Menceritakan seorang remaja yang bertekad untuk bertahan hidup apapun caranya. Kenapa harus begitu ? Karena dirinya telah berpindah ke dunia lain.
Cerita ini masih berlatar Multiverse dari cerita 'Pindah Dimensi Lain'.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 : Berujung Kematian.
Pertarungan terus berjalan, mungkin sudah ada 20 menit Dika dan werewolf betina itu saling beradu kekuatan. Semua tinju dan tendangan hampir sama-sama imbang, kali ini werewolf ini mulai terlihat lebih unggul. Bagaimana tidak ? Karena dasarnya Dika hanyalah Ras manusia sedangkan werewolf termasuk Ras monster dari spesies hewan yang berbeda.
Dugh...!!
Sebuah hantaman lutut mengenai perutnya Dika. Dika mendapat serangan itu juga karena ia merasa tenaga dan energi mananya terpakai banyak. Dan hasilnya, dia terpental sepuluh meter, dan menghantam dinding goa.
Luka goresan, dan sobekan baju dimana-mana, darah tak hanya keluar dari luka goresan di kulitnya, tapi ia juga memuntahkan seteguk darah. Pandanganya mulai memudar, yang jelas werewolf betina itu berjalan pelan ke arahnya sambil terkekeh. Dengan pelan, Dika bangkit berdiri, semuanya telah ia kerahkan.
Dika mulai berandai-andai kalau saja dirinya bisa menggunakan sihir dengan baik, meski tetap kalah dari werewolf ini, setidaknya dirinya bisa memberikan luka yang tak biasa. Dan kini, remaja itu tengah berdiri berhadap-hadapan dengan sosok werewolf betina.
Jarak mereka hanya dua meter dari tempatnya, tak hanya berhadapan, tapi juga saling melempar pandangan. Dika hanya memandang lemas karena sisa tenaganya yang mendukung sedangkan werewolf betina ini memandangnya dengan tatapan tajam dan disertai senyuman menyeringai.
"Kau mau apa ? Mau bunuh aku ? Sudah bunuh sajalah, aku udah bosen." ucap Dika dengan lemas.
Ya, itulah perkataan jujur dari sosok remaja yang benar-benar sudah tidak tahan lagi karena selalu bernasib sial. Disisi lain, werewolf itu tak merespon ucapan remaja ini, dia malah terkekeh saja. Tak terima melihatnya, Dika segera maju dan akan melayangkan tendangannya, kali ini kerahkan sebisanya, setidaknya memberikan serangan terakhir sebelum ia kehilangan nyawa..
Melihat sosok remaja yang di depannya ini akan melayangkan tendangan ke atas, dengan cepat werewolf itu segera menyilangkan kedua lengan tangannya untuk menahan serangan.
Duagh...!!
Dan ternyata, tendangan Dika berhasil mengenai kepalanya di bagian kiri. Bahkan werewolf itu terbelalak tak percaya, padahal ia sudah mengambil posisi bertahan, tapi bisa-bisanya tendangan remaja ini berhasil mengenai kepalanya. Meski gerakannya cepat, jelas sekali dia bisa melihatnya, tapi kalau diingat-ingat lagi tendangan barusan seakan-akan berbelok dan pandangannya.
Dika tersenyum kecil karena serangan kakinya berhasil mengenainya, tentu saja ia tak lupa menggunakan energi mananya untuk menambah damage tendangannya. Dan ia bisa melihat sosok werewolf itu terdorong beberapa meter. Meski hanya tendangan, ia sangat yakin kalau serangannya barusan pasti rasanya sakit.
Sedangkan disisi werewolf betina, ia merasakan rasa sakit di pipinya. Sebuah tendangan dari manusia yang kondisinya tak sebaik dirinya bisa membuatnya terdorong ? Sungguh tidak terima, dia langsung melesat dan mencengkram kerah baju remaja itu.
Bughh...!! Bughh...!! Bughh...!! Bughh...!!
Dika yang kerah bajunya dicengkeram dan diangkat, ia dipukuli berkali-kali oleh lawannya ini. Saat ini remaja itu hanya bisa bertahan dan menutup kepalanya dari semua pukulan yang terus datang padanya.
Tiba-tiba sebuah hantaman yang sangat-sangat keras menyerang perutnya. Lagi dan lagi itu membuatnya memuntahkan seteguk darah. Lalu terlemparlah dia dan menabrak dinding goa, kini kondisinya sudah sangat babak belur. Werewolf itu masih belum merasa puas, ia berjalan menghampiri mangsanya dengan disertai aura membunuh yang luar biasa pekat.
Setelah berdiri di dekatnya, werewolf itu meraih tangan kanannya Dika, lalu tubuhnya diinjak. Monster serigala itu menarik tangan remaja itu dengan keras.
"Hei..! Apa yang kau lakukan ?!?" teriaknya dengan panik.
Werewolf itu tersenyum melihatnya, lalu salah satu tangannya bergerak seperti tebasan pedang. Slash....!!
"Aaaarrrggggghhhh...!!"
Teriakan kesakitan yang tak biasa, sudah bukan dibilang sial lagi ini lebih parah dari dugaannya, karena bagian kanan dari lengan hingga tangan remaja itu terputus dari badannya. Tak hanya rasa sakit luar biasa, banyak sekali darah mengalir keluar dengan deras dari lukanya.
Entah mengapa tiba-tiba Dika bisa bangkit dan bergerak menjauh untuk menjaga jarak. Lalu ia segera mengarahkan tangan kirinya ke bahu kananya yang terus mengeluarkan darahnya. "Semua keadaan yang merupakan milik Maha Kuasa Yang Agung, berikanlah keajaiban untuk memulihkan mereka agar kembali dalam keadaan pulih, Healing...!!!"
Dengan panik Dika mengucapkan matra salah satu sihir penyembuhnya, lagi pula hanya mantra ini yang bisa ia gunakan, karena mantra penyembuh yang lain selalu gagal. Meski bukan mantra mengembalikan luka atau bagian lengan dan tangan kanannya yang putus, setidaknya dengan mantra healingnya bisa menutup luka besarnya dan menghentikan pendarahan.
Dan benar saja mantra penyembuhnya berhasil, dengan nafas naik turun Dika pun terjatuh berlutut. Habis sudah tenaga dan energi mananya sudah akan mencapai batasnya. Ia memandang lemas ke arah werewolf betina itu yang masih diam ditempatnya dengan memegang lengan tangan kanannya yang sudah terputus dari tubuhnya.
Dika terbelalak dengan tubuh gemetaran, karena tiba-tiba ia diperlihatkan pemandangan yang kejam, yang dimana lengan tangan kanannya itu tengah dimakan oleh werewolf yang tak punya perasaan. Sungguh perbuatan yang tak bisa diterima, tapi apa daya, dirinya sudah tak bisa berbuat apa-apa.
Saat mencoba berdiri, tiba-tiba ia terjatuh duduk karena sudah lemas dan tak ada tenaga. Kini hanya diam menunggu werewolf betina itu datang lagi padanya. Bughh...!! Sebuah bogem mentah menghantam wajahnya, dan itu membuatnya terdorong hingga menabrak dinding lagi.
Tak terkejut lagi, karena setelah memakan habis daging tangannya kanannya Dika, werewolf itu langsung bergerak cepat dan memukul wajah remaja itu. Habislah sudah, tak ada harapan lagi, kini cukup diam dan menderita karena pastinya werewolf itu akan menyiksanya dulu sebelum membunuhnya.
Tapi dalam hatinya, ia memiliki satu harapan. Bukan kekuatan yang tiba-tiba datang dari dalam dirinya, melainkan keselamatan untuknya, ia tak mau tersiksa, ia masih ingin hidup dan menikmati masa-masa mudanya. Sungguh sial karena harus mati diusia remaja, lalu ia bergumam. "Kalau aku bisa selamat, aku akan giat berlatih."
Dika pun menutup kedua matanya, ia siap menerima semuanya meski berujung kematian. Dan benar saja, werewolf itu bergerak maju dengan cepat, dia berencana akan menghancurkan kepalanya remaja itu dengan cengkeramannya.
Duagh...!!
Tiba-tiba werewolf itu terlempar dan terpental, lalu menghantam dinding goa dengan keras, dan berhasil membuatnya muntah seteguk darah. Sungguh mengejutkan, karena tiba-tiba ada sebuah bogem mentah datang menghantam perutnya.
"Wah, lihat serigala ini, dia benar-benar ganas rupanya."
Terdengar suara asing di indra pendengarannya. Lalu pandangannya melihat 3 sosok asing yang sudah berdiri di depannya. Tapi karena sudah di batasnya, Dika pun menutup kedua matanya karena pingsan, ia sudah pasrah, setidaknya biarkan dirinya beristirahat sejenak jika ajal benar-benar menjemputnya.
lanjutkan