Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Kiara terperangah ketika pintu garasi terbuka secara otomatis, disana terparkir rapi barisan mobil mewah milik ayahnya
Adrian berhenti di depan mobil Lykan Hypersport warna merah.
"Ini hadiahmu sayang, yang akan membawa kemanapun kau pergi, termasuk ke kampus" ucap Adrian.
"Ini terlalu mewah papa, lebih baik aku Naik itu saja" ucap Kiara menunjuk motor sport Ducati warna merah.
"Tidak boleh! Tidak boleh! itu tidak nyaman buat cucu papa" ucap Adrian melarang Kiara menaiki motor sport.
Kiara mencebikkan bibirnya.
"Nanti kalau cucu papa sudah lahir Kau boleh mengendarainya, itu milikmu, semua yang ada disini milikmu" ucap Adrian.
"Terima kasih papa" Kiara tersenyum lebar, dia memeluk dan mencium Adrian,
"Nih!" Adrian memberikan sebuah kunci mobil
"hari ini Kau pasti ingin mengunjungi kampusmu kan?" ucap Adrian
Kiara tersenyum mengangguk dan menerima kunci mobil
"Baiklah papa, Kiara ke kampus memberikan data-data yang di perlukan" ucapnya
"Bersenang-senanglah nak, nikmati harimu, oh Iya Asisten papa sudah mengurus semua administrasi dan tinggal menentukan kapan kapan kau akan mulai" ucap Adrian.
"Tunggu! Kau bisa mengendarainya kan?" ucap Adrian ragu.
"tentu saja, papa meragukanku?"
"tidak! Tidak! Berangkatlah"
Kiara membuka pintu mobil dan duduk di belakang kemudi,
"Wah!" lagi-lagi dia di buat takjub dengan interior mobil, dia tidak pernah menyangka akan memiliki mobil kelas berat ini.
setelah menikmati duduk di mobil mewahnya Kiara turun dan menghampiri papanya.
"Ada apa sayang?"
"Maaf papa Kiara tidak ingin terlihat mencolok, nanti saja aku memakainya" Terbiasa hidup dengan kesederhaan membuat Kiara enggan untuk menerima fasilitas yang di berikan papanya.
"Ya sudah nanti ke kampusnya di antar sopir saja"
Kiara mendorong Kursi roda membawa Adrian keluar garasi. Di depan garasi dia melihat motor matic yang mirip dengan miliknya hanya berbeda warna.
"Papa! Aku naik itu saja" tunjuknya.
"heh!" Adrian mengernyitkan keningnya.
"Ayolah papa! Please!" rengeknya.
"hmm! Baiklah tunggu Sebentar"
"Jonii!" Adrian memanggil Joni yang berdiri tidak jauh darinya.
"Ya Tuan" Joni sedikit berlari menghampiri majikannya.
"bawakan putriku motor matik seperti itu sekarang juga" perintah Adrian sambil menunjuk motor matik milik salah satu maid yang parkir tak jauh dari garasi.
"Baik Tuan" Joni menunduk dan menghubungi seseorang.
"Motornya segera datang lima belas menit tuan" ucap Joni setelah mengakhiri teleponnya.
"hmm! Bagaimana sayang" Tanya Adrian
"Wow! Papa is the best" ucap Kiara mengacungkan jempol dua untuk papanya.
"Terima kasih papa" ucap Kiara melingkarkan tangan di leher Adrian dan mencium papanya.
Adrian sangat memanjakan Kiara, dia ingin putri semata wayangnya bahagia untuk mengalihkan perhatian dari suaminya yang belum diketahui kabarnya dan untuk menebus waktu yang sudah terbuang.
sambil menunggu motornya sampai, Kiara membawa Adrian duduk di taman, dia bercerita tentang masa kecil, tentang tingkah lakunya sewaktu kecil.
Adrian tersenyum mendengarkan cerita putrinya, dan tertawa saat ada bagian lucu dari cerita Kiara. Dalam tawanya tiba-tiba air mata menetes dari sudut matanya, Adrian sedih karena tidak bisa menyaksikan tumbuh kembang anaknya.
Benar saja lima belas menit kemudian motor matic barunya pun terparkir cantik di teras depan. Seorang kurir memberikan kunci motor dan surat-surat pada Joni kemudian menandatangani tanda terima.
Joni menghampiri menghampiri Kiara di taman dan memberikan kunci motornya.
"Permisi Nona, motor anda sudah sampai" ucap Joni tersenyum menggantungkan kunci di jarinya.
Kiara tersenyum lebar, dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ternyata benar-benar hanya lima belas menit" Kiara beranjak dari duduknya dan menerima kunci motornya.
"Well papa! Kalau begitu Kiara berangkat dulu" ucap Kiara kembali mencium Adrian dan melambaikan tangannya
"dah papa, dah paman Jon"
"Selamat bersenang-senang Nona" ucap Joni sambil tersenyum
"hati-hati di Jalan sayang, jangan lupa Kau sedang membawa cucu papa" teriak Adrian Karena Kiara sudah berlari menghampiri motornya.
"Nona muda sangat aneh bukankah lebih enak Naik Mobil" celetuk Joni
"Dia seperti ibunya yang menyukai kesederhanaan Jon" ucap Adrian, dan Joni hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
...****************...
Hari berganti hari, Bulan berganti bulan, kehidupan Kiara berjalan sebagaimana mestinya, dia menyibukkan diri dengan belajar dan belajar, banyak pria yang mendekati tapi dia selalu memperlihatkan cincin pernikahannya yang membuat para pria mundur teratur, di tambah lagi perut Kiara yang semakin membesar.
Janin di perutnya tumbuh sehat tidak pernah membuat Kiara kerepotan seperti kebanyakan wanita hamil pada umumnya. setiap malam di dalam kamar dia selalu berbicara pada bayinya dan mengusap-usap perutnya sambil memandang foto Elvano, suami yang setiap saat selalu dia rindukan.
Usia kandungan Kiara sekarang menginjak sembilan bulan, perkiraan melahirkannya sebelas hari lagi.
Pagi ini Kiara bersiap-siap menyambut kedatangan kakek dan neneknya yang akan berkunjung ke Mansion Adrian. Kedatangan kakek dan nenek Kiara ingin menemani Kiara saat melahirkan nanti.
Melihat Mobil kakek dan neneknya sudah tiba di depan rumah sontak membuat Kiara berlari melupakan perutnya yang buncit.
"Kakek!! Nenek!!" ucap Kiara berhamburan memeluk nenek dan kakeknya.
"Kiara kangen nenek" Rengek Kiara manja
Tiba-tiba perutnya terasa kram
"Ao" rintihnya, membuat kedua orang yang berusia senja menjadi khawatir.
"Kenapa sayang, apa perutmu sakit" tanya nenek Astri cemas.
"Entahlah nek.. Ao ini sakit sekali" rintihnya.
"itu gara-gara kau berlari tadi Kiara" ucap Kakek Bima
melihat Kiara yang kesakitan sontak Adrian menjalankan kursi rodanya menghampiri Kiara.
"Ada apa sayang, apa kau akan melahirkan" Tanya Adrian panik.
Kiara sudah tidak bisa menjawab lagi Karena perutnya teramat sakit.
"Sudahlah dari pada Kiara terus ditanya-tanya lebih baik bawa dia segera ke rumah sakit" ujar Kakek Bima yang sudah melihat cairan keruh bercampur darah menetes di kaki Kiara.
"Nenek sakit" racau Kiara yang sudah di dalam mobil, keringat bercucuran di kening Kiara.
"Sabar ya sayang, tahan dulu" ucap nenek Astri yang juga tidak tau harus bagaimana lagi menenangkan cucunya Karena beliau sendiri juga panik.
Tiga puluh menit akhirnya Kiara sampai di rumah sakit. Dia dinaikkan Ke brankar berjalan menuju IGD.
"Nenek! Sakit nek" racaunya
Dokter wanita yang bertugas di IGD menghampiri perawat yang membantu Kiara.
"Maaf dok sepertinya ketubannya pecah" lapor perawat.
"Baiklah sus bawa langsung ke ruang bersalin, aku akan menghubungi dokter obgyn" ucap dokter yang bertugas di IGD
"Baik dok" suster kembali mendorong brankar menuju ruang bersalin
"Maaf dengan Keluarga pasien" Tanya dokter yang berjaga
"Saya ayahnya dokter" ucap Adrian mendekati dokter wanita yang bertugas.
"Maaf bapak putri Anda akan segera melahirkan, kami akan segera memindahkan diruang bersalin"
"Lakukan segera dok, beri penangan terbaik untuk putri dan cucuku" pinta Adrian.
Diruang bersalin Kiara masih merintih, keringat semakin bercucuran. dalam kesakitannya dia merasakan tangannya di genggam oleh tangan kekar Elvano, dia tersenyum melihat bayangan suaminya.
"El" serunya dalam rintihan.
"Baik nyonya kita mulai ya" ucap dokter wanita yang membantu persalinannya.
"atur nafas dan dorong ya" instruksi dokter
Huft! Huft! Eeekhhh!
Kiara mengejan berkali-kali.
"Iya ibu terus, kepalanya sudah terlihat, ayo ibu semangat, jangan menyerah" ucap dokter lagi
Kiara mengatur nafas yang terengah-engah kemudian mengejan lagi
Oek!
Oek!
Oek!
"Selamat ibu putranya laki-laki" ucap dokter memberikan bayi Kiara pada perawat untuk di bersihkan.
Sedangkan di belahan dunia lainnya.
Suara monitor hemodinamik berdetak keras, Elvano menggerak-gerakkan jarinya, keningnya mengernyit gelisah dalam komanya, keringat bercucuran.
Mom Anna yang melihat pergerakan di tangan Elvano sontak menghampiri putranya.
"Vano! Ada apa nak" ucap mom Anna panik
"Dokter!! Dokter!! Dokter!!" teriak mom Anna.
Masih dalam keadaan mata terpejam Elvano terus meracau nama Kiara.
"Kiara!!"
"Kiara!!"
"Kiara!!" ucap mom Anna bingung
tit..tit..tiiiiiiiiit suara monitor jantung memanjang.
.
sukses untuk karyamu Thor ...
kasian Niel harus bersolo karir gagal deh .
minuman yg kau sajikan rupanya bikin si Niel harus berlama² dikamar mandi
🤣🤣🤣
duh moga berhasil di kejar dah