Emergency Wedding

Apartemen Langham Residence.

Setelah melewati perdebatan sengit dengan Ayah unta, akhirnya Tita mau mengikuti kemauan ayah nya untuk kembali ke apartemen suaminya.

"Ayah unta kejam!" Ketus Tita.

"Sayang Ayah tidak kejam, tapi ayah melakukan semua ini untuk kebaikanmu." Bayu mengusap rambut putrinya.

"Bukan untuk kebaikan Tita tapi untuk kebaikan Ayah, karena Ayah sudah menukar Tita dengan dua puluh ekor unta." Tita yang kesal tidak mau menatap ayah nya, ia lebih memilih menatap dinding yang ada disampingnya.

"Anak unta bagaimana kau tahu semuanya?" wajah Bayu begitu terkejut.

"Boy Arbeto yang mengatakan pada Tita, kalau Ayah menyetujui pernikahan ini dengan meminta imbalan dua puluh ekor unta, apa itu benar?" Tita menatap lekat wajah ayah nya yang terlihat masih sangat tampan, walau ada beberapa kerutan halus di wajah tersebut.

"Bisa dibilang sedikit benar, karena Ayah tidak hanya mendapatkan dua puluh ekor unta tapi juga mendapatkan lima persen saham Perusahaan Kenz. Drc." Bayu bercerita dengan senyum bahagia dibibirnya.

"Ah .. benarkah? Berarti saat ini Ayah sudah menjadi orang yang sangat kaya raya." Seru Tita tak kalah bahagianya.

"Eh kenapa kau bahagia? Seharusnya kau itu sedih karena Ayah sudah menjualmu dan menukarnya dengan semua itu." Bayu menatap putri kesayangannya.

"Kenapa Tita harus bersedih? Justru Tita bahagia karena sudah membuat Ayah unta bahagia." Tita merangkul manja lengan ayah nya. "Ayah adalah segalanya bagi Tita, karena ayah unta adalah Ayah, Ibu, sekaligus sahabat terbaik bagi Tita."

Deg.

Bayu menatap intens wajah putri bungsunya dengan perasaan haru dihatinya.

"Seandainya Daniela tahu kalau putri yang dulu ditinggalkannya, kini tumbuh menjadi gadis cantik dan baik hati serta menyayangi orang tuanya. Dia pasti akan menyesal sudah meninggalkannya begitu saja." Bayu mengingat kembali sosok mantan istrinya. "Apakah Eve sebaik dan secantik Tita? Bagaimana kabar Eve sekarang?" batin Bayu terus bermonolog.

"Ayah unta kenapa diam?" Tita menatap wajah Ayah nya yang terlihat bersedih.

"Ayah tidak apa-apa, hanya teringat pada Ibu mu saja." Bayu mengusap rambut Tita dengan penuh kasih.

"Oh .... " Tita lalu terdiam tanpa mau menanyakan lebih jauh tentang Ibu nya, karena bagi Tita itu hanya akan mengorek luka di hati ayah unta.

"Kau harus ingat baik-baik jangan pernah melawan suami mu! Jadilah istri yang baik dan belajarlah untuk tidak manja dan —"

"Tita sudah tahu ayah." Tita memotong perkataan ayah nya yang sudah berpuluh-puluh kali mengatakan hal tersebut sejak mereka masih di rumah sampai kini mereka berada di dalam lift.

"Anak pintar." Bayu menggenggam lengan putrinya saat pintu lift terbuka. "Ingat besok saat kau bekerja jadi sekertaris —"

"Ayah Unta ...." Tita mengerucutkan bibirnya.

"Iya ..iya."

Bayu menggandeng putri kesayangannya keluar dari pintu lift, sedangkan Tita berjalan sambil menggeret kopernya yang berisi beberapa pakaian. Karena Ayah unta melarangnya membawa pakaian banyak-banyak, ayah bilang ia bisa meminta pakaian baru yang banyak pada Boy Arbeto.

"Ayah janji akan memukul Boy Arbeto, kan?" Tita ingin memastikan kalau ayah nya akan menepati janjinya.

"Iya Ayah janji, ayah akan memukul tangannya yang berani menjambak rambut, menarik kakimu, dan apa lagi ayah lupa?"

"Itu ...."

"Menjitak kepalanya."

Suara dari belakang mereka membuat Bayu dan Tita menengok kebelakang.

"B ...." ujar Bayu dan Tita bersamaan.

"Itu orangnya, cepat pukul dia ayah!" Tita berlari dan bersembunyi dibelakang punggung ayah unta.

"Ayah Bayu Anggara, Anda ingin memukulku?" Boy menatap lekat wajah ayah mertuanya yang terbilang sangat matre dan mata duitan.

"Ti-tidak ayah hanya —" Bayu menelan salivanya dengan susah. "Sial tidak bapaknya tidak anaknya sama-sama mengerikan." Umpat Bayu dalam hati.

"Ayah! Tadi ayah bilang—" Perkataan Tita tercekat di tenggorokan saat mulutnya dibungkam oleh tangan ayah nya.

"Ayah mu bilang apa?" Boy menatap tajam pada Tita.

"Nak kau jangan dengarkan Tita, dia itu kalau berbicara suka asal." Bayu menatap tajam pada putrinya. "Aku datang kemari hanya untuk mengantarkan Tita pulang." Ucap Bayu dengan senyum kaku dibibirnya. "Sabar Bayu kalau Tita sudah mengandung anak dari si brengsek ini, baru kau bisa membuat perhitungan padanya."