NovelToon NovelToon
Gadis Di Rumah Itu

Gadis Di Rumah Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:53.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Tan

Sulit mencari pekerjaan, dengan terpaksa Dara bekerja kepada kenalan ibunya, seorang eksportir belut. Bosnya baik, bahkan ingin mengangkatnya sebagai anak.

Namun, istri muda bosnya tidak sepakat. Telah menatapnya dengan sinis sejak ia tiba. Para pekerja yang lain juga tidak menerimanya. Ada Siti yang terang-terangan memusuhinya karena merasa pekerjaannya direbut. Ada Pak WIra yang terus berusaha mengusirnya.

Apalagi, ternyata yang diekspor bukan hanya belut, melainkan juga ular.
Dara hampir pingsan ketika melihat ular-ular itu dibantai. Ia merasa ada di dalam film horor. Pekerjaan macam apa ini? Penuh permusuhan, lendir dan darah. Ia tidak betah, ia ingin pulang.

Lalu ia melihat lelaki itu, lelaki misterius yang membuatnya tergila-gila, dan ia tak lagi ingin pulang.

Suatu pagi, ia berakhir terbaring tanpa nyawa di bak penuh belut.
Siapa yang menghabisi nyawanya?
Dan siapa lelaki misterius yang dilihat Dara, dan membuatnya memutuskan untuk bertahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Malaikat Kecil

Berusaha membuat dirinya hamil agar lelaki incarannya terjebak mengawininya. Ketika tidak berhasil, berbohong tentang kehamilannya, dan pura-pura keguguran.

Itu cerita basi yang dilakukan para wanita putus asa. Tetapi terkadang tetap berhasil menjerat seorang lelaki, termasuk Bernard.

Namun, rupanya niat buruk tidak mendapat restu dari Yang Maha Kuasa.

Setiap kali tamu bulanannya agak terlambat beberapa hari, dengan penuh harapan Miranti segera menampung air seni setiap pagi. Tetapi setiap kali pula ia harus kembali menelan kecewa, karena garis merah di pendeteksi kehamilan di tangannya tetap hanya satu, bukan dua.

Sampai hampir dua tahun pernikahannya, belum ada janin yang berkembang di rahim Miranti.

'Mungkin tidak ada anak yang sudi punya ibu seculas dia,' Wiratama mencibir dalam hati.

“Gua tetap harus punya anak, Wir, supaya kalau Tuan meninggal, gua masih kebagian hartanya.”

“Tuan pergi ke Cina lama sekali sekarang. Tiga bulan, Wir. Gua gak diajak.”

'Kalau gua bisa kasih anak, pasti Tuan lebih sayang sama gua dan bakal jarang balik ke Taiwan atau Cina.”

Wiratama menoleh pada Miranti di sebelahnya, yang dengan rajin mengeluh hampir setiap hari.

"Jadi Nyonya kawin sama Tuan karena cinta atau harta?” Wiratama bertanya sinis. Ia tak tahan lagi.

Itu hanya sarkasme. Ia tak butuh jawaban. Ia tahu Miranti hanya tergiur harta Bernard, berharap sebagai istri termuda, cantik dan sintal pula, Tuan akan lebih betah dengannya.

Sayang, bukan itu yang terjadi. Wiratama ingin terbahak-bahak sambil menoyor kepalanya.

"Gak ada gunanya juga ngeluh ke gua, Nyonya. Gua gak akan bersedia 'nolongin' lo untuk yang satu ini. Cari aja orang lain, kasih duit pasti ada yang bersedia." Wiratama mengingatkan Miranti, sebelum wanita itu mengulang permintaan konyolnya waktu itu.

"Iya gua udah tahu lo gak mau. Tapi lo gak usah nyuruh-nyuruh gua cari yang lain juga dong. Gua gak semurah itu. Dan lagi, gua cuma percaya sama lo."

Miranti menatap Wiratama dengan sorot sakit hati. Entah karena dinilai murah, atau karena ditolak ke sekian kali.

Namun, ia tidak kehilangan akal. Setiap kali Bernard ada di Indonesia, ia akan menangis berlinang air mata, merengek tiap malam di pangkuan Bernard dengan pilu.

Ia berperan sebagai perempuan paling malang sedunia, karena tidak mampu mempersembahkan hadiah terindah untuk sang suami. Seorang anak perempuan yang sangat Bernard dambakan.

"Laogong," Miranti berkata sambil terisak-isak. Itu adalah panggilannya setelah ia menjadi istri Bernard, yang berarti suami.

"Ayo kita memungut anak saja. Aku merasa sebagai wanita tidak berguna jika tidak bisa memberimu anak perempuan. Kata orang-orang, memungut anak bisa menjadi pancingan agar aku hamil."

Bernard hanya tertawa, "Memangnya bayi itu ikan? Harus dipancing segala..." Dia menggeleng-gelengkan kepala geli.

Hari berikutnya.

"Laogong, aku serius. Kalau kamu pergi lama, biar aku ada yang menemani. Ayolah... aku mohon... aku ingin memiliki buah cinta kita." Miranti mengalirkan air matanya lagi, membuat Bernard terharu dan memeluknya.

Lelaki setengah abad itu memang menyayangi Miranti. Apa yang dikatakan orang-orang bahwa lelaki yang jauh lebih tua itu lebih sayang istri, adalah benar adanya.

"Baiklah, kamu atur saja. Cari yang latar belakangnya baik." Akhirnya Bernard mengalah pada kegigihan istri mudanya.

"Terima kasih, Laogong. Kamu memang lelaki terbaik. Aku sangat mencintaimu." Miranti mengulurkan tangan untuk membuka kancing-kancing piama Bernard, lalu naik ke pangkuannya, dan segera menenggelamkan lelaki itu ke lautan gairah.

Butir-butir air mata yang tadi mengalir bagai rangkaian mutiara lepas, telah kering sejak tadi.

***

Wiratama menatap gadis kecil di pangkuan Miranti.

Dia sangat menggemaskan, mata sipit dibingkai bulu mata lentik, bibir mungil dan hidung mencuat bangir. Rambutnya yang lurus tebal diikat seperti air mancur di puncak kepalanya.

Kulitnya sangat putih dan bersih. Tubuhnya tidak gemuk, bahkan cenderung kurus, tapi pipinya gembil dengan rona kemerahan, mengundang tangan siapa pun untuk menjawilnya.

Bagi Wiratama, gadis kecil itu seperti malaikat kecil dengan sayap yang belum tumbuh, sedang digendong iblis wanita.

Mata sipit itu balas menatapnya dengan berani. Keningnya agak berkerut, seolah bertanya tanpa kata, "Siapa kamu?"

Wiratama tersenyum, mengulurkan tangan, menggenggam tangan mungilnya dan menggoyang-goyangkannya. "Halo, aku Pak Wira. Anak cantik ini siapa namanya yaaa?"

Bernard mengelus kepala anak itu. Sementara Miranti menoleh dan mencium pipi halusnya. "Aku Qing Yun, Pak Wira," suaranya menirukan suara anak kecil. "Kata Papa, Qing Yun artinya awan murni yang bersih."

"Qing Yun. Awan murni yang bersih." Wiratama bergumam mengulangi informasi itu, dan mengangguk-angguk, "Cocok. Sangat cocok."

"Panggil dia Qing Qing saja." Bernard mengelus kuncir rambut Qing Qing.

"Oh, baiklah. Umur berapa dia, Tuan? Anak siapa?" Wiratama mengalihkan perhatian pada Bernard.

"Dapat dari panti asuhan. Mereka juga gak yakin dia umur berapa, tapi dari kemampuan motoriknya, mungkin sekitar satu setengah tahun. Dia ditinggalkan di depan pintu waktu masih bayi merah, delapan belas bulan yang lalu. Gak ada keterangan apa-apa. Jadi gak tahu ini anak siapa."

Anak secantik ini ditinggalkan begitu saja? Sungguh tega orang yang membuangnya.

"Mungkin hasil hubungan gelap. Atau dilahirkan anak remaja yang bingung harus bagaimana. Banyak kemungkinan. Tapi biarlah, mulai hari ini, dia jadi anak kami. Mir sudah suka dari pertama melihatnya." Bernard tersenyum dengan mata berbinar, tampak jelas dia juga menyukai anak itu. Atau mungkin karena dia juga berpikir, istrinya tidak akan mengeluh dan menangis lagi.

"Bantuin gua ngasuh dia ya Wir?" Tiba-tiba Miranti berkata.

"Eh?" Wiratama agak tertegun, "Gak cari baby sitter aja, Nya?"

"Gak ah. Gua mau urus sendiri, biar kerasa jadi seorang ibu. Dan biar pancingannya cepat kena. Tuan juga udah setuju."

"Pancingan apa maksudnya?" Wiratama tidak mengerti. Sebagai laki-laki muda yang jarang bergaul dengan para wanita yang sudah menikah, wajar jika ia tidak mengetahui ada kepercayaan seperti itu.

"Pancingan buat gua hamil lah. Kata orang, mungut anak bisa mancing kehamilan."

Wiratama agak terpana. Memandang Miranti dan Bernard bergantian.

"Gak apa-apa kalau kamu gak bisa hamil, Mir. Qing Qing sudah cukup. Aku sudah punya anak perempuan."

"Laogong, aku tetap pengen punya darah daging sendiri." Miranti merajuk sambil menghentakkan kaki.

"Iya... Iya..." Dengan sabar, Bernard mengelus kepala Miranti.

Namun... darah Wiratama bagai diletakkan di atas bara api, menggelegak mendidih.

Ia menatap Qing Qing yang juga sedang menatapnya. Seolah telah memutuskan bahwa lelaki di depannya bukan makhluk berbahaya, Qing Qing tersenyum.

'Jadi... malaikat kecil secantik dan semurni Qing Qing ini, hanya dijadikan alat oleh Miranti?' Wiratama menggeram dalam hati.

Sungguh wanita keji!

1
Rina Indriani
owalah. Damar hantu rupanya
Rina Indriani
damar apa makhluk gaib
Rina Indriani
kok jd gitu???
kuaci
aku mampir thor
Rina Indriani
kenapa ya? penasaran deh...
Rehaan Aamir
Gilaaaa Bab Awal Aja Udah Se Misterius Ini Jln Crt Nya....Gmn Gk Bikin Penasaraaann Buat Ngikuti Alur Selanjutnya....
Kustri
g bs dipersingkat apa,
byk yg qu skip krn byk yg g penting
Kustri
tak skip, maaf yo
estycatwoman
nice
Astuti Puspitasari
Alur maju mundur di cerita ini dikemas dengan sangat apik, keren banget novelnya. Semangat terus berkarya thor 🥰
Dela Tan: terima kasih 🙏
total 1 replies
Kustri
Luar biasa
Ridho Widodo
pp Dara go blok
Kustri
misteri nih, knp anggota badan pa wira hilang 1-1

karyawan baru emg hrs byk belajar g salah jg mirna menyuruh bangun dini hari
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
good, rekomended!
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
Dari sinopsis, alur utama cerita MC-nya Dara, tapi Dara malah diceritakan hanya sampai bab 19. Sedang bab 20-57 menurut saya hanya cerita pendukung. Disajikan terpisah seperti itu membuat novel ini seperti dua cerita yang berbeda, bukan kesatuan. Andaikan saja bab 20-57 disajikan sebelum bab 19 seiring dg perjalanan cinta Dara dan Damar, dan novel diakhiri dengan kematian Dara, mungkin damage yg didapat ketika mengikuti cerita ini menjadi luar biasa. Btw, thanks untuk hiburannya. Sehat dan sukses selalu. Salam kenal 🙂
Dela Tan: Kamu benar, mulai bab 20 memang bagian 2 dari novel, dan yang menggabungkan kedua cerita itu adalah 4 bab ekstra "Benang Merah" di akhir.

Kenapa dibubat begitu, karena menurut pemikiranku, jika dibuat runut mulai dari kisah Damar & Qing Qing, tidak akan ada kesan misteri & pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu.

Tapi tentu saja setiap orang bisa mendapat kesan yang berbeda. Terima kasih sudah memberi pendapat :)

Salam kenal juga.
total 1 replies
Natalia Susi
ulasan apa ya, kl saya suka gaya bahasa nya yg ringan dan mudah dimengerti sehingga tidak bolak balik ke atas mecerna maksud nya...ceritanya bagus, selain masuk akal , nyambung dan yg pasti buat penasaran/Drool/
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩
dan bwt wira sendiri aku rasa apapun alasannya dia juga salah, mungkin klo wira tak membunuh Damar, nyawa Damar tak ganggu yaak... tapi pak Wira main hakim sendiri, kna dia cemburu, sakit hati Damar yg jadi cinta pertamanya memilih Qing Qing.

Kejutannya di karya ini adalah ternyata Qing Qing dan Dara Sepupuan.


ahh terpaksa komentar di bagi bbrpa kna kepanjangan wkwkwkwk

semangatt ka Dela👍👍👍
Dela Tan: Terima kasih banyak. Komentar yang panjang & komprehensif :)
total 1 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩
bab yang aku suka bab 46, 47, 48, 49 bab bab saat Qing Qing tewas dan gimna perasaan bersalah Damar melihat Qing Qing tewas kna terpeleset dan kehabisan darah... itu bab yg bikin wow.
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩
sebenernya tak ada yang salah sama Cinta, cinta itu Fitrah manusia. setiap manusia berhak dicintai dan mencintai cuma mungkin yg salah adalah cara mengekspresikan cinta itu.

spt cinta Damar dan Qing Qing, tak ada yg salah sama Cinta mereka, wlpn Qing Qing 14 thn dan Damar 19 thn, mereka iya salah kna terpancing gelora muda hingga MBA... tapi jika spt ungkapan ada hukum sebab akibat bkn kah Damar dan Qing Qing sudah mendapatkan nya?
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩: 😂 sama sapaa yaak
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: termasuk cinta sama si anu ya😄
total 2 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩
Ahh akhirnya selesai juga Maraton, no skip no lompat lompat.

mo koment apa yaak pastinya panjang komentar ku soalnya akumulasi dari all komentar dari awal bab sampe bab benang merah end.

awalnya cuma kepo nih baca karya penasarannya kna muncul di beranda, baca awal bab ehh bikin penasaran, kok bisa ide nya belutt wkwkwkwk akhirnya keterusan dehh baca nya.
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩: mantap euyy berapa hari tuhh😂
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: saia juga no skip
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!