Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.
Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.
Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.
Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Elina menatap Adrian dengan tatapan bingung, perasaan cemas yang sejak tadi mengendap kini meletus. “Tunanganku?” Kalimat itu terus terngiang di telinganya. Tidak mungkin Adrian menyebutkan sesuatu yang penting seperti ini begitu saja, terutama setelah mereka memutuskan untuk menikah kontrak.
"Jelaskan," suara Elina terdengar pelan, tapi nada bicaranya menunjukkan bahwa dia menuntut penjelasan. "Apa yang Tuan maksud dengan tunangan?”
Adrian menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan raut wajah yang penuh tekanan. "Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Sebelum aku memutuskan untuk menikah denganmu, aku memang telah bertunangan dengan seorang wanita yang dijodohkan oleh keluargaku." Adrian berhenti sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Tapi perjodohan itu hanya urusan bisnis, dan aku tidak pernah berniat menjadikannya kenyataan."
Elina merasakan dadanya sesak. "Jadi... saat kita memutuskan untuk menikah, kau masih bertunangan?"
"Secara teknis, ya," jawab Adrian. "Namun, aku tidak menganggapnya sebagai hubungan yang nyata. Itu hanya keputusan yang dibuat oleh ayahku untuk kepentingan keluarga. Sejujurnya, aku tidak pernah tertarik padanya, dan itulah mengapa aku tidak memberitahumu sejak awal."
Elina menggeleng pelan, merasa seperti tenggelam dalam pusaran emosi yang membingungkan. “Kenapa Tuan tidak memberitahuku sebelumnya? Kenapa baru sekarang?” Elina bertanya, suaranya terdengar lebih pelan dan sedikit gemetar.
"Aku tidak ingin membebanimu dengan hal ini," jawab Adrian, nadanya penuh ketulusan yang jarang terlihat darinya. “Sebelum Pernikahan ini, Aku harus menyelesaikan beberapa masalah”
Elina menelan ludah, merasa bahwa ada lebih banyak hal yang akan terungkap. “Masalah apa?”
Adrian menatap Elina dengan tatapan tajam. “Ayahku, dia tahu tentang kita. Dia menolak pernikahan ini dan menuntut agar aku tetap bersama tunanganku.”
Elina diam, hatinya semakin sakit mendengar penjelasan Adrian. Dia menyadari bahwa kehidupannya semakin rumit. tapi dia tidak menyangka ada orang lain yang terlibat. “Apa yang akan anda lakukan?” tanya Elina akhirnya, suaranya terdengar lelah.
Adrian diam sejenak, lalu berkata, “Aku akan menghadapinya. Ini bukan tentang dirimu, Ayahku tidak bisa selalu mendikte hidupku. Pernikahan kontrak inj adalah pilihan yang sudah aku buat, dan aku tidak akan membiarkan mereka mengubah itu.”
Elina tidak tau harus menanggapi apa ucapan Adrian, di sisi lain, dia juga merasa beban yang semakin berat di pundaknya. Pernikahan ini bukan hanya tentang dia dan Adrian, tapi tentang banyak pihak yang mungkin akan melibatkan intrik dan masalah di masa depan.
“Aku tahu ini tidak mudah bagimu,” kata Adrian dengan nada dingin “tapi bukankah ini yang kau inginkan, jadi percayakan saja semuanya padaku, atau kau mau menjadi teman r*nj*ngku tanpa status yang jelas.
Elina tidak tahu harus mengatakan apa. Di dalan pikirannya dia merasa semuanya seperti wahan roaller coastee yang penuh dengan tantangan apalah kamu siap menghadapi rintangan yang semakin terjal di depan atau berhenti dan tak bisa berbuat apa apa. Dia berhutang budi pada Adrian.
“Ti-tidak, aku tidak ingin itu, a-aku percaya pada Tuan”
Sebenarnya Elina ingin mempercayai Adrian, tapi dia juga tahu bahwa situasi ini jauh lebih rumit dari yang terlihat. Ada begitu banyak hal yang belum dia pahami, terutama tentang hubungan Adrian dengan keluarganya dan tunangannya. Namun, satu hal yang dia tahu pasti—perasaan cemas ini tidak akan hilang begitu saja.
**
Sore itu, setelah pertemuan yang penuh ketegangan, Elina memutuskan kembali ke Panti Jompo. Dia mencoba menenangkan pikirannya, tetapi pikirannya terus berputar tanpa henti. Pernikahan kontrak dengan Adrian sudah menjadi keputusan besar, tapi sekarang, dengan adanya tunangan dan tekanan dari keluarga Adrian, semuanya terasa lebih berat dari sebelumnya.
Ponsel Elina bergetar di meja samping tempat tidur, menampilkan pesan dari Ibunya
Mama: “ Elina Mama benar bebar butuh bantuanmu. Mama ingin bercerai dari ayah tirimu Dodi”
Elina menghela napas panjang membaca pesan dari Ibunya. Apa lagi yang akan dia hadapi, seolah semuanya tidak pernah habis.
Elina membalas pesan singkat Ibunya: “Datanglah ke Panti Ma, nenek sudah sehat.”
Hanya itu yang dapat Elina katakan pada Ibunya, dia tidak mau terlalu ambil pusing masalah rumah tangga ibu nya, bukan karena Elina tidak sayang pada ibunya akan tetapi Ia sudah terlalu kecewa dengan Ibunya.
**
Beberapa hari telah berlalu semua terasa sangat berat bagi Elina dan malam ini Elina memutuskan untuk kembali bekerja lagi di Bar, meskipun dia akan menikah dengan seorang Adrian Bolkov Salvatrucha, CEO Perusahan terbesar di negara A tidak menjadikan Elina mengacuhkan pekerjaan nya, Ia tidak ingin semakin bergantungan pada orang lain.
Elina sampai di sebuah bar klasik namun sangat mewah dan elegan tempstnya bekerja.
“Hai Des” sapa Elina
“Wahh Elina” jawab Desi sambil berjalan memeluk Elina. Nampak sekali dia sangat merindukan Elina
“Bagaimana kabarmu Lin, nenekmu apakah sudah sehat m, bagaimana perkuliahanmu dan Tu-tuan Adrian, bagaimanaa? “ ucap Desu dengan banyak pertanyaan.
“Pertanyaanmu banyak sekali Des, satu satu dulu haha” jawab Elina sambil tertawa kecil
“Baiklah kita mulai dari, kemana saja kamu beberapa hari ini, bahkan telpon mu tidak bisa dihubungi” ucap Desi dengan wajah mulai serius
“Hufhtt sangat melelahkan Des, aku bahkan tidak sempat membaca semua pesan masuk di handphone ku, aku memfokuskan diri untuk kesembuhan nenek Des” ucap Elina dengab raut wajah sedih
“Lin… bagaimana keadaan nenekmu” tanya Desi sambil mengusap pundak Elina
“Nenek sudah membaik pasca Operasi Des, dia sudah kembali sehat, hanya perlu beberapa kali lagi kontrol ke rumah sakit” jelas Elina dengan senyuman kecil diwajahnya
“Syukurlah, dan perkuliahanmu?”
“Burukk Des.. aku hampir saja di DO karena aku mengabaikan perkuliahanku beberapa hari ini” ucap Elina kembali dengan wajah sedih
“Tak masalah Lin… hanya hampir kan belum di DO hehe” jawab Desi dengan tertawa kecil
“Kau ini Des” balas Elina sambil tersenyum
Mereka bersiap siap untuk memulai pekerjaan mereka, Elina mengganti pakaiannya dengan satu set pakaian baru yang diberikan Desi
“Lin, ini seragam baru di berikan manajer hari ini adalah hari spesial ada event party yang di selenggarakan disini, kau tau siapa yang datang” ucap Desi
“Si-siapa Des?” Tanya Elina penasaran
“Seorang Model internasional Lin, Valeria Ivanova” ucap Desi excited karena dia sangat menyukai hal berkaitan dengan dunia model
“Wahhh bagaimana bisa,” tanya Elina
“Dengar dengar sih karena dia baru saja pulang dari Paris, jadi diadakan Party besar disini” jawab Desi
“Oh begiiituu, eh Des kenapa pakaiannya seperti ini??” Tanya Elina yang baru menyadari pakaian baru yang diserahkan Desi itu nampak sangat mini ditambah dengan sebuah topeng yang menutupi mata, apa maksudnya ini Elina bertanya dalam hati.
“Iya Lin karena ini kan kedatangan Model Internasional jadi dia ingin party ini terselenggara secara meriah dan modern.. katanya sih gitu..dia tidak ingin melihat pekerja yang sok alim dengan rok dibawah lutut… hanya malam ini saja Lin” ucap Desi meyakinkan Elina
Sebenarnya Elina ragu dengan hal itu, dia tidak pernah membayangkan dirinya dengan pakaian mini seperti itu dilihat oleh banyak orang. “Maafkan Elina nek” ucap Elina dalam hati
Elina pergi kedalam kamar mandi untuk menghanti pakaiannya.
Dia melihat dirinya di depan cermin, dia sangat risih melihat penampilannya yang sangat minim kain.
“Hanya malam ini” ucap Elina pelan meyakinkan dirinya.