NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abi

Jodoh Pilihan Abi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:78.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nur Halimah

Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, malam itu adalah pertama kalinya Abi membentak Zahra supaya putrinya itu menikah dengan anak Kyai Amir, Gus Afkar. Padahal Gus Afkar adalah suami incaran sahabatnya, dan dia sebenarnya berencana untuk lanjut S-2 dulu.
Setelah pengorbanannya, ia harus menghadapi sikap sang suami yang tiba-tiba berubah dingin karena setelah akad nikah, dia mendengar rencana Zahra yang ingin menceraikannya. Belum lagi, reputasi pondok yang harus ia jaga.
Mampukah Zahra bertahan diantara orang-orang yang punya keinginan tersendiri padanya? Dan akankah ia dapat mempertahankan rumah tangganya?
Zahra sang anak kesayangan keluarga, benar-benar ditempa dalam lingkungan baru yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nur Halimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terperanjat

“Apa yang kamu lakukan, Gus?” tanya Zahra yang melihat suaminya itu malah menurunkan jok mobilnya.

“Aku hanya capek dan ingin istirahat sebentar” jawab lelaki itu sambil bersiap berbaring  di atas jok mobil tersebut dan memiringkan badannya menghadap ke arah Zahra.

Tatapannya yang mendalam membuat Zahra begitu gugup dan canggung. 

Zahra menelan ludahnya dan memberanikan untuk menawarkan diri menyetir mobil itu, “kalau begitu, biar aku yang menyetir? Gus tidur saja!”

“Entahlah, Aku mau tidur,” ucap lelaki itu tak menghiraukannya, justru mengganti posisinya dari berbaring miring menjadi terlentang dan langsung terpejam.

Zahra membuang muka ke arah jendela mobil sambil mendesah kesal.

Terlihat bayangan lelaki itu dari balik kaca jendela mobil yang sedang ditatap Zahra.

‘Aku mencintaimu’ 

Kalimat itu bergema lagi dalam pikiran Zahra.

Untuk beberapa saat ia tertegun menatap bayangan lelaki itu dan tanpa sadar mengusap bayangan wajah Gus Afkar di atas kaca tersebut.

‘Aku mencintaimu juga, Gus’ gumam Zahra  dalam hati.

Tiba-tiba tampak mata lelaki itu terbuka. 

Zahra yang terkesiap segera berhenti mengusap bayangan itu, matanya membelalak kaget.

‘Tidak aku tidak boleh terlihat kaget’

Ia segera lanjut mengusap kaca tersebut sambil bergumam agak keras, “kotor sekali kaca ini! Kayaknya kamu harus sering-sering mengelap dan membersihkannya, Mas.”

‘Mas?’

Saking gugupnya, Zahra sampai keprucut omong. Ia segera menggigit bibir bawahnya dan memejamkan mata. Apalagi bayangan lelaki itu terlihat menikmati kegugupannya dengan tersenyum menatapnya.

“Apa tadi kudengar—MAS.” goda lelaki itu.

Zahra sontak mengelak sembari berbalik ke arahnya, “Gus salah deng….”

‘Gus’ 

Zahra terperangah kaget mendapati wajah suaminya tepat berada di depannya.

Sepertinya lelaki itu tadi bangkit, tepat saat Zahra membalikkan badan.

Zahra kembali termangu, dadanya kembali sesak oleh perasaan berdebar yang susul-susulan dalam sepersekian detik.

Matanya tak kuasa berpaling ke arah lain, pikirannya seakan nge-blank.

“Aku sungguh berusaha keras menahan hasratku sekarang karena menghormatimu, setidaknya kau beri aku kompensasi dengan memanggilku—MAS”

Zahra menelan ludahnya mendengar perkataan mendalam dari suaminya tersebut.

“dan…” lanjut lelaki itu kemudian perlahan mengecup dahinya untuk beberapa lama, dengan penuh perasaan.

“Ayo istirahat sebentar! aku tak tau apa yang akan kulakukan padamu kalau masih tetap terjaga,” ucap lelaki itu dengan tatapan penuh makna setelah mencium dahinya.

‘Apa?’

Bukannya terpesona, Zahra yang tersadar apa maksud lelaki itu, langsung melirik sinis ke arahnya sembari menyilangkan kedua tangannya diatas dadanya.

Lelaki itu tertawa sebentar seraya menunduk.

Dia kemudian tiba-tiba menjulurkan tangannya untuk meraih kunci jok melewati tubuh Zahra yang kembali menegang dengan gugup.

Lelaki itu menurunkan jok mobil tempat Zahra duduk kemudian membaringkan tubuh Zahra di atasnya.

Zahra tampak termangu kembali tanpa bisa berkata-kata.

“Tidurlah, ya Habibati!”

Lelaki itu kemudian kembali membaringkan badannya di kursi dan langsung terpejam.

Zahra menoleh ke arahnya sambil tersenyum menggigit bibir bawahnya.

*****

Zahra menggeliat pelan dan membuka matanya perlahan.

‘Tapi dimana ini? bukannya kemarin aku tertidur di mobil’ pikirnya heran, setengah sadar sambil mengamati ruangan di depannya.

Tiba-tiba tangan dan kaki kirinya bergerak sendiri dan terasa tubuh bagian depannya disenggol. ia mendongak ke atas dan….

‘Gus Afkar’

“Akh….!”

Zahra berteriak kaget, ternyata kakinya tengah berada di atas perut Gus Afkar, juga tangannya berada di atas dadanya.

Ia sontak bangkit dengan menyilangkan tangan di atas dadanya.

Lelaki itu terlihat terbangun karena kaget sambil mengerutkan dahinya dan mengusap matanya dengan jari telunjuk kanannya.

“Ada apa?” tanya suaminya bingung.

Zahra hanya diam sambil mengerutkan wajahnya karena panik.

Sepertinya lelaki itu langsung mengerti saat melihat ekspresi dan gelagat Zahra.

“Oh!” gumamnya sambil menguap santai,

‘Oh!’ pikir Zahra sambil membelalakkan matanya kaget. Bagaimana bisa lelaki itu terlihat begitu santai bahkan sekarang bangkit dari tidurnya sambil hendak beranjak meninggalkan Zahra.

“Tunggu!” teriak Zahra membuat gus Afkar terhenti melangkah dan kembali membalikkan badan ke arahnya.

“Apa lagi?” tanya lelaki yang terlihat masih mengantuk itu.

“Kemarin malam, apa yang kau lakukan padaku?”

Lelaki itu tampak menunduk sambil tertawa membuat Zahra semakin bingung.

“Memangnya apa yang kulakukan?” tanya lelaki itu sambil mengangkat kepalanya menghadap Zahra dengan wajah yang begitu serius.

Ia perlahan menghampiri Zahra yang terus mundur karena takut.

“Bukankah kau yang tidur sembarangan?” ucap lelaki itu dengan nada begitu dingin.

‘Apa? Kapan?’ pikir Zahra sambil terus mundur dengan ekspresi heran dan takut yang bercampur-campur.

“Kau memelukku begitu erat saat tidur, sampai-sampai aku tak bisa bergerak,” jelas lelaki itu membuat Zahra merasa bersalah.

“A–aku tidak…” elaknya membela diri seraya tersudut di depan dinding. tapi lelaki itu tak mau berhenti dan terus menghampirinya semakin dekat dan semakin dekat.

“Tidak apa?” sela lelaki itu membuat Zahra terdiam bingung harus ngomong apa, apalagi sekarang lelaki yang sudah ada tepat didepanya itu tengah menatapnya tajam.

“Kau sembarangan merangkul dadaku dengan tanganmu, bahkan menjerat kakiku dengan kakimu. Apa kau hendak memperkosaku?” tegas lelaki itu.

“Hah?” seru Zahra begitu terperanjat mendengar pernyataan suaminya itu. Ia mulai bertanya-tanya kenapa sekarang ia terdengar seperti pelaku dan suaminya itu korbannya.

Ia sontak mendorong lelaki itu menjauh darinya.

“Non sense! Jelas-jelas Gus yang memindahkanku ke sini, entah apa yang kau padaku tadi malam?” ucap Zahra balik menuduh suaminya.

Bukannya menjawab lelaki itu malah melirik heran seakan sedang menuduhnya balik.

“Apa?” tanya Zahra kesal.

Tetapi lelaki itu masih bertahan dengan ekspresinya tadi, hanya menggerakkan kepalanya menunduk sedikit.

‘Hah!’ pikir Zahra tak habis pikir dengan cara pandang suaminya itu.

Tok–tok–tok

Tiba-tiba terdengar pintu hotel diketuk…

Keduanya langsung berpandangan heran

“Service room!” seru lelaki di depan pintu itu.

Zahra segera melompat mencari kerudungnya kemudian memakainya, sementara Gus Afkar membukakan pintu dan mempersilahkan pelayan hotel itu masuk.

Terlihat lelaki yang sedang mendorong luggage trolly dengan ada semangkok soup hangat dan sepiring dessert diatasnya itu kini tengah menghidangkan makanan tersebut di atas meja kecil di ruangan tersebut. 

Dia kemudian pamit pergi setelah diberi tip oleh suaminya.

Gus Afkar kembali menutup pintu kemudian menghampiri Zahra.

‘Kau terlihat cantik dengan kerudung maupun tidak,” puji lelaki itu.

‘maupun tidak!’ 

Zahra membelalak kaget menyadari bahwa tadi ia tidak berkerudung. Jangan-jangan lelaki itu membuka kerudungnya kemarin malam.

“Apa kamu membuka kerudungku, Gus?” tanya Zahra dengan nada marah.

“Apalagi sekarang, ayo kita cicipi dulu makanan ini,” ujar lelaki itu santai sambil mengajaknya duduk bersamanya.

“Jadi benar, Gus membuka kerudungku tadi malam?” hardik Zahra sembari cemberut kesal.

Lelaki itu menghela nafas panjang kemudian bangkit.

“Tadi malam, kamu sendiri yang membuka kerudung itu,” jelasnya.

‘Benarkah?’ 

Zahra mulai mengingat-ingat dan meringis malu…

Lelaki itu berdehem kesal. Dia kemudian tampak menghampiri Zahra dan langsung memeluknya dari samping tanpa permisi.

“Mau apa kamu Gus?” toleh Zahra.

“Aku akan menghukummu karena terus menuduhku,” ucap lelaki itu hendak menciumnya. 

Zahra yang mengetahuinya, sontak menghempas wajah itu dan kemudian mendorong suaminya hingga hampir terhuyung jatuh.

“Awas ya! aku akan mendapatkanmu,” ancam lelaki itu sambil berlari mengejarnya.

Zahra berusaha menghindar dengan berlari ke arah pintu yang ternyata lupa dikunci suaminya itu.

Ia keluar dan…

‘Nayla?’

Langkahnya terhenti…

Zahra membelalak kaget mendapati gadis itu di depan kamarnya.

Emmua

Bahkan kecupan suaminya pada pipinya yang barusan menangkap dan memeluknya, terasa hambar.

1
Siti Yatimatin
mana julukan istri shjolihahmu zàhra yg kau ajarkan pada muridmu emang takut dosa suami minta hak ìstri menolak dilaknat alloh
Siti Yatimatin
Dasar bodoh kamu AZZAHRA KHOIDUNNISA
Lilik Juhariah
disini yg bikin pembaca jengkel , lebih takut janji ke sahabat drpd janji pada Sang Pencipta
Lilik Juhariah
bener bener Gus afkar menahan nafsunya , tapi istrinya yg keterlaluan
Lilik Juhariah
karaktermu aneh Zahra , sama suami berani udah tau hukumnya , kl sama sahabat takutnya minta ampun
Lilik Juhariah
hiks iks ks
Lilik Juhariah
punya suami sprt Gus afkar , jadi istrinya tersanjung banget
Lilik Juhariah
nurut suami zahra
Lilik Juhariah
ceritanya bagus pemilihan katanya bagus
Lilik Juhariah
ya ahirnya, biang keroknya kabur semua, andai suami sprt Gus afkar damai tuh para istri, sabar pengertian
Lilik Juhariah
la opo kok nuduh orang gk jelas
Lilik Juhariah
karakter Zahra sampe disini gk suka banget, mentingin temennya , gk jujur, dan lebih jengkelin lagi sukanya bicara dalam hati
Lilik Juhariah
ini Zahra udah tau bertemu selain mahram apalagi udah punya suami dosa, dilakukan trs , ntar jadi fitnah
Lilik Juhariah
ini kelakuannya nayla
Lilik Juhariah
Zahra lebih banyak bicara dgn hatinya, wkkwk
Lilik Juhariah
Nayla terlalu Ter obsesi
Lilik Juhariah
kesenengnya ngomong gitu, ntar kl nikah beneran sakit hati, untung Islam melarangnya , Zahra Zahra
Lilik Juhariah
haaah janinnya siapa , tapi masih ngejar Gus afkar
Lilik Juhariah
walau pun amnesia juga gk begitu , tetap harus jujur ,
Lilik Juhariah
lah Nayla ini lucu , wong Gus afkar cintanya sama Zahra , emang kl Zahra cerai trs bisa kamu gantikan jadi istri Gus afkar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!