“ Pak tolong lepaskan. “ Ucap Kezia ketakutan, ia sudah menangis saat ini. Kezia sudah berteriak tapi tidak ada satu orang pun yang mendengarnya karena tidak ada satu orang pun berada di sekitar Kezia. Kevin tidak menghiraukan tangisan Kezia, ia tetap menarik Kezia dengan paksa untuk memasuki apartemennya.
Saat mereka sudah berada di depan apartemen pria itu, Kevin dengan keadaan mabuk dapat membukanya dengan mudah dan kemudian menarik Kezia memasuki apartemennya. Di situ ketakutan Kezia terjadi, mahkotanya yang sudah ia jaga selama 22 tahun direnggut paksa oleh pria mabuk itu. Kezia rasa hidupnya sudah berakhir sekarang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIRAKSA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 : PELUKAN HANGAT
Kezia menghela nafasnya perlahan, mendudukkan bokongnya di sofa ruang tengah rumah itu. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa, ia sangat mengantuk sekarang. Sekarang ia sudah berada di rumah Kevin. Setelah lelah berdebat dengan Kevin, akhirnya Kezia menyetujui usul Kevin tentang pindah rumah walaupun atas unsur paksaan. Mau bagaimana lagi, sepertinya Kevin tidak bisa dibantah. Perintah pria itu harus terlaksana. Kezia mulai memejamkan matanya lalu mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Tak berapa lama, Kezia langsung tertidur dengan lelapnya. Entah kenapa belakangan ini ia sangat sering kecapekan dan mengantuk, mungkin karena Kezia sedang mengandung sekarang.
Setelah mengangkat beberapa barang Kezia yang sebenarnya tidak banyak ke dalam kamar yang akan mereka tempati di rumah ini, Kevin memutuskan untuk mencari Kezia yang sudah menghilang dari pandangannya sekitar 30 menit yang lalu. Tadi Kezia mengatakan ingin mengambil ponsel yang tertinggal di dalam mobil. Tapi sampai saat ini Kezia belum juga datang.
“ Kez– “ Kevin menghentikan panggilannya saat melihat perempuan itu telah tidur dengan meringkuk di sofa. Kevin berjalan dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara yang akan membangunkan Kezia. Ia menghentikan langkah kakinya saat berada di depan Kezia. Kevin dapat melihat wajah polos Kezia yang sedang tidur dengan tenang. Ia merasa Kezia bukanlah tipikal perempuan yang suka memakai riasan tebal atau mungkin ia tidak memakainya sama sekali. Wajah Kezia saat ini terlihat polos tanpa apapun, ia mungkin hanya memakai lipstik tipis di bibirnya. Kezia juga bukan perempuan yang sangat cantik seperti perempuan yang pernah Kevin temui tapi entah kenapa Kevin sangat ingin menatap wajah Kezia lama lama. Saat ini Kezia tidur dengan mulut yang sedikit terbuka yang membuat Kevin benar benar ingin mengecupnya sekarang juga. Tapi sebelum hal yang ada dipikiran Kevin terjadi, ia segera menghentikan kegiatannya yang menatap Kezia.
Kevin mendudukkan dirinya di sofa sebelah kanan Kezia. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Bisa bisanya ia berpikiran untuk mengecup perempuan yang sedang tidur. Ia pasti sudah gila sekarang. Kevin mengedarkan pandangannya pada sekeliling. Rumah ini merupakan rumah yang ia beli 6 bulan yang lalu. Kevin tidak pernah membayangkan rumah dua lantai bergaya modern yang ia beli asal akan ia tempati dengan perempuan yang akan menjadi istrinya. Kevin melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 07:00 dan mereka belum makan sama sekali. Ia merogoh ponsel yang berada di kantong celananya untuk memesan makanan. Pembantu yang Kevin pekerjakan untuk membersihkan dan mengurus rumah ini masih belum datang hari ini. Kevin meminta kepada mamanya untuk mempekerjakan bi Rumi di rumahnya, dan bi Rumi akan mulai bekerja besok. Oleh karena itu untuk makan malam ini Kevin memilih untuk memesan secara online karena ia juga sedang malas untuk keluar. Beberapa hari ini Kevin benar benar disibukkan dengan urusan pekerjaan dan pernikahannya. Kevin memesan banyak makanan karena ia tidak tahu apa yang Kezia ingin makan untuk makan malam.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan Kevin datang juga. Ia mulai menata makanan tersebut di meja makan. Saat sudah selesai Kevin melangkahkan kakinya menuju Kezia yang masih tidur dengan lelapnya.
“ Kezia “ Panggil Kevin sambil mengguncang bahu Kezia dengan pelan.
Kezia yang mendapatkan guncangan di bahunya dengan perlahan membuka matanya, ia mengerjapkan matanya perlahan. Kini Kezia dapat melihat Kevin berdiri di hadapannya. Kezia mengubah posisinya menjadi duduk.
“ Ada apa? “ Tanya Kezia setelah sepenuhnya sadar dari mimpi.
“ Saatnya makan malam “ Setelah menjawab, Kevin langsung melangkahkan kakinya menuju meja makan meninggalkan Kezia yang masih sibuk menguap. Ia kemudian bangkit dari duduknya lalu mengikuti langkah Kevin menuju meja makan. Setelah sampai di meja makan, Kezia dapat melihat beberapa jenis makanan yang sudah ditata dengan rapi di atas meja.
“ Kenapa ada banyak sekali makanan? “ Tanya Kezia, ia mendudukkan dirinya di kursi depan Kevin.
“ Saya tidak tahu makanan apa yang ingin kamu makan, jadi saya memesan semua makanan ini. “ ucap Kevin sambil menunjuk makanan di atas meja dengan dagunya.
“ Kamu benar benar orang kaya. “ Ujar Kezia sambil tangannya mengambil nasi goreng yang ada tepat di depannya. Menu yang sama seperti yang Kevin pilih. Melihat banyaknya makanan di depan Kezia membuatnya geleng geleng kepala. Ia harus berpikir berkali kali untuk boros, tapi bisa bisanya pria di hadapannya ini membeli banyak makanan hanya karena tidak tahu apa yang Kezia inginkan.
Kezia dan Kevin menikmati nasi goreng mereka dalam diam. Tidak ada yang inisiatif memulai pembicaraan. Kezia menghabiskan makanannya tanpa sisa. Selama ia hamil, ia memiliki nafsu makan yang cukup tinggi walaupun masih mual di pagi hari. Setelah mereka berdua menyelesaikan kegiatan makan malam mereka. Kezia mulai bangkit untuk menaruh piring mereka di wastafel lalu mencucinya.
“ Biar saya saja “ Kevin menahan tangan Kezia yang akan meraih piring bekas mereka. Kevin melangkah menuju wastafel dengan piring kotor di tangannya. Sebelum mencuci Kevin menggulung lengan kemejanya.
“ Sepertinya kamu sudah sering melakukannya “ Ujar Kezia saat melihat Kevin yang mencuci piring dengan santai. Seolah olah ia sudah biasa melakukannya, jadi ia tidak merasa asing lagi.
“ Saya tinggal sendiri di apartemen, jadi saya sudah biasa melakukan pekerjaan rumah “ ucap Kevin yang mendengar celetukan perempuan yang sedang duduk di belakangnya itu. Kezia yang mendengar ucapan Kevin sedikit kaget. Kevin orang kaya, benar benar sangat kaya. Mengetahui bahwa pria itu sering melakukan pekerjaan rumah membuat Kezia sedikit kagum. Padahal bisa saja dengan uang pria itu yang Kezia rasa memiliki minimal tak terbatas untuk membayar jasa orang lain agar membantu membersihkan tempat tinggalnya.
“ Kenapa tidak mempekerjakan pembantu saja? Bukannya hal itu cukup mudah untuk mas lakukan. “
“ Saya tidak suka orang asing memasuki tempat yang menurut saya sangat pribadi. “ Jawab Kevin yang sudah menyelesaikan cuciannya. Ia mengeringkan tangannya dengan kain yang berada di dekatnya.
“ Lalu kenapa kamu membawa ku ke dalam apartemen mu saat itu? “
Mendengar ucapan Kezia membuat Kevin menghentikan gerakannya yang sedang mengeringkan tangannya. Ia berbalik untuk melihat Kezia. Ia dapat melihat Kezia yang sedang duduk menatapnya dengan mata yang berkaca kaca. Rasa bersalah seketika menjalar di hati Kevin. Ia melakukan kesalahan yang sangat fatal. Kevin merutuki kebodohannya dalam hati. Hanya karena tingkah bodohnya, ia membawa seorang perempuan yang tidak bersalah ke dalam takdirnya dengan paksa. Ia benar benar merasa bersalah sekarang. Tanpa mampu berpikir Kevin merengkuh tubuh Kezia yang terlihat sangat rapuh. Kezia menangis tersedu sedu di dalam pelukan hangat Kevin. Kevin tidak berusaha untuk menenangkan Kezia, untuk saat ini ia ingin Kezia menumpahkan segala kesedihannya pada Kevin.
“ Maafkan saya, Kezia “