" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
“ Hei, kamu yang melakukannya, kan?” sebuah suara dingin dan sedikit lembut menyapa indera pendengarannya. Membuat Clara sedikit terjengit.
Ia menoleh dan mendapati Damian duduk di sampingnya. Hampir berdempetan!.
Kali ini Damian hanya datang seorang diri tanpa diikuti oleh dua ekornya.
“ Suka sekali datang dengan tiba – tiba,” sindir Clara. Damian sama sekali tidak merasa tersinggung dan hanya menyunggingkan senyum tipis nan langkanya
“ Jawab saja,” ucap Damian.
“ Yaahh.. bisa dibilang begitu,” jawab Clara tidak menutupi apapun di hadapan damian. Membuat Damian semakin bersemangat untuk melihat hal apa lagi yang akan dilakukan oleh gadis ini.
“ Sebenarnya, tuan muda. Semua hal yang terjadi kepadaku adalah karena ulahmu, kamu tahu?” ucap Clara sedikit sarkas.
Damian mengangkat sebelah alisnya pertanda ia tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Clara. Membuat Clara mendengus melihat remaja tampan ini yang tampak linglung.
“ Ingatkan kejadian kamu membantuku sekitar 3 bulan yang lalu? Saat kamu membantuku dan orang lain mengira aku menggodamu,” dengus Clara. Sementara damian hanya bisa menahan tawa geli dihatinya. Raut wajah Clara yang ekspresif itu sungguh sangat menarik.
“ Lalu? “ tanyanya dengan santai. Membuat Clara yang semula berbicara menggebu – gebu menjadi semakin bersemangat.
“ ya lalu, mereka membully habis – habisan, haaaahh..” desah Clara. Ia menjadi teringat dengan penderitaan Clara asli hanya karena kesalahpahaman ini.
Damian terdiam, bukan karena ia tidak merasa bersalah. Tapi ia tidak pernah menyangka jika hanya dengan interaksi kecil seperti itu bisa membuat gadis imut ini menderita. Damian menoleh ke arah Clara yang masih tenang.
“ lalu, kenapa kamu baru membalas mereka?” tanya Damian yang begitu penasaran dengan perubahan sikap dari Clara.
“ hemm, mungkin aku sudah bosan di tindas,” jawab asal Clara sambil mengangkat kedua bahunya.
Damian tidak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh kecil. Membuat Clara menoleh ke arah remaja yang terkenal dingin ini. Tawa Damian juga hanya bertahan selama 5 detik sebelum akhirnya ia kembali ke setelan awalnya.
Keduanya kemudian terjebak di keheningan sampai bel pulang sekolah berbunyi.
...****************...
Clara memilih pulang paling akhir setelah semua siswa mulai sepi. Ia tentu saja tidak ingin menarik perhatian jika ia dtemukan berjalan menuju vila besar yang berada di blok yang sama dengan bangunan sekolah.
Clara berjalan pelan dan santai. Ia tengah memikirkan ucapan madam Mauren saat terakhir kali ia berkunjung seminggu yang lalu.
‘ Nak, kamu sudah memutuskan untuk menurunkan berat badanmu? Ha ha ha, ibu sangat senang dengan keputusanmu meskipun ibu tidak melarangmu berpenampilan seperti biasa,’
“ Ibu malah ngeledek,”
‘ Ibu hanya bercanda,’
‘ Clara, apakah kamu ingin menemukan keluargamu?’
“ Apa yang ibu katakan? Kalian semua keluargaku disini,”
‘ Nak, mungkin ada alasan kenapa mereka melakukan ini. Ibu menemukanmu dalam kondisi sehat walau saat itu kamu nampak kedinginan karena memang suhunya sedang dingin malam itu. Selebihnya kamu baik – baik saja,’
‘ Ibu tidak menemukan tanda – tanda kekerasan malah terkesan kamu sangat dijaga saat itu,’
Clara hanya terdiam menyimak apa yang diucapkan oleh madam mauren.
‘Nak, mungkin saat ini mereka tengah kebingungan mencarimu,’
Kata – kata madam Mauren sedikit banyak mempengaruhi hati Clara. Tapi, meskipun orang tuanya menemukannya, bukannya mereka juga akan kecewa jika mendapati putri aslinya sudah meninggal? Clara sedikit merenungi apa yang harus ia lakukan.
...****************...
Sementara itu di mansion tua di sebuah kota yang makmur.
Di dalam sebuah ruang kerja utama.
Deretan buku – buku yang terlihat tua nampak menghiasi lemari yang menjadi background di ruangan tersebut. Didepan sebuah meja kerja dengan tumpukan – tumpukan dokumen yang nampak tidak pernah tersentuh, duduklah sepasang pasangan paruh baya yang jika di lihat dengan cermat lebih muda beberapa tahun dari madam Mauren.
Keduanya jelas terlihat sedang berbicara serius.
“ Kamu bilang, jejak terakhirnya ada di New York?” tanya wanita paruh baya itu.
“ Ya, dulu saat aku menghabisi pengasuh sialan itu,aku masih ingat mengejarnya hingga kota itu,” jawab pria paruh baya.
“ Jauh juga dia melarikan diri! Manchester hingga ke New York tentunya tidak jauh bukan,” cibir wanita paruh baya.
“ Entahlah, aku hanya berpikir harus segera menghabisi pengasuh dan juga bayi si*lan itu. Ternyata pengasuh itu malah menyembunyikan keberadaan bayi itu dan pergi sendiri,” suara penuh amarah dan juga keputusasaan jelas terdengar dari suara pria paruh baya.
“ Ya dan akhirnya malah kita yang kebingungan untuk menemukan gadis si*lan itu!” marah sang wanita.
“ Haah, siapa yang tahu jika adikku yang bo*oh itu malah memberikan semua hartanya kepada anak yang bahkan belum dilahirkan!” keluh sang pria.
“ kita hanya disisakan remahan yang tidak seberapa ini, itupun juga akan segera habis!” sungut sang wanita lagi.
Yang dimaksudkan dengan ‘hanya disisakan remahan’ nyatanya memiliki jumlah yang bisa menghidupi sebuah keluarga menengah selama 20 tahun jika menggunakannya dengan perhitungan yang benar dan tidak berfoya – foya.
“ Tapi, ma. Bukannya malah lebih baik jika anak itu masih hidup, kita hanya perlu mencarinya dan mengancamnya untuk memberikan kita kuasa untu seluruh harta miliknya?” seringai kejam tiba – tiba muncul di bibir hitam pria paruh baya.
Sang wanita tertegun sejenak dan akhirnya ia juga ikut menyeringai ketika memikirkan berbagai macam ide dan rencana jahat jika ia menemukan gadis itu.
“ Bukankah ada kemungkinan jika ia di sembunyikan ke sebuah panti asuhan atau semcamnya?” pria paruh baya itu segera mengemukakan pendapatnya.
“ Mari kita telusuri saja kota New York. Setidaknya kita dapat memastikan lokasi spesifiknya daripada tidak ada informasi sama sekali,” lanjutnya
“ benar, aku tidak percaya jka kita tidak bisa menemukannya jika hanya berada di kota tersebut,” sahut istrinya.
“ mama jangan khawatir, demi bisa menguasai semua harta keluarga Jennifer papa akan berusaha keras untuk menemukan gadis si**lan itu, kita sudah berhasil membunuh dua orangtuanya, kita tidak akan gagal hanya untuk menyingkirkan gadis kecil itu,” hibur sang pria paruh baya kepada sang istri.
“ Ha ha, terkadang mama bertanya – tanya. Apakah papa tidak merasa bersalah kepada papa mertua?” tanya wanita itu dengan nada mencibir.
“ lalu apa? Hanya karena aku anak yang dipungutnya, ia lalu memberikan hampir semua kuasa atas segala asetnya. Ini semua hanyalah untuk keadilan bagiku,” jawabnya pongah.
Kedua orang itu adalah paman dan bibi Claranetta Jennifer yang asli. Pamannya adalah anak angkat dari kakek Clara. Yang mana saat itu ia di ambil di jalanan. Keadaannya yang menyedihkan dan terlihat kecil begitu menggugah hati kakek Clara.
Alasan lainnya adalah, kakek dan nenek Clara mengharapkan sang paman bisa menemani dan menjaga adiknya yang tak lain adalah papa Clara, anak kandung satu – satunya dari kakek dan nenek.
Siapa yang akan menyangka jika begitu keduanya meninggal, anak angkatnya memiliki motif lain dan malah menginginkan seluruh hartanya. Padahal ia sudah diberikan bagian tersendiri.
soalnya dlm crta novel kebykan anak jenius pasti msh sma udah pada nikah.
pdhal tunangan dulu menikmati masa2 remaja.. bukan di sbukkan dgn nina ninu pdhal usia msh belasan.. jd kurang srek aja.
maaf ya thor 🙏