NovelToon NovelToon
TEROR PEMBURU KEPALA

TEROR PEMBURU KEPALA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Careerlit
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

Teror pemburu kepala semakin merajalela! Beberapa warga kembali ditemukan meninggal dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

Setelah dilakukan penyelidikan lebih mendalam, ternyata semuanya berkaitan dengan masalalu yang kelam.

Max, selaku detektif yang bertugas, berusaha menguak segala tabir kebenaran. Bahkan, orang tercintanya turut menjadi korban.

Bersama dengan para tim terpercaya, Max berusaha meringkus pelaku. Semua penuh akan misteri, penuh akan teka-teki.

Dapatkah Max dan para anggotanya menguak segala kebenaran dan menangkap telak sang pelaku? Atau ... mereka justru malah akan menjadi korban selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TPK3

Bab 3: Anna, Cinta, dan ....

Hujan salju di malam itu belum kunjung reda. Max berdiri di depan jendela ruang tamu, menunggu Anna pulang seraya memandang ke luar dengan tatapan kosong. Benaknya teramat cemas, apalagi, pelaku pembunuhan yang menjadi momok masyarakat sekitar belum tertangkap.

Jantung Max berdetak kencang saat pintu apartemen terbuka, ia menghembuskan napas lega ketika menemukan sosok Anna berdiri di ambang pintu. Namun, ada yang berbeda dari Anna malam ini. Wajahnya tampak ... pucat.

"Kamu kenapa, Anna?" Max menghampiri sang adik, memutar tubuh Anna ke kiri dan ke kanan, memastikan Anna tidak terluka.

Anna menggeleng lemah, "aku nggak apa-apa, Kak Max. Aku ... hanya kelelahan."

Fyuh!

Sekali lagi, Max menghembuskan napas lega. Ia menjentik kening Anna dengan ujung telunjuknya. "Bikin orang cemas aja!"

Anna tersenyum tipis. Tetapi, senyuman itu tidak sampai ke mata, seolah terpaksa. Anna berjalan dengan langkah gontai, menuju ruang tamu dan lekas duduk di atas sofa. Max turut duduk di sebelahnya.

“Kak Max, kamu tahu nggak? Aku selalu ngerasa aman kalau ada kamu,” suara Anna terdengar lembut, penuh rasa manja, seperti biasanya.

Max menoleh, menatap adik perempuannya. Anna sudah berusia 28 tahun. Namun, Anna tak pernah ragu untuk bergelayut manja di lengan Max layaknya anak kecil.

“Kamu tuh terlalu manja, Anna,” jawab Max sambil tersenyum kecil. “Kalau aku nggak ada, gimana kamu?”

Anna tertawa kecil, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Max. “Makanya jangan pergi jauh-jauh. Aku nggak tahu gimana hidupku tanpa kamu, Kak Max.”

Max membiarkan adiknya menyandarkan diri padanya. Ia tahu Anna sedang tidak bercanda. Setelah kecelakaan yang merenggut kedua orang tua mereka beberapa tahun lalu, Anna menjadi lebih rapuh. Max berusaha sekuat tenaga untuk menjadi pelindungnya, satu-satunya orang yang Anna bisa andalkan.

“Na, kamu harus kuat. Dunia ini nggak selalu ramah.” Kata Max pelan, mencoba menyisipkan nasihat di sela-sela percakapan.

Anna menoleh, menatap Max dengan mata berbinar. “Aku kuat kok, Kak,” katanya dengan nada manja. “Selama ada kamu.”

Max menghela napas panjang, lalu mengusap kepala Anna dengan lembut. Ia tidak ingin Anna terus bergantung padanya, tapi di sisi lain, ia juga tidak pernah siap untuk melepas adiknya.

“Kak,” panggil Anna.

“Heumm?” Max kembali melirik.

“Maafin aku ya,” ada kesedihan di nada bicara Anna. Dan Max menyadari itu.

“Kamu kenapa sih, Anna?! Ada apa? Aku tau ada yang gak beres. Kalau lapar, makan. Kalau ngantuk, tidur. Kalau ada apa-apa, cerita!" balas Max gemas.

"Aku nggak apa-apa, sok tau deh kamu, Kak," sahut Anna cepat.

"Apanya yang nggak apa-apa? Bibir mu itu loh, memble sampai ke lantai. Kenapa sih? Liam selingkuh? Sini, biar aku tonjok dia!" Max menarik pergelangan kemejanya.

Beberapa detik, Anna hening layaknya hewan mamalia yang tak memiliki pita suara.

"Serius Liam selingkuh? Liam? Yang separuh usianya digunakan untuk mengejar cinta mu dan meminta restu ku?" Max berdiri, tangannya berkacak di pinggang. "Akan ku beri dia pelajaran."

“Enggaaaaak!” Anna berteriak. Max membeku sejenak, ini pertama kalinya Anna meninggikan suara. “Aku hanya kelelahan, jangan ganggu Liam. Dia nggak ada sangkut pautnya. Aku ... mau istirahat dulu.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Hay, Liam," sapa Jessie di pagi hari. Sebelum berangkat ke kantor, sudah menjadi rutinitas nya untuk mampir ke rumah sakit demi bertemu Liam. Pria yang sangat ia sukai.

Liam menoleh ke arah pintu, menyambut kedatangan Jessie dengan senyuman tipis. "Hai, mau periksa tekanan darah lagi?" tanya Liam.

Jessie memang kerap menggunakan alasan kesehatan untuk bertemu dengan kekasih dari adik kaptennya itu. Ya, Jessie tau bahwa Liam merupakan kekasih Anna. Namun, pesona Liam sangat sulit untuk diabaikan. Sudah sejak lama ia menyukai pria berkulit pucat dan memiliki senyuman maut itu.

"Iya." Jessie mengangguk dengan senyuman termanis yang ia punya, lalu meletakkan cooler bag di atas meja kerja Liam. "Sekalian mau antar ini buat kamu, Liam."

"Apa itu?" Liam tersenyum. Profesi nya memang mengharuskan ia untuk selalu ramah tamah.

"Hanya sandwich. —Aku tau kamu susah bangun pagi, dan ... pastinya sering melewatkan sarapan. Menolong pasien juga butuh tenaga," jawab Jessie penuh pesona.

Liam mengucapkan terimakasih seraya mengulum senyum. Setelahnya, ia memeriksa tekanan darah Jessie. Seperti biasa, hasilnya bagus dan normal.

“Bagaimana hubunganmu dengan Anna, Liam?” Pertanyaan itu tercetus begitu saja kala Jessie menatap foto Liam dan Anna dalam satu bingkai di atas meja kerja dokter muda itu.

“Hubungan kami? Tentu baik-baik saja.” Senyuman Liam amat menawan. “Bulan depan kami akan menikah. Aku akan memberikan undangannya jika sudah selesai dicetak.”

Jawaban Liam sontak membuat senyuman indah Jessie luntur seketika. Namun, Jessie berusaha menjaga ekspresi nya. Menjaga agar amarahnya tak terbaca.

Setelah selesai dengan urusan nya alias menebar pesona, Jessie keluar dari pekarangan rumah sakit. Lalu menuju ke sebuah klinik kandungan. Sahabat karibnya bekerja di sana, dan kebetulan ... sudah lama sekali Jessie tidak berkunjung.

Namun, hal tak disangka-sangka terjadi. Jessie bertemu dengan Anna di pekarangan klinik kandungan. Ia memperhatikan wajah Anna dengan saksama. Anna tampak lelah, wajahnya pucat.

Dan ... rasa penasaran mengantarkan Jessie duduk di depan meja kerja sahabat karibnya. Ia merayu agar sang teman mau membocorkan informasi.

"Gak bisa, Jess, gue bisa dipecat. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan."

"Alah, Mon. Sama gue doaaang. Sumpah, gue nggak akan nyebarin kemana-mana."

Sang sahabat memandang lekat Jessie, ia menjadi serba salah. Berbicara, ia melanggar kode etik. Bungkam, Jessie tidak akan beranjak pergi. Ia hafal betul perangai sahabatnya itu.

"Yaudah, sini kuping lo. Dengerin baik-baik!"

Jessie mendekatkan indera pendengaran nya ke bibir sang sahabat. Ia mendengarkan dengan saksama. Bibirnya sesekali menganga lebar, kepalanya sesekali menggeleng dan mengangguk.

Setelah mendapatkan informasi, Jessie segera berpamitan dengan alasan sebentar lagi waktunya masuk kerja. Padahal, dia duduk di dalam mobil seraya menepuk-nepuk dadanya.

Dengan bibir tersenyum simpul dan ujung jemari yang bergetar, Jessie mengeluarkan ponsel. Ia mencari kontak Max, meminta izin untuk tak masuk kerja dengan alasan sedang tidak sehat.

Kemudian, ia mencari satu kontak lagi. Lalu mengetik sebuah pesan dan lekas mengirimnya.

"Apa kamu tau kalau Anna hamil?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Max menghela napas panjang setelah menarik dirinya kembali ke kenyataan. Pekerjaannya sungguh menguras otak. Max melirik arloji yang berdetak di pergelangan tangan, sudah pukul 9 malam. Ia harus segera pulang, begitupun dengan para tim nya.

Jaket hitam yang bergelantungan di sandaran kursi pun ia sambar. Max ingin segera pulang, ia tak sabar untuk bertemu adik kesayangannya, Anna. Namun ....

“Max!” Suara Clara menghentikan langkahnya. Clara berdiri di ambang pintu ruang kerjanya, wajahnya serius. Napasnya tampak sengal.

“Ada apa?” tanya Max heran. Keningnya berkerut.

Clara meneguk kasar ludahnya, meraup oksigen sebanyak-banyaknya. “Anna, Max!”

Jantung Max berdetak kencang, "Anna?! Kenapa Anna?"

"Anna ... Anna tewas, Max!"

*

*

*

Bab 3: Anna, Cinta, dan ... Kehilangan

1
vj'z tri
🫰🫰🫰🫰🫰🫰 l lope u full Thor🫰🫰🫰🫰
Tini Ratnadilla
Alhamdulilah sukses selalu buatmu thorr...
kapaloleng
Selamat untuk kontraknya 🥰tetap semangat dan sehat selalu
Anonim
Selamat Author karyamu memang/Good//Good/.


w a d uuuuuuhhhhh Bellaaaaa....
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Amiiinnnnnnn 😇🤲️🙏
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Yeee, Slmt, De, Puji Tuhan 🥳🥳🥳
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
OMG, Guardian Angel aka Devil ny Bella, manaaa ini 🙈🙈🙈
kirana
Selamat othorr.. memang bagus kok karyamu .

jadi inspirasi kalau di dunia nyata besok ada yg jahat² lagi mulutnya, siapkan jarum bius😅🤣😂.

tapi sayangku aku takut jarum suntik😅
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
Alhamdulillah selamat dan semoga smkin semangat berkarya, crtanya bgs bgt yo g bosenin n alure apik rapi, cm pgne up tiap hari atau double bab hehe
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
weh nathan juga
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kakek Harun apakah lg jg cucu2 nya? krn ortunya lg d Amrik
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pdhl udh mak2 ya tp msih jd wonder women..berguru clara sp tau km bs sprti bella
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
bnr2 gila..apa smua psikopat g bs puas dg mlht korbannya hanya mati ya tp hrs melakukan hal sekeji mungkin n yg nggilani, kyne msh mending mutilasi🤭 itu bagi warga sdh ekstrim p lg smpe d belah2 smpe klhtn orgam dlme😭 pak tua kl kita lht aja sdh kasian dg fisiknya g smpe hati mencelakai😬kecuali ky dirham lha g d ampun
Tini Ratnadilla
Kasian kamu jess cinta bertepuk sebelah tangan..
Dae_Hwa💎: /Cry/
total 1 replies
Tini Ratnadilla
Gk bisa nebak siapa pembunuh nya...
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Tini Ratnadilla
mampir thorr
Dae_Hwa💎: Terimakasih sudah berkenan haddir di karya sederhana ini kakak
total 1 replies
Yuli a
bahkan ketajaman Indra penciuman Bella melebihi anjing pelacak../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Yuli a: 🤣🤣🤣🤣🤸🏃🏃🏃🏃
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 2 replies
Raa
Psikopat kalau berhasil memburu mangsanya berasa menang undian😈
Dae_Hwa💎: berasa dapat piring 3 + payung pelangi ya kak
total 1 replies
Raa
Jaga matamu Cla, awas nanti dicolok ma Edwin 🤣
Dae_Hwa💎: ngukuk😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
Raa
Dirimu harus belajar banyak ma Bella, Max ... apa lagi dia penjinak monster macam Edwin 🤣
Dae_Hwa💎: Max kembaran Abirama yg terpisah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!