Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21 Sidang 1
"Karena ayah mempercayai mereka, Jendral Ling adalah Orang baik, mereka orang yang netral. Hanya saja permaisuri mulai menggunakan mereka lewat putri di kediaman Jendral." Tabib Lu menjelaskan.
"Maksudnya bagimana ayah?" Lu Tian sedikit bingung dengan politik di dalam istana.
"Selir samping putra mahkota saat ini adalah keponakan kandung Jendral Ling. Dan dia juga Putri dari Mendiang Jendral Ling yang Lama."
"Saya masih bingung, kenapa permaisuri seperti itu?"
"Permaisuri sekarang sudah merubah taktiknya. Dulu dia membunuh semua orang yang mendukung mendiang permaisuri, sekarang dia menarik semua orang yang tidak mendukungnya menjadi sekutunya dengan cara perkawinan. Tapi dia tidak tahu putri mahkota yang dia pilih perempuan bodoh yang picik."
"Dan saya harap kamu jangan mendekati orang - orang istana, karena kedepannya itu akan berbahaya padamu." Sambungnya lagi
"Kenapa ayah?" Dia bertambah bingung.
"Dengar pesan ayah, jangan pernah dekat dengan orang - orang istana, apa lagi yang di bawah kendali permaisuri." Tabib Lu memberinya peringatan, ini dia lakukan untuk masa depannya juga.
"Apakah ini bersangkut paut dengan orang tua kandungku?"
"Hmm, saat ini kamu tidak perlu tahu dulu, belajar yang baik. Jika semua ilmuku sudah kau kuasai, nanti ayahmu ini akan memberitahukan kepadamu." Walau dia sebenarnya tidak terlalu mengetahui asal muasal putri angkatnya ini, tapi setidaknya dia bisa membangun keinginan untuk maju.
"Hmm, baiklah" Dia menggangguk
"Kalau begitu istirahat sekarang."
Setelah perbincangan itu Lu Tian shi keluar dan menuju kamar yang akan dia gunakan istirahat malam ini, tepat di sebelah kamar ayahnya.
Ketika dia keluar dia sangat terkejut karena putra pertama Jendral Ling ada di luar sedang menunggu seseorang.
"Selamat malam nona Lu, apakah anda akan beristirahat?" Ling Yuan menyapa terlebih dahulu, karena dia melihat Lu Tian keluar dari kamar ayahnya.
"Iya benar, apakah ada sesuatu hingga jendral muda Ling berada di depan kamar ayah saya?" Dia sedikit penasaran dengan keberadaan Ling Yuan di depan kamar ayahnya.
"Saya hendak berbincang sebentar dengan ayah anda, apakah dia masih terjaga?" Tanyanya
"Ya, silahkan masuk jendral muda" ucapnya sambil membukakan kamar ayahnya, dan Ling Yuan masuk. Tapi sebelum pintu di tutup dia berkata ke pada Lu tian shi :
"Nona Lu, lain kali anda bisa memanggil saya Ling Yuan." Dia menyarankan agar tidak terlalu formal.
"Maaf, saya tidak berani Jendral Yuan." ucapnya membungkuk dan berlalu masuk ke kamarnya.
Ling Yuan mematung bingung, bukankah dia tadi memanggil aku Yuan? Kenapa pakai kata maaf tak berani? Dia mengangkat bahunya dan menutup pintu.
Dia berbincang sebentar dengan Tabib Lu dan keluar kembali menemui ayahnya.
***
Keesokan harinya, di aula utama istana, kembali di adakan rapat pengadilan pagi, seperti hari- hari kemaren. Hanya saja saat ini ada perbedaan sedikit, karena beberapa wanita datang ke pengadilan pagi ini.
Di antaranya Putri Mahkota Su Qing Qing, selir utama putra mahkota Tang Kin Li dan juga permaisuri Su Yang Rue. Permaisuri adalah bibi dari Putri Mahkota dan ayahnya putri mahkota adalah Perdana mentri Su.
Jendral Besar Ling Yan He juga membawa ke tiga putranya. Putra pertama Ling Yuan, putra kedua Ling Chen dan putra ketiga yang selalu membawa kipas tangan kemana saja dia pergi, Ling Tu Shi. Memang pemuda terkaya di negara sedikit berbeda kelakuannya, lebih esentrik.
Kemudian Kaisar membuka sidang pagi ini dengan kasus Selir samping Ling Nana yang telah di asingkan ke istana dingin.
Dari subuh tadi seorang kasim telah di utus untuk membawa Selir samping Ling Nana agar masuk kepengadilan hari ini.
Setelah Kaisar membuka sidang, barulah Kasim yang membawa Ling Nana sampai.
"Kenapa kau sangat terlambat?" tanya kaisar kepada kasim yang membawa Ling Nana.
"Maaf yang mulia kaisar, ada kendala sedikit tadi, Selir putra mahkota mengalami sakit yang mulia kaisar. Jadi kreta yang membawa selir sedikit lebih lambat yang mulia." Dia menjelaskan dengan bersujud di bawah.
Seorang kasim tidak bisa memandang atasannya saat berbicara. Kecuali dia sedang membacakan dekrit kekaisaran, maka dia akan tegak berdiri.
karena hutan terlarang jadi gk ada yang menjelajahinya sehingga nampak menyeramkan