidupanmu yang baru" elsa ingin tifany tak banyak beban pikiran

Dan tak dianggap istri yang selingkuh karena memikirkan mantan kekasihnya

"ngomong-ngomong kemana cavero?" elsa celingukan ke sudut-sudut kamar hotel yang sangat luas masih tak nampak suami dari tifany itu

"di kamar mandi atau keluar fan?" elsa takut cavero dengar dan marah karena membahas mantan pacar istrinya

"pergi entah kemana, biarkan saja aku butuh istirahat tanpa muka ngeselinnya dia" tifany memejamkan mata

Rasanya ingin menangis tapi semua sudah terjadi

"kalau begitu kamu istirahat saja dulu, lalu mandi yang wangi dan pakai baju yang aku belikan!

Sebentar lagi pasti suamimu datang. Jangan buat kecewa dimalam pertama" elsa terus tertawa mengingat usianya dan tifany saat ini masih dua puluh tahun dan masih belum lulus kuliah

"belajar dari mana otak mesum mu itu? Aku ngga mau! Enak aja pergi tanpa pamit pulang mau enak-enak. Ogah banget gue!" tifany kesal

Ada perasaan takut juga dalam hatinya, bagaimana kalau cavero tiba-tiba pulang dan beneran minta hak nya sebagai suami. usia cavero saat ini sudah tiga puluh tahun

Perbedaan yang cukup jauh untuk keduanya

"malah bengong! Jangan dibayangin tapi dirasain. Nanti sharing ya gimana rasanya malam pertama dengan pria tampan dan mapan"

Elsa malah kegelian sendiri membayangkan apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya saat suaminya datang

"udah sana pulang deh! Makin ngga jelas nih pikiranku" ucap tifany

Elsa menatap tifany dengan senyuman menggoda " oke, aku pergi sekarang jangan lupa berbagi ilmu pada yang cupu ini" elsa pamit lalu keluar kamar pengantin yang sangat mewah dan juga luas itu

Selepas elsa pergi tifany makin tak bisa membendung air matanya. Bagaimana nasibnya nanti masih muda sudah menikah dengan orang yang tak dicintainya pula

Bayangan-bayangan menghantui pikiran tifany dan saat yang sama para orang tua datang ke kamar tifany dan cavero

mama melia dan mami yuanita masuk lebih dulu ke kamar dan disusul para suami yaitu

Papa hilman dan papi malik yang juga masuk ke kamar pengantin

"cavero mana fan?" tanya mama melia yang tak melihat anaknya berada di kamar bersama sang menantu

"ada kok ma, em maksud tifany sedang keluar tadi mau ke minimarket ma ada yang mau dibeli!" ucap tifany sedikit gugup

Bingung apa yang mau dikatakan pada pada orang tua jika setelah menikah ditinggal suaminya entah kemana

"oh, papi paham! Ya sudah besan kita sudah waktunya pulang dan beristirahat. Biarkan anak muda melakukan tugasnya" ucap papi malik pada papa hilman dan mama melia

"iya benar sebaiknya kita segera pulang saja, takutnya cavero datang kita malah mengganggu" mama melia tertawa geli

Kebahagiaan nampak pada wajah orang tua yang banyak mengharapkan pada anak-anaknya. Sedangkan sebaliknya tifany takut menyakiti hati orang tuanya nanti jika tahu apa sebenarnya yang terjadi

"iya sebaiknya kalian pulang, besok tifany dan cavero pulang ke rumah juga!" ucap tifany agar tak banyak lagi berbohong untuk menutupi keberadaan cavero yang tak tahu dimana saat ini

Kedua orang tua tifany dan mertuanya pergi meninggalkan tifany sendiri yang sedang menunggu suaminya

Terpopuler

Comments

Umi Raihan

Umi Raihan

ok mampir kaka

2024-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!