Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan madu sayang
"Permisi." Alula memilih hengkang dari hadapan gadis-gadis cantik nan seksi itu.
"Mau kemana hah?" Cherry menghalangi jalan Alula dengan kaki jenjangnya. Untung Alula segera menghentikan langkahnya, jika tidak mungkin sudah terjatuh.
"Alula." Di depan sana, ada Galang yang baru saja membantunya mengurus pendaftaran kuliah.
Cherry mengerut bibir kuat-kuat, meskipun masih ingin mengerjai Alula, gadis itu tidak melakukannya, sebab, pemuda tampan yang melambaikan tangan pada Alula adalah pemuda tercintanya.
Alula mendekat dan tersenyum pada mahasiswa terpopuler di kampus ini, tentunya setelah Cherry tidak lagi menghalangi jalan.
Galang adalah presiden mahasiswa, alias ketua BEM di universitas ini. Dia pemuda populer nomor satu di sini. Alula mengambil jurusan yang sama dengan Galang yaitu animasi.
Mereka dekat karena dahulu, Alula pernah mendatangi studio animasi yang di pimpin oleh Abang nya Galang. Hobi, bakat dan kesukaan yang sama membuat mereka dekat.
"Terimakasih yah, Bang Galang sudah mau menyempatkan waktu untuk membantu pendaftaran kuliah Lula."
"Sama-sama. Aku senang melakukan nya, kalo ada perlu apa-apa hubungi aku, tapi ingat, jangan berharap banyak dari ku, Bang Galang menganggap kedekatan kita selama ini hanya pertemanan biasa, tolong jangan masukkan ke dalam hati, seperti gadis-gadis lainnya." Sambung Galang tersenyum.
Galang tahu Alula menyukainya tapi membalas perasaan Alula tidak termasuk dari cita-citanya.
Kasta berbeda, cara berpakaian dan gaya hidup di lingkungan yang berbeda membuat Galang tak ingin terjerembab lebih intens lagi dengan gadis bau kencur ini.
"Iya, Lula sadar Lula bukan siapa-siapa, Lula hanya mengangumi Bang Galang saja, berteman dengan mu, itu sudah lebih dari cukup."
Kendati sakit, Alula membalas senyum sangat manis, jika di pikir lagi Alula belum pernah melihat pemuda tampan yang sebaik dan sejujur Galang, buktinya Raden sangat menyebalkan meskipun ketampanan Raden tak mampu dia pungkiri.
"Kita makan siang di kantin. Aku yang traktir, mau?" Tawar Galang.
"Mau." Angguk Alula. Galang meraih tangan mulus gadis itu.
"Aaaa, Raden Mas!" Ada banyak teriakan histeris yang terdengar memekakkan telinga.
Sontak Alula dan Galang menoleh ke arah yang sama yaitu kepada lelaki tampan nan mapan berusia matang bertubuh tinggi bidang.
Raden Mas Rafael melangkah dengan menyertakan kharismanya menuju sosok mungil Alula.
Kaos t-shirt ketat berwarna hitam, celana jeans biru terang, dan kacamata hitam yang di sangkut kan pada kerah kaosnya. Sepatu sneaker putih membuat Raden lebih awet muda.
Semua orang meneriaki Raden yang terkenal seksi dan kaya raya ini. Cherry, Sindy dan Hana juga tak kalah ributnya saat mengagumi ketampanan dan kegagahan Raden Mas Rafael.
"Om!" Alula melotot, sontak dia tutupi wajahnya dengan kertas pendaftaran yang dia dapat dari Galang. Sementara gadis lain ingin mendekati Raden Alula justru ingin kabur dari lelaki tampan itu.
"Gawat, jangan sampai Bang Galang tahu kalo Lula punya hubungan sama Om Raden!" Rutuk nya dalam batin.
Alula menarik tangan Galang untuk di ajak pergi secara diam-diam, di sana Raden menyeringai, sudah pasti Alula sengaja menghindari dirinya.
Raden tetap melanjutkan langkah menuju Alula yang sudah sedikit bergerak. Dia tarik kerah bagian belakang mencoba menghentikan Alula dengan bibir yang melebar geram.
"Mau kemana hmm?"
Galang mengernyit, menatap Alula dan Raden bergantian, begitu juga dengan Sindy yang heran melihat pemandangan ini.
"Kalian saling kenal?" Tanya Galang.
Kendatipun di Indonesia belum ada yang menyamai kekayaan dan pengaruh besar Raden.
Galang tahu siapa itu Raden dan pasti Raden juga mengenal Galang karena kasta keluarga mereka di garis yang sama, tapi takkan masuk akal jika Raden mengenal Alula yang bukan siapa-siapa ini.
Alula menyengir. Gadis itu menoleh pada Raden sambil berusaha melepaskan tangan Raden dari kerah bajunya. "Lula mau ke kantin Om, Lula belum makan siang." Jawabnya lirih.
"Sudah selesai mendaftar?" Tanya Raden.
Alula mengangguk. "Sudah."
"Sekarang ikut aku!" Ajak Raden tanpa basa-basi lagi. Sementara di sekeliling mereka memandang heran ke arahnya.
"Tapi Om!" Alula merengek dengan mata memohon lucu.
Tak mau mendengar penolakan, Raden menarik begitu saja gadis itu meninggalkan tempat tersebut, Galang hanya tersenyum kecil menatap Alula yang menyatukan kedua tangannya seperti memberikan tanda permintaan maaf.
Pertanyaan pun bertengger di otak Galang dan semua orang, termasuk Cherry, Sindy dan Hana.
"Eh, kenapa Alula bisa kenal sama Raden?" Cetus Cherry berapi-api.
Sindy menaikan ujung bibir. "Dia jadi pembantu nya palingan, pantesan punya duit buat kuliah!" Sarkas nya.
"Tapi biarpun cuma pembantunya, beruntung banget jadi Alula, bisa deket terus sama Raden, ih, iri deh." Sambung Hana berdecak kakinya.
Sindy berdecih. "Cih, Gue dong, mau jadi calon istrinya!" Sombongnya.
Hana menyengir. "Oiya aku lupa kalo kalian pernah mau di jodohkan, hehe, selamat ya Sind, semoga Raden mau di jodohkan sama kamu dan kalian bulan madu di Paris, jangan lupa kalo udah jadi istrinya Raden, kamu porotin itu pria tajir, beliin kita-kita oleh-oleh branded." Ujarnya.
"Tenang saja, Papi Mammi pasti sukses menyatukan aku sama Raden." Kata Sindy percaya diri.
"Aamiin."
Sementara Alula masih mengikuti langkah kaki suaminya menuruni anak tangga di bagian teras. Lobby gedung itu di buat lebih tinggi dari halamannya.
Di depan sana mobil sport tanpa atap berwarna merah mengkilap telah lengkap dengan sopirnya. Bastian tergelak kecil menyaksikan raut wajah Alula yang lucu meskipun dalam keadaan kesal.
Raden membuka pintu lalu menyuruh Alula duduk dan bergeser. Ia menyematkan kacamata hitamnya duduk di sisi istrinya dengan pandangan yang lurus ke depan.
"Jalan!" Titahnya.
"Ok let's go!" Sahut Bastian, lelaki Casanova itu juga menyematkan kacamata hitamnya seraya menginjak gasnya. Bastian memutar musik, senorita lagunya.
Semua orang menatap ke arah mobil sport itu. Betapa beruntungnya Alula Humaira, gadis berpakaian usang namun memiliki kesempatan untuk duduk bersanding di mobil yang sama dengan Raden.
Bagi Alula justru musibah, karena Alula tidak pernah menginginkan hal ini terjadi.
"Sebenarnya kita mau kemana sih? Kan Lula lapar, Lula mau makan sama Bang Galang loh barusan." Alula sengaja berteriak keras di telinga suaminya.
Raden menyingkir dari mulut cempreng gadis berpakaian usang itu. "Kamu suka Galang?" Pada akhirnya pertanyaan itu yang terceletuk dari bibir sensualnya.
Alula mengangguk. "Tentu saja, siapa yang tidak suka cowok ganteng sepertinya?"
"Aku lebih ganteng!" Raden menatap Alula.
"Apaan?" Sanggah Alula.
Raden melepas kacamata hitam yang menghalangi wajahnya. "Lihat dan amati, siapa yang lebih ganteng, aku atau Galang?" Berang nya.
"Ya pasti, Bang Gal, ..." Alula terpana pada ketampanan Raden yang hakiki hingga tanpa sadar dia menghentikan kalimatnya.
Raden menyeringai. "Ganteng suami mu bukan?" Tanyanya.
Alula menggeleng cepat. "Tetap ganteng Bang Galang, titik!" Gengsi dong, masa sih mau menerima kekalahan, itu bukan Alula Humaira.
Raden memutar bola mata malasnya mendengar pengakuan Alula yang terlihat munafik menurutnya. Raden loh, yang di nobatkan sebagai pengusaha terseksi di dunia, bukan Galang.
Alula menggoyang dada bidang suami tampan nya. "Ayolah Om, kita balik lagi, Lula masih mau lihat-lihat kampus lula." Rengek nya.
"Dua Minggu lagi kamu boleh aktif dengan kegiatan belajar mu." Putus Raden.
Alula mengernyit. "Kok dua Minggu lagi sih? Lama banget?" Protes nya.
Raden merangkul gadis itu. "Dua Minggu ini. Kita mau pergi jauh." Bisiknya.
"Kemana?" Sambar Alula.
"Paris!"
"Paris? Mau ngapain kita ke sana?"
"Bulan madu sayang."
"W-what?" Alula melotot terkesiap. "Bulan madu?"
"Kenapa? Kamu takut padaku?" Tanya Raden memberikan smirk iblis.
Di jok kemudi Bastian tersenyum saat melirik ke arah spion mengamati keduanya, sudah jelas Raden menyukai keberadaan Alula. Selama ini, Raden tak pernah dekat dengan siapa pun selain Emelly saja.
...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...
...ᴰᵘᵏᵘⁿᵍ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᴸᴵᴷᴱ ⱽᴼᵀᴱ ᴷᴼᴹᴱᴺ ᵈᵃⁿ ᴴᴬᴰᴵᴬᴴ🙏...
sundal kata Arga🤣🤣🤣