Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
POV Kelvin dan Dara
Di sebuah restoran mewah, dua sosok duduk di meja pojok yang jauh dari keramaian. Dara, dengan senyum penuh kelicikan, memutar gelas wine di tangannya sambil menatap Kelvin. Kelvin, dengan wajah dingin namun penuh perhitungan, menyandarkan tubuhnya ke kursi, menunggu Dara membuka pembicaraan.
“Jadi, kau yakin dia akan datang ke pesta Tuan Handoko?” Dara memulai, menyeringai.
“Tentu saja” jawab Kelvin santai “Fifi itu seperti boneka. Darius akan membawanya ke mana pun untuk menunjukkan seolah-olah mereka pasangan sempurna”
Dara tertawa kecil, suara melengkingnya terdengar puas. “Bagus. Aku sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Kau tahu, aku sudah muak melihat dia pura-pura jadi nyonya besar. Padahal, dia tidak lebih dari wanita bodoh yang hanya tahu memuja dirimu”
Kelvin tersenyum tipis “Dan itu yang membuatnya berguna, bukan? Aku hanya perlu sedikit memanipulasinya, dan dia akan melakukan apa saja untukku”
Dara mendekat, menatap Kelvin dengan serius “Tapi bagaimana dengan Darius? Dia bukan pria yang bisa diremehkan. Aku tidak ingin rencanaku gagal hanya karena kau tidak hati-hati”
Kelvin mengangkat bahu “Darius memang cerdas, tapi kelemahannya adalah cinta butanya pada Fifi. Selama aku memainkan kartuku dengan benar, dia tidak akan melakukan apa-apa selain menonton dalam diam”
Mereka berdua tertawa bersama, membayangkan bagaimana malam pesta akan menjadi panggung penghinaan bagi Fifi dan kegagalan bagi Darius.
Di Pesta Tuan Handoko
Ketika Dara dan Kelvin tiba, mereka langsung membaur dengan tamu-tamu lain. Namun, perhatian mereka segera tertuju pada Fifi yang berjalan memasuki aula bersama Darius.
Dara mengepal tangannya di balik senyuman palsunya. Kenapa dia terlihat begitu percaya diri? Bukannya biasanya dia seperti robot tanpa emosi? pikirnya.
Kelvin, di sisi lain, mengamati dengan tajam. Mata Fifi tidak lagi memiliki kekosongan yang biasa ia lihat. Ada sesuatu yang berbeda. Apa ini? Apakah dia berubah? Tidak mungkin. Dia masih Fifi yang bodoh itu, pikirnya, meyakinkan dirinya sendiri.
Ketika Dara mendekati Fifi dan pura-pura menyapanya dengan hangat, Kelvin hanya berdiri di belakang, menikmati pemandangan. Dalam hati, ia sudah membayangkan Fifi akan dipermalukan seperti yang direncanakan Dara.
Ketika insiden wine terjadi, Dara dengan sempurna memainkan perannya “Oh, maaf, Kakak Fifi! Aku tidak sengaja” katanya dengan nada manis penuh kepalsuan, menunggu Fifi menunjukkan ekspresi malu seperti biasanya.
Namun, yang terjadi malah membuat wajah Dara pucat. Fifi, dengan tenang, membersihkan gaunnya sambil melontarkan kalimat tajam yang menusuk ego Dara.
"Apa-apaan ini? Kenapa dia tidak diam seperti biasanya?" Dara menggigit bibirnya, menahan rasa malu di depan tamu-tamu yang mulai meliriknya dengan tatapan mencemooh.
Kelvin melangkah maju, mencoba mengambil alih situasi “Fifi, biarkan aku membantumu” katanya dengan senyum palsu andalannya, berharap Fifi masih terperangkap dalam pesonanya.
Namun, Fifi menolak bantuannya secara terang-terangan “Tidak perlu, Kelvin. Aku tidak membutuhkan bantuan dari seseorang yang lebih pandai membuat masalah daripada menyelesaikannya”
Kelvin membeku di tempat. Kata-kata itu terasa seperti tamparan keras. Dalam hati, ia marah sekaligus bingung. Dia berani menolakku? Apa yang terjadi dengan Fifi? Dia seharusnya masih ada di bawah kendaliku!
Dara, yang berdiri di sisi Kelvin, mencoba menyelamatkan harga dirinya, tetapi suara tawa kecil tamu-tamu di sekitar membuatnya semakin merasa terpojok.
Ketika pesta usai, Dara dan Kelvin berkumpul di sudut aula. Wajah Dara merah padam, sementara Kelvin terlihat marah namun tetap mencoba menyembunyikannya.
“Apa-apaan tadi? Kenapa dia berubah seperti itu?” bisik Dara, suaranya penuh kemarahan.
Kelvin tidak menjawab. Dalam hati, ia memutar berbagai kemungkinan. Ada yang tidak beres. Jika Fifi benar-benar berubah, aku harus mencari cara baru untuk menghancurkan mereka. Ini belum berakhir.
Sementara itu, Dara menggeram. Dia pikir dia bisa melawan aku? Kita lihat siapa yang akan menang di akhir nanti, Fifi!
Malam itu, rencana mereka gagal total, dan benih kekhawatiran mulai tumbuh dalam pikiran mereka berdua.
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..