Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Beberapa hari telah berlalu, pagi ini William di buat kalang kabut sekaligus panik, karna mendapati Roseline yang keluar jalan jalan tanpa dirinya maupun pelayan rumahnya, bahkan para pelayan sudah mencari Roseline di seluruh area komplek tetapi tidak menemukan Roseline.
'' Sial,,, Nomor ponselnya tetap tidak aktif '' desis William yang entah sudah keberapa kalinya menghubungi nomor ponsel Roseline.
'' Tuan tenang, saya yakin Nona Muda pasti baik baik saja '' ucap asisten Hans.
'' Tenang katamu ha,,!!, Istriku tidak tahu daerah sini, bagaimana kalau dia tersesat '' sentak William murka.
William benar benar hawatir dengan Roseline yang pergi tanpa pengawalan, bagaimana jika istrinya iti tersesat, atau ada orang jahat yang menghadangnya seperti dirinya dulu, William sama sekali tidak bisa membayangkannya jika sesuatu yang buruk menimpa Roseline, dirinya pasti tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika itu sampai terjadi.
Sedangkan orang yang sedang di hawatirkan oleh William mati, kini tengah berdiri di depan sebuah kos kosan kecil yang sudah tak berbentuk, karna hangus terbakar.
'' Apa yang sedang kamu lakukan di sini, nak ?''
Roseline menoleh dan mendapati wanita paruh baya yang ia kenal sebagai tetangga sekaligus orang terdekat Ibunya.
'' Bibi Salma ''
Wanita paruh baya yang di panggil Bibi Salma oleh Roseline itu terkejut, karna Roseline mengetahui namanya.
'' Kamu siapa Nak?, kok tahu nama Bibi, apa kita pernah bertemu sebelumnya '' tanya Bibi Salam beruntut yang seketika membuat Roseline langsung tersadar.
" Astaga,, kenapa gue bisa lupa, kalau wujud gue sekarang Roseline bukan Ranti, bagaimana jawabnya nih " batin Roseline merutuki keteledorannya.
'' Em,, saya Roseline Bibi, Saya teman mendiang Ranti '' tukas Roseline akhirnya setelah beberapa detik berfikir untuk mencari alasan yang tepat, agar Bibi Salma percaya dengannya.
'' Oh, Nak Roseline temannya Ranti, tapi kok tahu kalau Nama Saya Salma ?'' tanya Bibi Salam yang masih merasa heran.
'' Em,, itu Bibi, Ranti sering cerita tentang Bibi pada saya, jadi saat saya melihat Bibi, saya langsung menebak saja kalau Bibi adalah Bibi Salam, eh ternyata benar '' jawab Roseline berbohong.
Bibi Salma mengangguk anggukkan kepalanya percaya.
'' Lalu, Nak Roseline sedang apa di sini ?'' tanya Bibi Salma.
'' Tidak ada Bibi, saya hanya ingin melihat kondisi tempat tinggal Ranti saja '' jawab Roseline benar adanya, karna memang dirinya ingin tahu seperti apa tempat tinggalnya setelah kejadian kebakaran malam itu, dan ternyata rumahnya benar benar hancur tak tersisa, dan hanya tersisa lantainya saja.
'' Oh,, kalau begitu ayo Nak Roseline mampir ke rumah Bibi '' ajak Bibi Salam yang langsung menggandeng lengan Roseline, dan mau tak mau Roseline mengikutinya, dan kebetulan Roseline yang berjiwa Ranti juga merindukan Bibi Salma yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri.
Setiba di rumah Bibi Salma, Roseline duduk di ruang tamu Bibi Salam, dan Bibi Salma pergi ke belakang untuk membuatkan minum Roseline, dan tak lama kemudian Bibi Salam kembali dengan nampan di tangannya yang berisikan teh hangat serta cemilan.
'' Ayo Nak Roseline, di minum tehnya '' ucap Bibi Salma dengan ramah.
Roseline tersenyum dan mengambil teh yang berada di atas meja, lalu meneguknya perlahan.
'' Nak Roseline, Bibi tidak pernah menyangka, kalau Ranti ternyata punya teman berwajah bule seperti Nak Roseline '' ucap Bibi Salma, yang seketika membuat Roseline tersedak teh yang sedang di teguknya.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Melihat Roseline yang terbatuk batuk, Bibi Salma seketika langsung bangkit dan mendekat ke arah Roseline.
'' Nak Roseline, tidak apa apa ?'' tanya Bibi Salma hawatir sembari mengelus punggung Roseline.
'' Uhuk,,, Saya tidak apa apa Bibi '' jawab Roseline setelah batuknya reda.
'' Syukurlah '' ucap Bibi Salam lalu kembali duduk di tempat semula.
'' Nak Roseline, rumahnya di mana ?'' tanya Bibi Salma.
Roseline langsung terdiam, dirinya tidak tahu harus menjawab apa.
'' Nak Roseline ''
Roseline langsung tersentak. '' Em,, Saya tinggal di luar Negri, Bibi '' ucap Roseline jujur, karna memang kenyataannya dirinya kini berada di Luar Negri.
'' Oh,, apa Nak Roseline kerja di sana ?'' tanya Bibi Salma.
'' I,, Iya Bibi '' jawab Roseline gugup.
Bibi Salma meng angguk anggukkan kepalanya percaya dan tidak bertanya lagi, namun kini Bibi Salma sedang menceritakan kedekatannya dengan Ranti dan keluarganya, Roseline yang berjiwa Ranti bisa melihat betapa terpukulnya Bibi Salma atas kepergian dirinya yang hangus terbakar di tempat tinggalnya. Apa lagi dirinya tahu kalau Bibi Salma tidak memiliki keturunan hingga sekarang, dan mungkin itu juga yang membuat Bibi Salma sangat menyayangi dirinya dan menganggap dirinya sebagai putrinya.
Nasib Bibi Salam sendiri tak jauh beda dengan keluarganya, Bibi Salam juga termasuk keluarga yang serba kekurangan, apa lagi sejak suami Bibi Salma jatuh sakit, saat itu Ranti yang sudah tidak mempunyai orang tua lagi, sesekali memberikan sebagian gajinya untuk Bibi Salma.
Karna terlalu asyik bercerita, sampai tidak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang, dan saat itu juga Roseline langsung teringat jika dirinya pergi tanpa memberitahu William.
'' Astaga ''
'' Ada apa Nak Roseline ?'' tanya Bibi Salma.
'' Maaf Bibi, ada sesuatu yang saya lupakan, dan saya harus pergi sekarang '' jawab Roseline panik, karna takut William kalang kabut mencari keberadaannya.
'' Oh,, begitu '' timpal Bibi Salma.
'' Maaf Bibi, kalau begitu saya pamit pergi dulu, jika ada waktu lagi saya akan mengunjungi Bibi lagi '' ucap Roseline bangkit dari duduknya yang di ikuti oleh Bibi Salma.
'' Baiklah, Nak Roseline hati hati '' timpal Bibi Salma.
Dan Bibi Salma mengantarkan Roseline sampai di teras rumahnya, namun Roseline di buat terkejut saat mendapati William, asisten Hans dan juga dua orang berbaju hitam berjalan ke arahnya.
" Itukan William, wajahnya seram sekali, gawat,,! Apa dia marah?, karna gue pergi tidak bilang bilang " batin Roseline.
Roseline semakin gugup saat William semakin dekat ke arahnya.
'' Kak William '' panggil Roseline bergegas menghampiri William dan mengalungkan tangannya di lengan kekar William.
William menatap tajam Roseline. '' Kenapa pergi sendiri '' cetus William terdengar sangat dingin yang mana membuat bulu kuduk Roseline berdiri.
'' Maaf '' balas Roseline menundukkan kepalanya merasa bersalah, karna memang dirinya pergi tanpa pamit, apa lagi yang William tahu dirinya baru pertama kali berkunjung ke Indonesia, pasti William berfikir dirinya tidak tahu daerah sini.
Sedangkan Bibi Salma menatap heran pada pria tampan dan gagah yang berdiri di samping Roseline, yang menurutnya terlihat seperti bule, apa lagi Bibi Salma juga mendengar keduanya bicara dengan menggunakan bahasa asing yang sama sekali tidak ia mengerti.
Tapi yang membuat Bibi Salma penasaran, siapa pria yang di gelayuti oleh Roseline, apakah majikannya karna Roseline mengatakan jika bekerja di luar Negri, dan jika benar dugaannya tapi kenapa interaksi keduanya seperti suami istri, apa lagi Bibi Salma juga bisa melihat raut hawatir yang di tunjukan William pada Roseline.
'' Nak Roseline '' panggil Bibi Salam.
Roseline langsung mendongakkan kepalanya, dan seketika dia ingat jika masih berada di depan rumah Bibi Salma.
'' Kalau Bibi boleh tahu, pria tampan ini siapa?'' tanya Bibi Salma yang tidak tahan akan rasa penasarannya.
'' Kenalkan Bibi, ini William,, suami Roseline '' jawab Roseline santai, namun sontak membuat William dan asisten Hans terkejut, sejak kapan Roseline bisa lancar bicara menggunakan bahasa Negara Indonesia pikir mereka, apa lagi menurut mereka Roseline seperti sudah kenal lama dengan wanita paruh baya yang berdiri di depan mereka.