Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencintai dalam diam
"Apa?",tanya Dave dengan tatapan dinginnya
membuat Juwita menelan salivanya kasar.
"Aku--
"Kamu ingin menikahi bajingan itu besok.Silahkan!jika itu pilihanmu,pergilah sekarang!",ujar Dave.
"Bu-bukan itu maksud saya P-pak.Saya akan pergi ke suatu tempat",jawab Juwita dengan susah payah menahan rasa takutnya melihat tatapan dingin namun tajam dari Dave.
"Dan kamu akan berakhir kembali di club' seperti tadi",skak Dave membuat Juwita menggeleng cepat.
"Tidak P-pak saya akan pergi ke rumah Nenek saya",jawab Juwita.
"Dasar gadis bodoh.Kamu pikir Papamu tidak akan mencarimu kesana?. Tetaplah sementara waktu disini lusa kamu akan aku serahkan pada Pak Zaki agar bisa melindungimu",ujar Dave lalu melangkah meninggalkan Juwita dengan membawa gelas berisi kopi miliknya.
Juwita terdiam,apa kata Dave tadi?.Ia akan diserahkan pada sepupunya itu sama saja percuma.Ia yakin sepupunya itu pasti membantu Papanya.
Tapi dengan tinggal disini ia rasa tidak mungkin, tidak baik untuk hatinya yang sejak awal sudah menyukai Dave.Tapi pria itu begitu dingin dengannya bahkan terkesan tak peduli.Jika ia tinggal lebih lama dan satu atap dengan pria itu membuatnya frustasi.Cintanya begitu besar untuk Dave namun sebisa mungkin ia menyimpannya dan bersikap biasa saja pada pria itu meski dadanya bergejolak.
Biarlah ia mencintai dalam diam,dia juga sadar diri karena pria tampan seperti Dave pasti menginginkan wanita yang sempurna dan memikat seperti kekasih pria itu yang tadi siang ia temui di kantor pria itu.
Dia hanyalah gadis biasa, dia juga tak secantik kekasih Dave oleh sebab itu ia sadar diri menggapai Dave itu sesuatu hal yang tak mungkin.Pria itu begitu sempurna, sesempurna parasnya yang begitu memikat wanita manapun.
Dave memiliki ketampanan yang begitu paripurna bagi Juwita.Pria yang memiliki warna kulit tan itu membuat seorang Juwita Adelia begitu memujanya.Tapi sayangnya untuk mendekati pria itu sangat sulit.
Juwita mencuci mangkuk bekas makannya lalu meletakkan kembali ke rak piring.Gadis itu melangkah menuju kamar tamu yang menjadi kamarnya malam ini.
Gadis itu duduk di bibir ranjang menatap foto Dave yang diam diam dia ambil saat mereka melakukan meeting bersama klien saat beberapa bulan yang lalu.Gadis itu menarik bibirnya membentuk bulan sabit.Juwita terpaksa memodel pesawatkan ponselnya agar bisa melihat gambar Dave.
"Aku akan tetap mencintainya Tuhan,dalam diamku",batin Juwita meraba foto pria itu di ponselnya.
Juwita mengehela nafas panjang,matanya tak kunjung merasa kantuk.Ia tau saat ini kedua orangtuanya mencari keberadaannya.Tapi ia ingin egois sekali ini demi kebahagiaannya kelak.Jika pun nanti bukan Dave yang menjadi suaminya namun pria itu memiliki tempat di hatinya.Sampai kapanpun itu,ia akan tetap mencintai pria yang sudah mencuri hatinya itu.
Juwita hanya berharap untuk sekali saja ia diberikan kesempatan untuk bersama pria itu.Satu kali saja cukup bagi Juwita,ia akan sangat bahagia sekali.
Sementara itu dikamarnya Dave sibuk dengan beberapa berkas ditangannya.Pria yang gila kerja itu tampak begitu serius dengan kacamata baca yang bertengger dihidung mancung pria itu.
Andai Juwita melihat pria itu sekarang sudah dipastikan gadis itu meleleh dibuatnya.Tapi saat ini hanya ada pria itu dengan laptop yang ada diatas pangkuannya.
Dave menyelesaikan pekerjaannya,dan tersenyum tipis saat melihat foto seseorang yang menjadi wallpaper layar laptopnya.
Pria itu menutup laptopnya lalu melangkah ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci wajahnya sebelum tidur.Besok pagi ia harus ke perusahaan pusat untuk melakukan meeting.
***
Juwita membuka pelan kedua matanya menatap sekeliling kamar.Ternyata ia tidur dalam keadaan meringkuk di bibir tempat tidur.Ia menyalakan ponsel yang masih di dalam genggamannya.Gadis itu tersenyum saat melihat gambar Dave di layar ponselnya.
Gadis itu melihat jam di sudut atas ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 08:30 pagi.Ia terperanjat,bangun kesiangan.Ia yakin Dave pasti marah padanya karena bangun kesiangan.Buru buru gadis itu turun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Namun saat ia keluar dari kamar mandi gadis itu menyadari jika ia tak memiliki pakaian ganti.
Juwita memeriksa lemari berangkali ada pakaian yang bisa ia pakai.Hanya sebuah kemeja oversize, tanpa pikir panjang gadis itu mengambilnya lalu memakainya.
Kemeja itu hanya menutupi separuh pahanya saja karena ia memiliki tingkat tubuh yang cukup tinggi.Gadis itu membuka pintu kamar dan mendapati pelayan yang berhilir mudik mengerjakan pekerjaannya masing-masing.
Juwita menatap kearah tangga dimana kamar Dave berada berharap pria itu belum berangkat karena ia tak yakin Dave masih berada di mansion jam segini.Pria itu sangat menghargai waktu.
"Anda sudah bangun Nona",ujar seorang pelayan menghampiri Juwita.
"Ah iya Bik.Di--
"Tuan Dave sudah berangkat pagi pagi sekali dan Tuan meminta saya untuk melayani anda",ujar pelayan itu ramah.
"Oh..."
"Ini ada beberapa pakaian untuk anda Nona",ujar pelayan itu memberikan paper bag yang ia genggam pada Juwita.
"Untuk saya?",tanya Juwita.
"Iya...tadi sekretaris Pak Dave yang mengantarkannya ke sini",ujar pelayan.
"Terimakasih ya Bik,saya berganti pakaian dulu",jawab Juwita.
"Sebaiknya begitu Nona",balas pelayan itu yang tersenyum melihat pakaian yang dipakai Juwita.
Para pengawal pria sedari tadi menunduk saat karena tak berani menatap Juwita dengan pakaian seperti itu.Mereka pikir Juwita adalah calon Nyonya di Mansion ini jadi mereka merasa tak boleh menatap Juwita dalam keadaan seperti itu kecuali Tuan mereka yaitu Dave.
Juwita kembali keluar dari kamar,wanita itu melangkah menuju dapur untuk membuat makanan karena perutnya saat ini sangat lapar sekali.
Tak ada pelayan yang ia temui disana,gadis itu membuka lemari pendingin lalu mengeluarkan bahan untuk membuat nasi goreng.Hanya itu makanan yang bisa ia masak karena perutnya begitu sangat lapar sekali.
"Apa yang anda lakukan?",tanya seorang pelayan yang berkacak pinggang.
"Membuat nasi goreng,Bik",jawab Juwita tanpa menoleh karena sibuk mengaduk nasi gorengnya di wajan.
"Beraninya kamu menyentuh dapurku",ujar pelayan itu.
Juwita mematikan kompor lalu menatap pelayan yang memakai pakaian putih yang Juwita yakini adalah Cheff di mansion ini.
"Maaf...",cicit Juwita.
"Aku tidak mau tau bersihkan kembali dapur ini!",ujar pelayan itu tegas.
"Ba-baik...",jawab Juwita.
"Ada apa ini Mela?",tanya seorang wanita yang merupakan kepala pelayan di mansion ini.
"Nona apa yang anda lakukan?",pekik kepala pelayan itu pada Juwita yang sedang mencuci wajan di westafel.
"Aku--hanya membersihkan dapur ini lagi sesuai perintah Bibik itu",jawab Juwita menunjuk Mela.
"Mela apa yang kau lakukan?,kau bosan bekerja disini hingga memerintah tamu dari Tuan Dave",ujar kepala pelayan itu menatap tajam Mela.
"A-apa?"
...****************...