jadi, kapan nikah?
adalah pertanyaan yang sangat dihindari bahkan sangat dibenci oleh wanita-wanita mandiri pekerja keras diseluruh dunia. begitu juga yang dialami oleh gadis cantik dan ramah ini, namanya Renaya Dwika Marcella, biasa disapa Ayya. gadis desa yang hidup ditengah keluarga yang jauh dari kata sederhana itu terus digesak oleh orang terdekatnya bahkan ibu-ibu tetangga yang sering melontarkan kata-kata yang kurang mengenakkan.
Reydiandra Ilham Baskara, pria tampan berusia 29 tahun adalah presdir di sebuah perusahaan ternama No.1 di ibu kota. mempunyai wajah yang tampan, banyak digilai oleh setiap wanita, namun siapa sangka pria itu belum juga memiliki kekasih saat ini sehingga membuat sang ibu terus menerus menjodohkannya dengan anak-anak sahabatnya.
Sama-sama dibuntuti dengan pertanyaan "kapan nikah", akankah Ayya dan Rey akhirnya menyerah dengan pilihan orang tua mereka? atau malah mereka bertemu dan berjodoh?
yuk simak ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rena Dwi Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21. Selalu dibuat salting
Ayya keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dan berganti baju, terlihat Rey masih bersandar di sandaran tempat tidur berukuran king size itu dengan ponsel di tangannya.
Ayya menghampiri pria yang beberapa jam sudah sah menjadi suaminya itu.
"Pak saya sudah selesai, bapak gak mau mandi?." Tanya Ayya menghampiri Rey yang sibuk mengecek Email yang masuk lewat ponselnya.
Rey mengangkat wajahnya melihat ke arah sumber suara. Dilihatnya sang istri sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil ditangannya. Sontak membuat Rey terpesona istrinya begitu cantik natural sehabis mandi.
"Pak? Kok diam aja sih?." Tambahnya lagi.
"Ekhm gak ada apa-apa," ucap Rey membuyarkan tatapannya.
"Yaudah bapak mandi dulu sana." Lirih Ayya.
"Apa kamu bilang? Bapak? Emang saya bapak kamu?." Tanya Rey kesal berdiri mendekat ke arah istrinya, karena masih memanggilnya dengan sebutan bapak.
"B-bapak kenapa sih." Ayya berusaha mendorong tubuh kekar Rey yang semakin mendekat.
Rey semakin melangkah maju namun Ayya semakin mundur, hingga Rey berhasil menghimpit tubuh Ayya ke dinding kamar itu. Melihat istrinya ketakutan sontak membuat Rey semakin ingin mengerjai sang istri.
"Sekali lagi kamu panggil saya bapak, saya akan cium kamu dimana pun." Bisik Rey di wajah Ayya karena wajah mereka hanya berjarak satu senti saja.
"Kan lagi gak ada orang tua kita di sini, kenapa saya gak boleh manggil bapak?." Lirih Ayya.
"Ada ataupun tidak, kamu tidak harus memanggil suamimu bapak kan?" Jawab Rey merendahkan suaranya.
Ayya hanya diam mencerna ucapan Rey, suaminya itu ada benarnya juga, mereka sudah menjadi sepasang suami istri masa Ayya masih memanggil suaminya dengan sebutan bapak seperti di kantor.
"Iya-iya maaf mas, kan aku belum terbiasa." Lirih Ayya menundukkan kepalanya.
Rey mengangkat kedua telapak tangannya di pipi Ayya, menatapnya dalam hingga tatapan mereka bertemu.
"Mulai sekarang jangan panggil bapak lagi ya." Ucap Rey sangat lembut, membuat Ayya mengangguk.
Rey mencium kening istrinya agak lama sehingga membuat Ayya memejamkan matanya tanpa menolak.
"Yaudah mas mandi dulu ya." Ucap Rey mengusap lembut kepala Ayya setelah itu berlalu meninggalkan istrinya yang masih diam mematung di dinding kamar itu.
"Huufffh mas Rey bikin jantungan aja." Lirih Ayya menghela nafas sambil mengusap dadanya.
"Aku hampir lupa, sekarang aku benar-benar sudah menikah, biar bagaimana pun mas Rey sudah menjadi suamiku, apakah dia akan minta haknya malam ini ya? Aaa...sumpah aku belum siap." Gumam Ayya panik dengan pemikirannya sendiri.
🌼🌼🌼
Tidak mau berlarut dengan pemikirannya sendiri, Ayya memilih duduk menyandarkan punggungnya di sandaran kasur sambil mengecek ponsel miliknya karena seharian ini Ayya tidak sempat membuka benda pipih itu. Ternyata ada banyak sekali pesan dari sahabatnya di kantor siapa lagi kalau bukan Amel, karena Amel belum mengetahui kalau Ayya menikah dengan presdir mereka. Bukan tanpa sebab Ayya tidak memberitahu Amel tentang hal ini, Ayya hanya butuh waktu karena pernikahannya mendadak dan Ayya tidak ingin orang-orang di kantor tau apalagi Dela.
💬"Ayya kok gak masuk?"
💬"Ayya?"
💬"kamu ga papa kan?"
💬"Heiii....kamu masih hidup kan?"
Pesan bertubi-tubi dari Amel, Ayya hampir lupa mengabari sahabatnya bahwa hari ini ia izin tidak masuk kantor.
💬"Aku masih hidup kok😄."
💬"Aku lupa ngabarin kamu, aku izin gak masuk hari ini, aku lagi gak enak badan."
Setelah Ayya membalas pesannya, Amel langsung menghubungi Ayya dengan panggilan telepon.
Drrrtt....drrttt
"Halo Mel." Ucap Ayya.
"Ayya kamu gak papa kan? Udah minum obat?." Tanya Amel khawatir.
"Aku gak papa kok Mel, cuma demam dikit aja." Jawab Ayya berbohong.
"Syukurlah, aku khawatir tau, aku kira kenapa-napa chat aku gak di balas dari tadi." Lirih Amel.
Sebelum Ayya menjawab pertanyaan Amel, tiba-tiba Rey muncul dari balik pintu kamar mandi dengan handuk yang menutupi sebagian tubuh bagian bawahnya sontak membuat Ayya menoleh malu.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Rey melihat istrinya masih bersandar di tempat tidur.
Ayya langsung membekap ponselnya dengan cepat tidak ingin Amel mendengar suara Rey di balik telepon namum sudah terlanjur Amel sudah mendengarnya.
"Ayya suara siapa itu? Kayak suara cowok." Tanya Amel sehingga membuat Ayya panik.
"Bu-bukan siapa-siapa kok, aku lagi di depan TV mungkin suara itu hehe." Jawab Ayya.
Ayya langsung meletakkan jari telunjuk di bibirnya menginsyaratkan agar Rey diam sejenak. Rey terkekeh menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ayya itu, lalu menghampiri dan duduk menghadap istrinya itu.
"Udah dulu ya Mel, aku kebelet mau ke kamar mandi dulu daah..." ucap Ayya buru-buru mematikan panggilannya.
Melihat Rey masih bertelanj*ng dada di depannya sontak membuat Ayya kaget langsung menutup matanya.
"Kenapa belum pake baju?" Ucap Ayya membuat Rey tersenyum gemas.
"Istri mas belum ambilin." Jawab Rey menggoda Ayya.
"Iya lupa, yaudah aku ambilin dulu." Ucap Ayya lalu berdiri menuju ke Walk in closet di ikuti oleh Rey.
Setelah Rey memakai piyama yang di siapkan Ayya, saat Ayya hendak menutup pintu lemari tiba-tiba Rey memeluk Ayya dari belakang sontak membuat Ayya keget bukan main.
"Makasih sayang." Bisik Rey lembut di telinga Ayya.
Ayya terdiam mematung, dadanya bergetar mendengar panggilan sayang dari suaminya.
"Apaan sih mas." Ucap Ayya melepaskan tangan Rey yang melingkar di perutnya. Berlari kecil sambil tersenyum salah tingkah.
Rey semakin gemas melihat tingkah istrinya, lalu ia mengikuti sang istri keluar dari Walk in closet. Sungguh ia sangat senang menggoda istrinya itu.
~BERSAMBUNG~
Author aja senyam senyum bikin bab ini xixixi🤭kalian juga gitu kan😄
tetap menyala niii🔥🔥