Aluna yang tidak mau membuat ayah nya malu dan kecewa karena sang kakak menolak menikah dengan pria yang sudah di pilihkan nya, harus rela menjadikan dirinya jodoh pengganti. Sang kakak menolak perjodohan karena lelaki pilihan ayah nya ternyata hanya lelaki biasa yang hanya bekerja sebagai karyawan paprik.
Dengan berbesar hati aluna menerima dirinya untuk menggantikan kakak nya dalam perjodohan yang sudah di atur oleh ayah nya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerumah papa
💞💞💞💞💞💞💞
.
.
.
⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
" Mala sekarang kamu sudah menikah dan menjadi seorang istri, jadi kamu harus bisa mengurus suami mu. Kamu urus makan suami, mulai sekarang kamu belajar memasak. Kalau kamu terus seperti ini bagaimana kamu tinggal dengan mertua mu?" Seru pak andi menasehati mala.
Mala sedari pagi hanya bermalas - malasan sambil menonton Tv. Sedangkan adit pergi tidak tahu kemana, sedari pagi belum pulang sampai siang. Mala masih betah tinggal di rumah orang tua nya, itu semua dia lakukan karena dia tidak mau tinggal dengan mertua nya.
" Ihh papa... apaan sih. Aku kan lagi hamil pa, urusan masak aku juga tidak tahu menahu. " Ucap mala dengan kesal.
" Mala.. kamu ini sudah 3 hari menikah. Dan sudah 3 hari juga kamu tinggal disini. " Ucap pak andi lagi.
" Pa... !! mala ini anak kita jadi dia juga berhak tinggal disini. Papa tidak boleh mengusir nya " Ucap meri tidak suka dengan perkataan suaminya.
" Papa tidak mengusir nya ma, tapi papa hanya mengingat kan mala saja. Seorang istri itu harus ikut kemanapun suami nya pergi, kalau begini terus tidak enak dengan pak tirta dan bu eka. Dan Mama lihat sendiri kan rumah sudah berhari - hari berantakan tidak kalian bereskan juga. Beda saat masih ada Aluna, rumah rapi dan bersih, papa yakin pasti selama ini Aluna yang sudah membersihkan rumah. " Seru pak andi meluruskan.
Saat meri dan pak andi sedang berdebat tiba - tiba aluna dan candra masuk ke rumah dengan mengucapkan salam.
" Assalamualaikum " Seru aluna dan candra bersamaan.
" Waalaikumsalam " Hanya pak andi yang menjawab salam dari aluna dan candra.
Aluna dan candra berjalan mendekati papa nya, lalu menyalami papa nya dengan takzim. Saat hendak menyalami mama meri, tangan aluna justru di tepis nya. Hal itu membuat pak andi marah dan langsung menegur istrinya.
" Ma.. Aluna cuma mau menyalami tangan mama, kenapa mama menepis nya. " Ucap pak andi menegur istrinya.
"Tidak perlu " Jawab meri ketus.
" Sudah pa tidak apa - apa. Oh iya pa, ini aluna bawakan makanan untuk papa. Kita makan sama - sama yuk pa,kebetulan ini sudah jam makan siang " Ucap aluna dengan lembut.
Aluna, candra dan pak andi langsung berjalan ke meja makan. Aluna memindahkan makanan yang dia bawa ke piring dan di hidangkan nya di atas meja makan. Ada ayam kecap, ikan bumbu acar, tumis tauge dan bakso lengkap dengan sambal kesukaan sang papa. Aluna sengaja masak banyak untuk di bawa kerumah sang papa dan untuk makan siang bersama. Tentunya atas persetujuan sang suami nya.
" Ma, aku lapar. Ayok kita ikut makan. " Seru mala tidak tahu malu.
" Iya sayang " Jawab mama meri singkat.
Baru juga hendak bangkit dari duduk nya , tiba - tiba adit datang. Sedari pagi adit pergi dan sesiang ini baru saja pulang.
" Sayang kamu darimana ?" Tanya mala menyambut cemberut suami nya.
" Aku tadi ada urusan sama papa sayang, aku mau belajat bisnis sama papa " Ucap adit.
" Oh.. bagus deh. Suami ku memang paling pintar. Ya sudah yuk kita makan, di sana sudah ada aluna sama suami nya. Kamu belum kenal sama suami aluna yang buruh paprik itu kan?" Tanya mala mencibir suami adik nya.
" Iya aku belum kenalan, sama adik mu juga aku belum paham yang mana " Seru adit lagi .
" Sudah ayok kita makan,nanti lagi mengobrol nya. Keburu habis tuh makanan sama aluna dan suami nya, nanti setelah makan kamu bisa berkenalan langsung sama mereka " Ucap meri lalu melangkah menuju ke meja makan dan di ikuti mala dan adit.
Semua sudah berkumpul di meja makan dengan lengkap. Pak andi tersenyum bahagia karena siang ini bisa makam bersama dengan ke dua anak dan ke dua menantunya.
" Wah... kelihatan nya menu nya enak banget ini." Ucap adit dengan mata berbinar melihat menu makan siang yang terhidang di atas meja.
" Sudah makan - makan saja sayang. " Seru mala mulai mengisi piring yang ada di hadapan nya dengam berbagai lauk makan, sampai piring nya penuh.
Sampai sekarang sebenarnya aluna belum tahu jika mala dan adit sudah menikah. Aluna merasa aneh dengan keberadaan adit di meja makan, yang seolah sudah biasa saja. Bahkan pak andi juga menurut aluna hanya bersikap cuek dan biasa.
* Ini pasti adit pacar nya kak mala, tapi kok seperti ada yang aneh ya. Papa terlihat biasa dan cuek.* Gumam aluna dalam hatinya.
" Candra , Aluna..ini adit suami nya mala. Maaf saat pernikahan nya kalian tidak papa kabari. Acara nya dadakan dan mereka hanya menikah di KUA saja " Ucap pak andi.
" Jadi kak mala sudah menikah ? kenapa papa atau mama tidak mengabari aluna, aluna ini keluarga kalian loh pa. " Seru aluna kaget.
" Maaf ya nak , papa hanya mengikuti permimtaan mala saja " Ucap pak andi berkata jujur.
* Papa ini apa-apan sih, kenapa harus bilang aku menikah nya di KUA. Ihh... dasar papa nyebelin * Gumam mala dalam hati nya.
Acara makan siang pun berlangsung dengan tenang, mala dan adit seperti orang yang kelaparan. Dia makan tidak memikirkan yang lain nya, hampir semua lauk makan mereka habiskan.
" Aluna kok kamu makan ayam ?" Seru mama meri tidak suka melihat aluna mengambil lauk ayam.
" Memang nya kenapa ma? Ada yang salah ?" Tanya aluna pura - pura tidak tahu. Padahal aluna tahu jika mama meri memang melarang nya makan daging, ikan dan sejenisnya.
Pak andi langsung menatap ke arah aluna, iya pak andi melihat di piring aluna ada ayam kecap. Biasa nya aluna tidak pernah makan ayam ataupun daging , aluna bilang jika dia tidak suka makanan itu.
" Kamu tidak boleh makan ayam, ayam nya untuk ku saja. Enak saja kamu makan ayam, ayam ini terlalu bergizi untuk mu. " Ucap mala hendak mengambil ayam yang ada di piring aluna.
Dengan segera aluna menepis tangan mala. Karena menurut aluna, mala terlalu lancang dan berani. Tidak seharus nya dia bersikap sesuka nya seperti itu apalagi makanan itu semua aluna yang bawa. Melihat perlakuan aluna kepada mala membuat meri langsung menegur aluna dengan suara agak tinggi.
" Aluna !" Seru meri tidak suka dengan perbuatan aluna.
" Kenapa ma ? Apa aku masih tidak boleh makan daging ? Apa aku masih tidak boleh makan enak ? Ingat ma semua makanan ini aluna yang bawa,aluna yang masak dan aluna yang belanja. " Seru aluna dengan berani nya.
" Jangan ribut di meja makan. Makanlah, setelah makan baru nanti kita bicara lagi" Ucap pak andi mencoba menengahi keributan yang ada. Padahal dalam benak nya banyak sekali pertanyaan yang ingin dia tanyakan langsung kepada Aluna. Namun rasa nya tidak baik harus menanyakan di saat sedang makan begini.
" Iya pa" Jawab aluna singkat lalu kembali melanjutkan makan siang nya.
Candra yang sedari tadi hanya diam menyimak akhirnya tahu bagaimana hubungan antara aluna dengan kakak dan mama nya. Candra tidak menyangka jika seorang ibu bisa berbuat tega seperti itu , terlalu menyayangi mala tapi acuh kepada aluna.
" Jadi ini semua yang masak aluna ? Hemm...masakan nya enak sekali. Coba kalau mala bisa masak seperti ini pasti aku akan sangat senang dan setiap hari aku akan makan di rumah " Seru adik sambil mengunyah.
" Aku tidak bisa masak sayang, aku tidak tahan bau dapur. Nanti kalau kita sudah rumah sendiri kita harus bayar pembantu. Hemm... bila perlu aluna saja yang bekerja jadi pembantu di rumah kita." Ucap mala menatap sinis kearah aluna yang terlihat fokus dengan makanan nya dan tidak menghiraukan ocehan mala.
* Jadi seperti ini perlakuan yang di terima aluna di lingkungan keluarga nya. Betapa tidak adil nya perlakuan mereka, hanya papa saja yan terlihat perduli dengan aluna * Gumam candra dalam hatinya.
Acara makan siang kembali berjalan, setelah aluna selesai makan dia langsung membawa piring bekas nya, suami nya dan papa nya ke dapur dan langsung dia cuci. Untuk piring mala, adit dan mama meri tidak aluna bawa. Aluna biarkan saja di atas meja. Dan meja makan pun tidak dia bereskan.
" Kenapa meja dan piring ini tidak kamu bereskan juga ?" Tanya meri heran.
" Bukan tugas saya ma" Jawab aluna singkat.
" Kamu ini sekarang banyak membantah aluna, jangan mentang - mentang sudah menikah kamu bisa bersikap seenak nya begini. " Ucap meri dengan kesal.
" Terserah mama mau bicara apa, aluna tidak perduli lagi. Lagi pula aluna juga sudah tidak tinggal di sini lagi dan aluna tidak punya kewajiban untuk membereskan rumah ini. Suruh saja anak tersayang mama yang membereskan nya." Jawab aluna dengan berani nya.
Plaaakkk....
Tamparan mendarat di pipi aluna, tamparan itu berasal dari tangan mama meri. Mama meri menatap bengis ke arah aluna, sedangkan aluna hanya tersenyum sinis sambil memegangi pipi nya yang terasa panas .
******
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAH NYA DAN RATE BINTANG 5 NYA YA KAK 🙏❤️❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️❤️