Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Disturbia Bab 6 Kekalahan Rull
Rull menatap Arlecchino dengan tegas, "Hino, kau masih bisa berdiri?"
Arlecchino dengan lemas berkata, "Aku masih kuat."
Rull cemas, "Hino, tolong jaga nona Robin."
Rull memanggil beberapa pasukan shadow untuk menjaga Arlecchino dan Robin. "Tunggu, Rull, kau ingin kemana?" tanya Arlecchino.
"Tentu saja aku akan membantu Ifrit," jawab Rull dengan mantap.
"Kau itu lemah, bagaimana kau bisa mengalahkannya?" balas Arlecchino.
"Hino, cukup lah menghina ku. Aku akan melawan raja iblis itu dengan keyakinan," kata Rull dengan penuh tekad, meskipun dalam hatinya dia juga ragu.
"Oke, Hino, aku pergi. Shadow Army, jaga mereka," perintah Rull.
"Baik, tuan Rull," jawab pasukan shadow serempak.
Rull berlari kembali ke medan pertempuran, di mana Ifrit masih bertarung dengan Tartarus. Setiap langkahnya penuh dengan keberanian dan keteguhan hati. Ifrit melihat Rull mendekat dan berteriak, "Tuanku, hati-hati!"
Rull mengangguk dan memusatkan perhatian pada Tartarus. "Raja iblis Tartarus, kali ini aku tidak akan mundur," katanya dengan suara penuh keyakinan. Dia mengingat latihan dan pengorbanannya, serta tanggung jawabnya untuk melindungi teman-temannya dan Disturbia.
Tartarus menatap Rull dengan tatapan menghina. "Makhluk fana yang bodoh, kau masih berani melawanku?"
Rull mengambil napas dalam-dalam dan memfokuskan energinya. "Aku tidak akan membiarkanmu membawa nona robin."
Pertarungan pun dimulai, dengan Rull dan Ifrit bekerja sama melawan Tartarus. Setiap serangan Tartarus dibalas dengan perlawanan gigih dari Rull dan Ifrit.
Pertarungan berlangsung sengit, Blade dan Jack tiba di lokasi pertempuran. "Blade, lihat Rull! Dia bertarung dengan iblis yang sangat kuat itu," kata Jack.
"Ayo bantu dia, Jack," balas Blade.
Tartarus mengeluarkan pedangnya dan menyerang Ifrit, menyebabkan Ifrit kehilangan sebagian tubuhnya. "Ifrit, hati-hati!" teriak Rull sambil menyerang Tartarus dengan tongkat besinya. Namun, serangannya selalu ditangkis oleh Tartarus.
"Caramu bertarung sangat buruk," cemooh Tartarus sambil menyerang Rull hingga terpental. "Makhluk tanpa pengalaman bertarung ingin mengalahkanku? Sungguh menyedihkan."
Blade dan Jack bersiap menyerang Tartarus. Namun, Tartarus mengangkat satu tangannya, siap melancarkan serangan dahsyat. "Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni kalian," katanya.
Rull berteriak, "Shadow Army, lindungi temanku!" tepat sebelum ledakan dahsyat terjadi. Dampak ledakan tersebut menghancurkan setengah dari region Disturbia. Tartarus menatap kehancuran dengan senyum puas. "Ini belum seberapa," katanya, membawa Robin pergi untuk melanjutkan rencananya.
Rull dan yang lainnya selamat dari serangan dahsyat itu, meskipun mendapatkan luka bakar. Rull terkejut melihat kehancuran di sekitarnya, dan pasukan Shadow Army perlahan-lahan memudar. Ifrit, sebelum menghilang, berkata, "Maafkan aku, Tuanku." Rull merasa syok dan hancur melihat banyak orang tak bersalah terkena dampaknya. Ia menangis dan merasa kecewa pada dirinya karena tidak bisa menepati janjinya kepada Robin.
Blade, Jack, dan Arlecchino hanya terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Arlecchino akhirnya berbicara, "Rull, aku tahu kau patah hati, tapi tolong bangkitlah. Masih banyak orang yang selamat dari serangan itu dan membutuhkan bantuan."
Arlecchino, Blade, dan Jack berlari mencari bala bantuan, sementara Rull hanya terdiam di tempat kejadian, merasa kesal pada dirinya sendiri. "Mengapa aku begitu lemah? Di mana kekuatan sebenarnya? Mengapa kau tidak bangkit di saat momen genting seperti ini?" gumamnya.
Rull mengingat perkataan Kakek Jyan, "Kau akan merasakan rugi karena tidak bisa mengembangkan kekuatanmu." Dengan tekad baru, Rull bangkit dan berlari ke dojo untuk bertemu dengan Kakek Jyan, berharap kakek tua itu masih ingin mengajarinya.
Saat tiba di dojo, Rull melihat Kakek Jyan sedang berlatih. "Kakek Jyan," panggil Rull dengan suara penuh harap. Kakek Jyan menoleh, mata tuanya menatap Rull dengan bijaksana.
"Kau kembali, Rull," kata Kakek Jyan tenang.
"Maafkan aku kakek jyan, Aku menyadari betapa pentingnya mengembangkan kekuatanku. Tolong ajari aku lagi. Aku tidak ingin gagal lagi."
Kakek Jyan tersenyum tipis. "Baiklah, Rull. Kau akan berlatih lebih keras dari sebelumnya. Tapi ingat, kekuatan sejati bukan hanya tentang kekuatan fisik. Ini tentang ketenangan hati dan ketajaman pikiran. Siapkah kau untuk itu?"
"Ya, Kek. Aku siap," jawab Rull dengan keyakinan.
