Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28: I Like your lips
Emma beranjak ke dapur dan menyiapkan semua bahan-bahan masakannya. Emma akan memasak beberapa makanan untuk mereka. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 lewat.
45 menit berlalu, Emma sudah selesai memasak. Kini ia tinggal menyajikannya di meja makan. Setelah selesai, Emma menuju ruang tengah untuk memanggil Javier dan si kembar. Ketiga pria itu ternyata sudah tertidur. Leon dan Lucio tidur gelimpangan di atas karpet bulu. Emma tertawa melihat cara tidur kedua bocah itu.
Pandangan Emma tertuju pada Javier yang tidur bersandar di sofa. Pria itu menggulung lengan bajunya sebatas siku, dua kancing teratas bajunya terbuka.
"Kenapa dia terlihat tampan dengan penampilan seperti itu," batin Emma memuji ketampanan Javier.
"Astaga..apa yang baru saja kamu katakan Emma," gumamnya geleng kepala.
"Sebaiknya aku bangunkan saja mereka, apalagi tadi kami melewatkan makan siang," batin Emma.
"Pak..." panggil Emma membangunkan Javier.
"Hmmm..." Javier berdehem masih dengan mata tertutup.
"Ayo bangun, makanannya sudah selesai," ucap Emma. Javier membuka kedua matanya dan melihat Emma berdiri dihadapannya. Ia menarik tangan Emma hingga tubuh wanita itu terjatuh di pangkuannya.
"A..apa ya..yang Bapak lakukan," ucap Emma terbata. Emma tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini. Bagaimana jika Leon dan Lucio bangun dan melihat mereka. Emma bangkit dari pangkuan Javier namun pria itu menahannya. Secepat kilat Javier mendaratkan bibirnya di bibir ranum Emma.
Jantung Emma berdetak lebih kencang berkali kali lipat. Sadar, Emma menjauhkan kepalanya dan lagi-lagi ditahan oleh Javier. Pria itu menyesap lembut bibir manis Emma. Entah kenapa Emma diam terpaku saat merasakan gerakan bibir Javier di bibirnya. Pria itu memang pencium handal, buktinya sekarang Emma terbuai hingga ia memejamkan matanya. Ini kedua kalinya Javier menciumnya dan Emma selalu terbuai dengan ciuman Javier.
"Ssshh..." desis Emma saat Javier menggigit bibir bawahnya hingga mulutnya terbuka dan Javier dengan mudah menjelajahi mulut Emma. Emma mulai membalas ciuman agresif Javier. Lidah keduanya saling bertautan, melu*at dan menghisap. Tangan kiri Javier mengusap lengan Emma naik turun.
"mppphhhm.." Emma memukul dada Javier. Tau Emma yang mulai kehabisan nafas, Javier perlahan mengakhiri ciuman mereka. Emma segera menarik nafas dalam-dalam. Hampir saja ia mati karena kehabisan nafas. Javier menyeringai kala melihat bibir Emma yang bengkak karena ulahnya. Javier lalu menyatukan kening mereka dan menatap lekat wajah Emma.
"I like your lips," bisik Javier membuat Emma merona. Astaga..., apakah itu pujian atau memang Javier sengaja ingin menggodanya. Emma bahkan tidak berani menatap wajah Javier sekarang.
"Bangunkan anak-anak sekarang juga...," ucap Javier bangkit lalu berjalan menuju dapur.
Emma menepuk-nepuk wajahnya berkali-kali untuk memastikan kejadian tadi bukanlah mimpi. Ini kedua kalinya Javier menciumnya dan anehnya ia tidak pernah memberontak. Terlebih mereka tidak memiliki hubungan apapun kecuali bos dan bawahan. Emma tersadar saat melihat Leon dan Lucio yang masih tertidur di atas karpet bulunya.
"Leon..., Cio...., ayo bangun," panggil Emma mengusap lengan kedua anak itu.
"Leon..., Cio...." panggil Emma sambil menepuk-nepuk pelan wajah Leon dam Cio kala kedua bocah itu tidak bangun-bangun.
"Mmmhhh..., kak..." gumam Leon mengerjapkan matanya mencoba mencari kesadaran.
"Kita makan dulu yuk..., kalau mau tidur nanti saja dilanjut setelah makan," ucap Emma kasihan saat melihat wajah Leon dan Cio yang masih mengantuk.
"Ayo cuci muka dulu, biar segar.." ajak Emma membawa kedua anak itu ke kamar mandinya.