Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hun Fao
Suara air menetes satu persatu menggema di sebuah ruangan agak gelap, ruangan gelap dan sangat lebar itu hanya di terangi oleh beberapa cahaya yang bersumber dari sebuah batu berwarna hijau terang, namun cahayanya sedikit redup. Selain suara air yang menetes yang terdengar, suara batuk keras juga sering terdengar menggema mengisi seluruh ruangan tersebut.
Liu Bai yang sudah tidak sadarkan diri selama semalaman penuh akhirnya mendengar suara tetesan air dan batuk keras dari suara seorang pria, secara perlahan-lahan dia membuka matanya, dan pandangannya yang agak buram secara mulai terasa jelas, tentunya yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit dari tanah dan bebatuan yang agak terang namun dengan cahaya hijau redup.
Liu Bai masih belum menyadari apa-apa selain menatap dinding langit tersebut, dia masih menatap tanpa memikirkan apapun seolah-olah jiwanya belum kembali sepenuhnya, dan setelah beberapa saat dia baru ingat jika dirinya sempat melakukan bunuh diri.
“Apakah aku sudah mati?” gumam Liu Bai.
“Kau sudah bangun ternyata, uhuk-uhuk!”
Saat Qian masih memikirkan dirinya yang menanyakan dirinya sudah mati atau belum, sebuah suara pria sepuh terdengar menyapanya yang di akhiri dengan suara batuk beberapa kali.
Liu Bai menoleh ke arah sumber suara tersebut dan melihat seorang pria paruh baya dengan jubah hijau tua sedang duduk bersila di atas sebuah batu, Liu Bai juga melihat batu hijau bercahaya redup yang menerangi ruangan tersebut.
Setelah beberapa saat Liu Bai akhirnya pulih dari pikirannya, dia meraba wajah dan seluruh tubuhnya yang masih utuh, dan mencoba mencubit kulit lengannya dengan keras.
“Awh! Ternyata ini bukan mimpi ataupun alam lain, aku masih hidup? Tapi bagaimana mungkin?”
Liu Bai bangkit dan duduk dengan penuh keterkejutan, dia yakin seharusnya dirinya sudah mati, mengingat tebing yang dia lompati sangat tinggi dan dasarnya sangat curam, seharusnya tubuhnya akan langsung hancur berkeping-keping ketika membentur dasar tebing, andaipun dia mati dan dirinya berada di alam baka, tidak mungkin dia akan merasakan sensasi rasa sakit ketika di cubit dengan keras, semuanya terasa aneh dan berada di luar logika Liu Bai, setidaknya itu yang Liu Bai pahami.
“Kalau kamu sudah mati, kamu pasti tidak akan memiliki tubuh, itu sama saja kamu saat ini adalah hantu atau sebuah roh, namun kamu ini masih memiliki tubuh, dan pastinya kamu masih hidup!” kata pria paruh baya yang memiliki suara sepuh dan tetap saja dengan terbatuk-batuk.
“Anda siapa? Apakah anda yang menyelamatkan saya?” tanya Liu Bai dengan sopan namun sedikit ketakutan.
“Beruntungnya aku merasakan kehadiran kalian dan melihatmu melompat!” pria paruh baya itu kembali batuk dan kemudian menghela nafas lalu kembali melanjutkan perkataannya yang terpotong, “Sangat di sayangkan, pemuda sepertimu berniat bunuh diri, padahal kamu masih memiliki kesempatan untuk tetap hidup menikmati dunia fana ini, benar-benar sangat di sayangkan!” ucapnya seraya menggelengkan kepalanya.
Liu Bai meringkukkan kedua kakinya, kesedihan kembali mengisi hatinya, dia tidak tahu apa yang telah terjadi terhadap pamannya saat ini, jika sampai pamannya di bunuh oleh orang-orang misterius dari Organisasi Hantu, maka Liu Bai sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, dan hidup dalam kesendirian sama saja seperti mati.
“Aku hanyalah anak yang tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan atau keahlian apapun, tetap hidup juga akan percuma, hidup dalam pelarian di kejar-kejar oleh kematian hanya membuatku tersiksa, mati mungkin adalah jalan yang terbaik,” gumam Liu Bai.
“Hahaha..! Anak muda, pikiranmu terlalu dangkal, kamu masih muda dan belum mengalami rasa pahit dan manisnya hidup di dunia, andai kamu tahu, kamu pasti akan memilih hidup, setidaknya itu yang aku inginkan saat ini.”
Liu Bai hanya diam, dia sama sekali tidak memikirkan apa yang pria itu katakan, saat ini yang ada di pikirannya hanyalah rasa kekecewaan dan keputusasaan menjalani kehidupan yang menurutnya sama sekali tidak memiliki makna.
Pria paruh baya itu seperti mengetahui apa yang ada di pikiran Liu Bai, dia bangkit lalu mengeluarkan beberapa buah segar dari dalam cincin penyimpanannya dan memberikannya kepada Liu Bai seraya berkata, “Tidak ada hidup yang tidak memiliki arti, setiap kehidupan akan di penuhi oleh masalah, bahkan seekor ulat berusaha bertahan hidup walau dia tahu dirinya adalah buruan para burung dan binatang pemangsa serangga lainnya, namun ulat akan berusaha untuk hidup hingga dia akan berubah menjadi seekor kupu-kupu! Makanlah dulu buah-buahan ini, dan renungkan kembali nasehat ku serta pikirkan kembali keputusan mu,” kata pria tersebut dan kembali batuk seraya kembali ke tempat duduknya, bahkan pria paruh baya tersebut belum mengenalkan dirinya kepada Liu Bai.
Liu Bai terdiam menatap dua buah apel hitam di hadapannya, mengingat dirinya belum mengetahui apapun serta tidak memiliki kemampuan sebagai seorang Kultivator, tentunya dia tidak mengetahui jenis apel apa yang ada di hadapannya, apel hitam seperti apel kering itu memang membuat Liu Bai keheranan, namun dia tidak begitu mempedulikannya, yang dia pikirkan adalah memikirkan nasehat si pria misterius tersebut.
Liu Bai kembali teringat akan pesan dari pamannya untuk tetap bertahan hidup demi kelangsungan keluarga Liu yang hampir punah, namun Liu Bai merasa jika mempertahankan kehidupannya sangatlah mustahil mengingat orang yang memburunya memiliki kemampuan yang tidak bisa dia lawan, itu sama seperti yang di katakan oleh pria aneh misterius tersebut, dirinya di ibaratkan sebagai seekor ulat yang di buru oleh para pemangsa.
“Sulit, ini sangat sulit! Andaikan aku memang seperti ulat yang bisa menjelma dan berubah menjadi seekor kupu-kupu, tentu aku akan memiliki harapan, namun aku tidak memiliki kemampuan semacam itu,” gumam Liu Bai.
“Kemampuan untuk berubah dan menjadi lebih kuat itu bisa saja terjadi!” kata pria tersebut yang sudah duduk bersila.
“Tidak bisa, diriku tidak memiliki kemampuan apapun, bahkan Inti Elemen pun tidak punya,” jawab Liu Bai.
Pria itu menoleh menatap Liu Bai dan kemudian dia tertawa seraya berkata, “Siapa bilang tidak memiliki Inti Elemen tidak bisa memiliki kemampuan? Apa kamu tahu? Leluhur Liu mu dulu juga tidak memiliki Inti Elemen, namun dia mempelajari sebuah kemampuan yang membuat tubuhnya kebal dan keras seperti baja, seharusnya itu menjadi contoh bagimu,” kata pria tersebut.
Liu Bai terkejut mengetahui jika pria misterius di hadapannya mengenali marganya. “Dari mana anda tahu kalau aku adalah keturunan keluarga Liu?” tanya Liu Bai.
“Dari Cincin yang kamu bawa itu!” jawab pria tersebut.
“Owh, jadi anda juga mengetahui Cincin terkutuk ini?”
“Jangan berkata seperti itu, walau Cincin itu yang menyebabkan keluarga Liu hampir musnah, namun Cincin itu sangatlah berharga, jika sampai jatuh ke tangan orang yang salah, maka itu akan menjadi bencana dan malapetaka di tiga benua, namun jika di gunakan oleh orang yang bisa membuka segel rahasia di dalamnya, maka dunia ini akan selamat!” kata Pria tersebut.
“Sebenarnya siapa anda, dan mengapa anda tahu banyak tentang Cincin ini serta mengetahui leluhur Liu saya?” tanya lagi Liu Bai yang semakin penasaran.
“Namaku Hun Fao dari Daratan Selatan, dan aku mengetahui leluhurmu bukan berarti aku segenerasi dengan beliau, namun karena aku memiliki catatan sejarah tentang beliau yang berjasa di Benua Timur ini! Itu sebabnya aku mengetahuinya,” jawab pria tersebut yang memperkenalkan dirinya bernama Hun Fao.
“Daratan Selatan? Itu sangat jauh sekali, bagaimana Tuan Hao bisa sampai ke Daratan Selatan ini?”
Daratan di Benua Timur di bagi menjadi tiga, Daratan Utara, Daratan Selatan, dan Daratan Pusat, dan itu sudah ada sejak masih berdirinya tiga kerajaan, dan sekarang ketiga Daratan telah di pimpin oleh satu kerajaan karena dua Kerajaan lainnya telah runtuh.
Hun Fao menghela nafas panjang sebelum akhirnya menceritakan dengan singkat akan kenapa dirinya bisa berada di Daratan Selatan, sedangkan Liu Bai mendengarkan cerita Hun Fao.
“Dua hari yang lalu, aku sedang bertarung dengan salah satu orang dari anggota yang ingin merebut Cincin itu darimu, kami bertarung di Daratan Utara, dan dengan kemampuan kami berdua, kami merobek ruang dan berpindah ke beberapa tempat, pada akhirnya kami berakhir di tempat ini, tidak ada yang kalah atau menang, kami sama-sama terluka, sayangnya saat itu aku merasakan keberadaan beberapa anggota Hantu lainnya di Daratan Selatan ini, karena aku terluka cukup parah, aku melarikan diri dan membuat goa ini hingga sekarang!”
Liu Bai jelas sangat mengetahui kelompok Hantu, tidak di duga Hun Fao juga memiliki masalah dengan orang-orang misterius tersebut, dia juga tidak tahu jika sebenarnya kejadian Fenomena awan gelap dan gelombang kejut saat dirinya pertama kali di kejar oleh Hantu ketujuh belas adalah hasil pertarungan Hun Fao melawan salah satu orang dari Organisasi Hantu.
“Anak keluarga Liu..!”
“Nama saya Liu Bai.”
“Uhuk-uhuk! Ya, Liu Bai, apakah kamu mau berubah menjadi Kupu-kupu?” tanya Hun Fao yang membuat Liu Bai terkejut.
“Apakah bisa? Aku sama sekali tidak memiliki hal hebat di dalam tubuhku? Andai saja ada, mungkin aku tidak hanya akan berubah menjadi Kupu-kupu, jika perlu, aku akan berubah menjadi Naga agar bisa menghabisi orang-orang dari Organisasi Hantu itu yang telah membuat keluarga Liu ku hampir musnah,” kata Liu Bai.
“Tentu saja bisa! Untuk masalah Inti Elemen, aku bisa membantumu membuatnya secara paksa, namun membutuhkan waktu serta harus siap menahan penderitaan apapun nantinya yang mungkin akan kamu alami, bagaimana?” tanya Hun Fao.
“Apakah Tuan benar-benar bisa melakukannya?” tanya Liu Bai yang merasa tidak percaya.
“Hahaha..! Walau sekarang aku sudah kehilangan kemampuan utamaku, namun aku masih memiliki sisa kemampuan untuk membantu mu, asalkan kamu mau menjadi muridku, aku akan memberikan seluruh sisa kemampuan serta seluruh metode dan teknik tingkat tinggi ku padamu!” kata Hun Fao.
Liu Bai jelas merasa senang, namun dia merasa aneh, padahal ini baru pertama kalinya dia bertemu, dan tiba-tiba saja Hun Fao yang baru saja di kenalinya ingin membantunya serta ingin mengangkatnya menjadi murid, dan dengan sedikit curiga, Liu Bai pun menanyakan nya, “Kenapa Tuan Hun menginginkan ku menjadi muri tuan? Padahal kita baru saja saling kenal,” tanya Liu Bai.
“Hem, ternyata kamu tidak sebodoh yang aku pikirkan! Baik, aku ingin kamu mewarisi seluruh kemampuan ku serta metode dan teknik yang kumiliki karena aku ingin meminta bantuan padamu,” kata Hun Fao.
Liu Bai tersenyum karena ternyata yang dia pikirkan sangat tepat, jelas tidak ada sesuatu yang gratis, apalagi ini menyangkut sebuah warisan kemampuan, namun Liu Bai tetap ingin tahu apa yang Hun Fao inginkan darinya. “Bantuan apa yang Tuan Hun inginkan?” tanya Liu Bai.
“Setelah kamu mewarisi seluruh kemampuanku, aku minta padamu untuk pergi ke Daratan Utara, Pergilah ke Sekte Daun Hutan Angin, lalu tunjukkan medali ini kepada para Ketua disana, dan katakan ini adalah warisan dariku untuk di tunjukkan kepada mereka!” kata Hun Fao.
“Setelah itu apa yang akan terjadi?” tanya Liu Bai.
“Nanti kamu akan mengetahuinya sendiri setelah menunjukkan Medali itu kepada mereka disana, dan percayalah, kamu tidak akan di rugikan mengingat kamu adalah muridku!” jawab Hun Fao.
“Tuan Hun sendiri bagaimana? Apakah anda masih ingin tinggal di goa ini?” tanya Liu Bai.
Hun Fao hanya tersenyum tipis, dia sebelumnya tidak memberitahu Liu Bai jika sebenarnya setelah seluruh kemampuannya yang telah dia latih selama ratusan tahun di turunkan kepada orang lain, dirinya akan mati, terlebih lagi saat ini kekuatan Spiritualnya yang bisa memisahkan tubuh dengan jiwa nya juga sudah hancur sehingga dirinya tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali hidup walau dalam wujud Roh, dan itu akhirnya di sampaikan kepada Liu Bai agar Liu Bai tidak lagi meragukan ketulusan hatinya.
Tubuh Liu Bai bergetar setelah mengetahui kebenarannya, dia tidak menduga jika Hun Fao menderita luka yang sangat serius dan ingin memberikan seluruh kemampuannya kepada dirinya sekaligus mengorbankan kehidupannya sendiri.
Hun Fao tersenyum melihat Liu Bai yang merasa bimbang, andaipun dia tidak mewariskan seluruh kemampuannya kepada Liu Bai, dia akan tetap mati, dan seluruh kemampuannya akan ikut di bawa mati, beruntungnya dia bertemu dengan Liu Bai sebelum dirinya meninggal sehingga dia bisa mewariskan kemampuannya tanpa harus ikut terbawa mati dengan sia-sia.
“Liu Bai, aku harap kamu bisa melanjutkan kehidupan yang lebih baik setelah kamu mewarisi seluruh kemampuanku, lawanlah Organisasi Hantu itu, walau nanti kamu sudah memiliki kemampuan, kamu harus tetap berlatih agar semakin kuat, mungkin suatu saat kamu bisa memecahkan rahasia yang tersegel di dalam Cincin itu, jadi terimalah takdirmu untuk menjadi muridku,” kata Hun Fao.
Liu Bai yang terharu tidak lagi berpikir panjang, setelah mengetahui alasan Hun Fao serta pengorbanannya, Liu Bai tidak lagi meragukan dirinya lagi untuk menjadi muridnya. Liu Bai segera berlutut di hadapan Hun Fao seraya bersujud dan berkata, “Guru Hun, terimalah aku menjadi muridmu!” kata Liu Bai.
Hun Fao tersenyum seraya menjawab, “Aku menerimamu, dan mulai saat ini kamu resmi menjadi muridku!” kata Hun Fao.
“Terima kasih guru, murid akan berusaha yang terbaik dan tidak akan mengecewakan guru!” kata Liu Bai lalu dia sujud sebanyak tiga kali sebagai penghormatannya.
“Baiklah, kamu bisa beristirahat dulu, dan mulai besok, aku akan memberikan latihan pertama sebelum membentuk Inti Elemen mu, jadi beristirahatlah dan makan Apel Langit Hitam itu agar tubuhmu sepuluh kali lebih kuat saat melakukan latihan!” kata Hun Fao.
Liu Bai segera menuruti gurunya, dia segera mengambil kedua apel hitam itu dan memakannya tanpa ragu, kali ini semangatnya kembali muncul setelah menemukan harapan baru, jelas Liu Bai sangat senang karena akhirnya dia memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Kultivator.