Transmigrasi Ke Dunia Lain
Terlihat seorang remaja yang cukup dibilang tampan tengah tertidur pulas tergeletak di sebuah ladang rumput yang sangat luas, tapi masih ada satu pohon di dekatnya dan banyak burung terbang di langit serta hembusan angin yang cukup menyegarkan diri. Remaja itu mulai membuka kedua matanya, lalu ia bangun dan perlahan duduk, sejenak dia terdiam untuk mengumpulkan kesadarannya.
Dia pun melihat sekelilingnya, kedua matanya melebar. "Ini dimana ?"
Remaja itu tampak panik, karena dirinya tak tau dimana dirinya sekarang. Lalu ia melihat dan memegang tubuhnya, tak ada luka, seragam putih abu-abunya masih terpakai, serta sepatu hitam beralas putih masih terpakai utuh. Tak hanya itu, jaket hitam yang terakhir yang ia ingat juga ia kenakan. Setelahnya dia kembali diam untuk menenangkan pikirannya.
"Ahh benar, aku harusnya lagi di sekolahan. Tapi kok tiba-tiba aku disini sih ?"
Remaja itu mencoba mengingat kembali kejadian sebelum dirinya berada di tempat yang sangat asing menurutnya. Dan benar saja, ia sangat ingat sekali, saat dimana dirinya yang sudah duduk di kelas 2 SMA, berada di sekolahnya, tiba-tiba di langit bermunculan banyak sekali cahaya biru seperti pusaran air di seluruh kota.
Dan itu berhasil membuat semua orang-orang penasaran dan ada juga yang panik. Bagi yang penasaran, tentu saja mereka berjalan ke tempat terbuka. Di waktu bersamaan, remaja itu juga sedang berlari bersama teman-teman sekolahannya untuk pergi keluar dari sekolah, karena mereka penasaran dan apa yang telah terjadi.
Baru saja semua mereka keluar, tiba-tiba ada cahaya keemasan muncul dari langit, cahaya itu sangatlah terang, dan membuat semua orang-orang menutup mata. Dan setelahnya entah apa yang terjadi, karena itu hanyalah ingatan terakhir yang diingat oleh remaja itu. Dan ketika membuka mata, remaja itu sudah berada di tempat yang asing.
Remaja itu segera bangkit untuk berdiri, lalu ia memeriksa kedua saku celana abu-abunya. Hanya ada ponsel dan dompet, ia menghela nafasnya, lalu ia memeriksa keadaan isi dompetnya. Utuh, ada rasa lega karena uangnya masih ada meski ada 5 lembar berwarna merah, padahal uangnya akan ia gunakan untuk berbelanja setelah pulang sekolah.
Lalu ia mencoba memeriksa ponsel pintar, dan benar saja, ponsel mati total. Sudut bibir kanannya berkedut, ia sudah lupa mengisi ulang baterainya sebelum berangkat ke sekolah, parahnya ia juga tak membawa changernya. Remaja itu menghela nafasnya, ia pun berjalan setelah memasukan kembali dompet dan ponselnya ke dalam saku kanan kirinya.
Remaja itu bernama Andhika Putra, dia biasa dipanggil Dika. Kini ia harus berjalan untuk mencari tempat atau perumahan, karena ia ingin mencari bantuan untuk menanyakan dimana dirinya sekarang. Tapi sebelum itu, ia melihat beberapa tugu di dekatnya, dan anehnya di atas setiap tugunya ada patung memegang senjata, tapi karena masih dalam keadaan bingung, ia segera pergi saja dari tempat itu.
Sambil berjalan, dalam pikirannya ia menebak-tebak, apakah dirinya diculik lalu dibuang di tempat asing oleh seseorang atau sekelompok tertentu ?
"Kayanya gak mungkin deh." gumamnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Karena kalau dirinya benar-benar diculik dan dibuang di tempat ini, seharusnya dia punya beberapa luka atau ponsel dan dompetnya dirampas.
Setelah beberapa lama Dika berjalan kaki, kini ia berada di dalam hutan. Anehnya, hutan yang Dika masuki sangatlah berbeda seperti hutan yang ia kenal sewaktu ia masih SMP dan kemah saat ikut kegiatan pramuka.
"Serem amat nih hutan, kaya gak pernah dilewatin orang-orang." gumamnya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi. "Duh laper nih perut."
Sambil berjalan di dalam hutan, ia melihat-lihat, sekiranya ada buah-buahan yang layak untuk dimakan dan mengganjal perutnya. Sialnya, pohon-pohon di hutan itu tak ada buah satupun yang bergantungan, tak hewan hutan yang lewat padahal keadaan hutan cukup membuktikan keberadaan hewan liar, yang ada cuma suara-suara serangga dan kicauan burung.
"Sialan, hutan apaan nih, masa iya gak ada pohon yang berbuah sama sekali. Ini mah pohon liar semua, minimal pohon pisang 'lah."
Tiba-tiba indra pendengarannya menangkap suara, suara itu seperti suara air yang mengalir, ia segera berlari kesana. Dan benar saja, setelah sampai, Dika melihat sungai kecil yang mungkin lebarnya tak sampai 10 meter. Sungai itu itu mengalir entah kemana setelah dilihat dengan teliti, ia melihat beberapa ikan yang sedang berenang.
"Bagus, ada ikan. Dan sekarang, gimana cara nangkapnya ?"
Tiba-tiba ia mendengar suara lagi, suara itu seperti suara langkah kaki, Dika segera bersembunyi di balik pohon, beberapa saat ia bersembunyi, ia mencoba mengintip. Dika terbelalak tak percaya melihat beruang hitam sedang berusaha menanggap ikan.
Tapi yang membuat terkejut adalah beruang itu bukan karena berbadan besar, tapi memiliki satu buah tanduk di kepala. "Anjirrr, beruang apaan itu ? Masa iya siluman beruang." gumamnya.
Tak hanya merasa aneh dengan beruang itu, Dika mulai merasa tidak ada yang beres dengan tempat asing ini. Ia menarik kepalanya ke persembunyiannya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gak mungkin." gumamnya.
Sejenak ia memejamkan kedua matanya, lalu menarik nafasnya. "Pasti aku sedang berhalusinasi karena lapar."
"Hehehehe, benar, ini pasti halusinasi. Mari kita tenangkan diri dulu." tambahnya.
Setelah dirinya merasa tenang, Dika mencoba kembali untuk mengintip, ia harus memastikan kalau apa yang ia lihat barusan hanyalah halusinasi, baru saja mengintip, ia langsung membeku, karena beruang itu kini di dekatnya, lebih tepatnya kini sedang memandanginya yang jaraknya cukup dekat.
"Hehehe, bukan halusinasi ternyata." ucapnya sambil menyengir.
Groooaaaaaarrr.....!!! Beruang berkoar tepat di depan wajah remaja itu.
"Huaaaaa......!!!" Dika berteriak dan langsung berlari.
"Sialan...!! @%@&$)#+&@$-" sempat-sempatnya ia mengumpat tak jelas.
Dika berlari sekuat tenaga dan mengabaikan rasa laparnya. Ia harus fokus berlari dan melihat ke arah depan, karena tanpa ia menengok ke belakang, beruang itu juga sedang berlari mengejarnya.
"Huuaaaa.....!! Jangan kejar akuuuu...!! Dagingku gak enaaakk..!! Aku juga lapaaaarrr....."
Dika terus berlari kencang sambil berteriak tak karuan karena dikejar beruang bertanduk itu. Disaat sedang berlari, kedua mata Dika melotot, karena ia melihat hewan besar berkaki empat, yang mungkin besarnya sama menyerupai dengan beruang yang sedang mengejarnya.
Hewan itu mirip sekali badak, tapi badak itu ada yang berbeda dengan badak yang Dika ketahui, karena badak itu memiliki dua tanduk yang terletak di sisi kanan kiri kepalanya. Dan sekarang badak itu berlari berlawanan ke arahnya, mungkin karena mendengar suara teriakan Dika, jadi dia datang ke arahnya.
"Sialannn...!!! Jangan lagiiii.....!!" teriaknya.
Sungguh sial nasibnya, yang awalnya aman-aman saja, dan sekarang sudah bukan aman lagi. Tak begitu bisa menguasai dirinya karena panik, Dia terus dikejar beruang yang perlahan mendengar, ia berlari ke arah depan. Ketika jaraknya kurang lebih 5 meter, dengan reflek karena insting untuk bertahan hidup Dika langsung melompat ke samping.
Bruaaakk...!!
Groooooaaaarrrr....!!
Kedua hewan besar itu saling bertabrakan, mereka akhirnya beradu kekuatan untuk bertarung. Sedangkan Dika, ia merangkak dengan cepat, sekiranya sudah sedikit jauh, ia bangkit dan langsung lari sekuat tenaga.
Terus berlari dan mengabaikan rasa sakit di salah satu bahunya yang baru saja ia dapat karena setelah melompat. Dika benar-benar tidak peduli pertarungan kedua hewan besar itu, yang terpenting baginya sekarang adalah pergi sejauh-jauhnya untuk bertahan hidup dan selamat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Xiao Long
"Oh man... aku tidak tahu bagaimana aku menjelaskan perasaan ku kepada kalian saat ini. " <Survival of Fittest> Bab. 1
2024-08-06
1