Deandra Cantika gadis belia terpaksa merelakan masa mudanya menikah dengan pria yang usianya terpaut jauh dengannya demi membayar hutang kedua orangtuanya.Namun sang pria telah memiliki calon sendiri untuk dijadikannya sebagai istri.
Bagaimanakah Deandra yang biasa dipanggil Dea itu menjalani pernikahannya?. Akankah mereka saling jatuh cinta atau malah berakhir perceraian.
Yuk simak ceritanya dinovel terbaruku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur sekamar
Dea dan Kalen makan malam bersama dalam diam.Keduanya menikmati makan malam mereka tanpa ada yang berbicara.
"Dea...",ujar Kalen setelah menyelesaikan makan malamnya.
"Ya...",jawab Dea.
"Ini untukmu...",ujar Kalen menyerahkan sebuah kartu berwarna hitam pada Dea.
Dea terdiam menatap kartu tanpa limit yang baru saja diberikan Kalen padanya.Dia bingung kenapa tiba tiba Kalen bersikap baik dan manis padanya.
"Dea..."
"Ah ya...Kak",jawab Dea tersadar dari lamunannya.
"Ayo ambil...!,itu untukmu",ujar Kalen manatap Dea yang masih tampak bingung.
"Kak...apa tidak ada lain.Maksudku kartu kredit biasa saja bukan ini",jawab Dea.
"Kenapa?",tanya Kalen karena baru kali ini ia melihat perempuan yang menolak kartu impian para wanita yang tanpa limit itu.
"Aku tak begitu memerlukan apapun Kak",jawab Dea.
"Aku tak memiliki kartu kredit lainnya,hanya itu,ambillah gunakan untuk memenuhi semua kebutuhanmu",ujar Kalen karena memang dia tak memiliki kartu kredit yang berwarna lain.
Dea dengan sedikit ragu mengambil kartu hitam itu lalu tersenyum tipis pada Kalen yang menatapnya."Terimakasih Kak...",jawab Dea.
"Hmmm...dan kamu fokuslah untuk kuliah tak perlu lagi bekerja di rumah sakit",ujar Kalen.
"Tapi--
"Aku CEO nya disana jadi tak perlu ragu jika pihak rumah sakit menuntut atas penalti kontrakmu",ujar Kalen.
"Baiklah Kak...",jawab Dea pada akhirnya.
"Oh ya jangan terlalu dekat dengan Devano...",ujar Kalen.
"Maksud Kakak...Kak Devano?",tanya Dea.
"Ya...jangan terlalu dekat dengan pria itu.Dia sepertinya menyukaimu",ujar Kalen.
"Gak mungkin Kak...dia sudah memiliki tunangan",ujar Dea.
"Hufff...kamu itu terlalu polos Dea.Tak bisa merasakan mana yang menyukaimu dan mana yang hanya menganggapmu teman",ujar Kalen.
"Kakak kenal Kak Devano juga?",tanya Dea.
"Hmmm..."
"Dia dulu tetanggaku Kak saat aku masih umur 10 tahun",ujar Dea.
"Hmmm..."
"Habiskan makananmu setelah itu istirahat lah",ujar Kalen meninggalkan Dea.
Dea menatap punggung pria yang membuat Dea bingung akan sifatnya.Gadis itu menyudahi makan malamnya lalu membawa piring kotor ke westafel dan mencucinya.
Setelah selesai Dea mengambil buku yang tadi ia pinjam pada temannya untuk ia salin kembali pada buku catatannya.
Gadis itu mengerjakan tugasnya di rumah tamu karena kamarnya tak memiliki meja belajar.
"Kamu memiliki tugas?",tanya Kalen yang ikut bergabung mengecek email melalui laptopnya.
"Gak Kak...ini menyalin materi kuliah karena aku tertinggal cukup jauh",jawab Dea.
"Oh..."
Dea fokus mengerjakan tugasnya sedangkan Kalen sesekali melirik gadis itu yang begitu fokus pada tugasnya.
"Dea..."
"Ya Kak...",jawab Dea menatap Kalen.
"Besok masuk jam berapa?",tanya Kalen.
"Jam 10 Kak...",jawab Dea.
"Oh..."
Kalen kembali fokus pada laptopnya dan tersenyum tipis sangat tipis sehingga Dea tak menyadarinya.
Dea menguap lebar menahan rasa kantuknya sementara ia belum selesai menyalin catatannya.
"Istirahat lah ke kamarmu.Kamu bisa memfoto copy catatan temanmu tanpa harus menyalinnya",ujar Kalen.
"Ini hampir selesai Kak",jawab Dea.
"Hufff...aku akan ke kamar sebentar",ujar Kalen meletakkan laptopnya diatas meja.
"Ya Kak...",jawab Dea lalu kembali fokus pada catatannya.
Kalen tersenyum kecil saat dia kembali ke ruang tamu melihat melihat Dea bukannya menyalin catatan tapi malah tertidur dengan kepala bertupang diatas meja.
Kalen dengan hati hati merapikan buku buku Dea agar tidur gadis itu tak terganggu.Setelahnya dengan perlahan Kalen mengangkat tubuh kecil Dea lalu membawanya ke kamar.Kali ini bukan kamar Dea melainkan kamar pribadinya.
Dengan hati hati Kalen meletakkan Dea diatas ranjang size miliknya.Entah apa yang ada dipikiran pria itu sehingga ia membawa Dea ke kamarnya bukan ke kamar Dea.
Kalen menyelimuti Dea lalu kembali keluar dari kamar menuju ruang tamu lalu mengambil laptop miliknya kemudian kembali masuk ke kamarnya.
Kalen duduk di meja kerjanya yang menghadap ke ranjang di mana Dea kini tertidur pulas.Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang hampir tinggal sedikit.
Kalen telah menyelesaikan pekerjaannya,pria itu tersenyum tipis melihat Dea tidur dengan begitu damai.Wajahnya oval dengan bibir yang tipis membuat gadis itu makin terlihat cantik meski tak memakai makeup.
Kalen ikut tidur diranjang yang sama dengan Dea.Pria itu dengan pelan mendekati Dea lalu mendekap tubuh mungil Dea hingga hilang dimakan tubuh kekar milik Kalen.
***
Pagi menjelang matahari menyusup masuk ke kamar yang begitu luas.Sepasang anak manusia masih tertidur saling memeluk erat.Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Entah apa yang terjadi jika keduanya terbangun dari tidurnya.
Dea perlahan membuka matanya saat merasakan tubuhnya terdapat begitu berat,serasa ada yang menghimpit tubuhnya.
Gadis itu terkejut bukan main saat menatap pemandangan yang membuat jantungnya berdegup begitu kencang.Kalen...tengah memejamkan matanya menghadapnya dengan tangan pria itu memeluk tubuh nya begitu posesif.
Dea kembali memejamkan matanya berpura pura untuk kembali tidur saat Kalen membuka matanya.
Kalen tersenyum melihat wajah cantik alami Dea yang membuatnya terpukau.Kemana saja dirinya selama ini mengabaikan gadis secantik ini demi wanita yang tak ada harganya itu.
Kalen manatap lama wajah cantik Dea yang membuatnya tak bosan bosan memandanginya.
Kalen perlahan beranjak dari tempat tidur agar tidur Dea tak terganggu.Kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah dirasa Kalen memasuki kamar mandi Dea membuka matanya lalu menatap seluruh isi kamar.Ternyata dia kini berada di kamar pria itu.
Dea bangkit dari tidurnya lalu turun dari ranjang.Namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah foto yang terletak diatas meja kerja milik Kalen.
Gadis itu begitu terkejut akan foto yang kini terletak diatas meja kerja suaminya itu.Perlahan Dea mengambil figura itu dan manatap foto yang membuatnya membola.
Dea meletakkan kembali foto itu di tempatnya saat melihat gagang pintu kamar mandi bergerak.Gadis itu buru buru untuk keluar dari kamar namun tubuhnya terhuyung ke depan saat kakinya tersandung karpet.Gadis itu jatuh diatas karpet bulu itu dengan posisi telungkup.
"Dea...",pekik Kalen segera menghampiri istrinya itu.
Dea berusaha bangkit tapi keburu Kalen mengangkat tubuhnya kalau mendudukkannya dibibir ranjang.
"Ada yang sakit?",tanya Kalen.
"Ti-tidak Kak",jawab Dea gugup melihat pemandangan didepan matanya karena Kalen bertelanjang dada dengan memakai handuk yang melilit dipinggangnya.
"Lain kali hati hati,oke",ujar Kalen.
"I-iya Kak",jawab Dea dengan kepala tertunduk.
"Sekarang mandilah,aku akan mengambilkan pakaian gantimu di kamar milikmu",ujar Kalen.
"Ti-tidak usah Kak,aku mandi dikamarku saja",jawab Dea.
"Dea...mulai hari ini kamar ini juga kamarmu",ucap Kalen.
"A-apa?",jawab Dea.
"Kenapa?.Kamu istriku jadi sudah sewajarnya kita sekamar bukan?",tanya Kalen.
"Tapi Kak...kita menikah karena--
"Sudah ku bilang perjanjian itu sudah aku batalkan",jawab Kalen.
Ting nong
"Mandilah...aku akan berpakaian sebentar lalu membukakan pintu apartemen sepertinya ada tamu",ujar Kalen.
" Tapi pakaianku?",tanya Dea.
"Aku menemukan paper bag berisi pakaian di dekat sofa ruang tamu,sepertinya milikmu", ujar Kalen menunjuk paper bag diatas meja rias.
"Ya... dibelikan Kaira kemarin",jawab Dea.
" Pakai itu saja dulu",ujar Kalen.
Ting nong
...****************...
