NovelToon NovelToon
Kesucian Cinta

Kesucian Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:654.7k
Nilai: 5
Nama Author: Susilawati_2393

Pertemuan yang tidak sengaja dengan orang yang sangat menyebalkan menjadi awal sebuah takdir yang baru untuk dr. Fakhira Shakira.

Bruukk

"Astaghfirullah." Desis Erfan, ia sudah menabrak seorang dokter yang berjalan di depannya tanpa sengaja karena terburu-buru. "Maaf dok, saya buru-buru," ucapnya dengan tulus. Kali ini Erfan bersikap lebih sopan karena memang ia yang salah, jalan tidak pakai mata. Ya iyalah jalan gak pakai mata, tapi pakai kaki, gimana sih.

"It's Okay. Lain kali hati-hati Pak. Jalannya pakai mata ya!" Erfan membulatkan bola matanya kesal, 'kan sudah dibilang kalau jalan menggunakan kaki bukan mata. Ia sudah minta maaf dengan sopan, menurunkan harga diri malah mendapatkan jawaban yang sangat tidak menyenangkan.

"Oke, sekali lagi maaf Bu Dokter jutek." Tekannya kesal, kemudian melenggang pergi. Puas rasanya sudah membuat dokter itu menghentakkan kaki karena kesal padanya. Erfan tersenyum tipis pada diri sendiri setelahnya.

Karena keegoisan seorang Erfan Bumi Wijaya yang menyebalkan, membuat Hira mengalami pelecehan. Sejak kejadian itu ia tak bisa jauh dari sang pria menyebalkan.

Rasa nyaman hadir tanpa diundang. Namun sayang sang pria sudah menjadi calon suami orang. Sampai pada kenyataan ia sudah dibeli seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Erfan dan Zaky kembali ke kantor Ilmi, urusannya belum selesai. Ia belum melihat lelaki brengsek yang sudah membuat Hira trauma. Mereka mengetuk pintu, lalu mengucapkan salam bergabung dengan empat pria tampan yang sedang berbagi cerita.

"Gimana, udah bisa dilepas?" Pertanyaan Tomi keluar saat bokong Erfan mendarat di sofa.

"Udah lebih tenang, setelah konseling." Erfan memijat pelipisnya pening. "Dimana keponakan lo Mi, gue belum ketemu."

"Di rumah sakit," Ilmi melirik Guntur.

"Lo gak nyisain bagian gue Tur, harusnya gue yang bikin dia mampus."

"Jaga emosi lo Fan, jangan nambah masalah deh!" Zaky beranjak mengambil soft drink di kulkas. Anggap rumah sendiri, jangan pedulikan tuan rumah.

"Jadi yang mana yang mau dinikahi nih?" Ghani menggoda Erfan yang sedang pusing.

"Dua-duanya boleh." Erfan tersenyum getir, mana mungkin ia beristri dua. Andai belum memutuskan menikah dengan Bilqis mungkin ia akan menikahi Hira.

"Jangan serakah, kasih satu buat gue." Ujar Guntur

"Ya sudah lo nikahi Hira biar gue gak dihantui rasa bersalah." Guntur tertawa gelak dengan penuturan Erfan. Ponsel Erfan berdering, panggilan dari sang mami. Erfan menempelkan jarinya di bibir sebagai isyarat lalu menjawab. Sengaja ia loadspeaker, ponsel diletakkannya di meja.

"Erfaaann!!" Panggil Mami Reny dengan keras, hampir saja semua yang ada di ruangan tergelak.

"Iya Mi."

"Lagi dimana, Mami telpon gak dijawab. Bilqis kamu biarin sendirian."

"Maaf Mi, Erfan lagi ada meeting di kantor Ilmi."

"Meeting apa pacaran? Apa-apaan berita yang heboh beberapa jam yang lalu itu!"

"Itu salah paham Mi, Erfan cuman lagi nolongin anak orang bawa ke rumah sakit." Benarkan Erfan cuman menolong, gak lebih.

"Mami gak percaya!"

"Kalau Mami gak percaya, siapa dong yang mau percaya sama aku." Erfan hampir tertawa saat mengatakan itu. Maminya sangat cerewet, nikmati ocehan Mami hari ini yang penting masalah beres.

"Mami mau kamu pulang sekarang! Titik."

"Kasih koma dong Mi, Erfan pulang nanti malam ya. Bye, Erfan lanjut meeting dulu."

Tutt, Erfan memutus sambungan telponnya. Sontak Ghani, Tomi, Guntur, Zaky dan Ilmi mentertawakan Erfan.

"Masalah Mami beres untuk saat ini," Erfan tersenyum cerah.

"Mami lo masih cerewet aja Fan." Ghani terkekeh geli

"Banget, ocehannya bisa sepanjang rel kereta api."

"Mi, apa kata kakak lo setelah bikin ponakan sendiri masuk rumah sakit?" Erfan masih penasaran, sekarang Ilmi dalam posisi sulit antara membela keponakannya atau sahabatnya.

"Gue cuma jelasin apa yang terjadi. Pake tambahan bumbu sedikit biar gue gak di salahkan." Ilmi tersenyum getir sembari meneguk soft drink.

"Apaan?" Guntur yang paling penasaran.

"Gue bilang yang dilecehkan itu calon menantu penguasa, haha." Tawa Ilmi pecah, yang lain hanya geleng-geleng kepala. "Dengan begitu posisi gue aman."

"Brilian," Ghani menjentikkan jarinya.

"Kalau gue bela, nanti bisa aja dia berulah lagi, menyusahkan saja."

"Dunia kita ternyata benar-benar kejam." Zaky tertawa sumbang.

"Thanks untuk pembelaannya buat Hira. Semua ini karena kesalahan gue sampai membuatnya menerima kenyataan pahit."

"Dari awal gue ragu ngikutin permintaan lo Fan. Tapi ya sudahlah, gak ada yang bisa diulang lagi. Saling menyalahkan tidak akan memperbaiki keadaan. Kita sudah membuat Hira terlibat terlalu jauh. Setelah ini mungkin dia yang akan dijadikan sasaran karena sudah mengenal kita. Gue berharap salah satu dari kalian bisa benar-benar menjaganya." Zaky menatap Erfan dan Guntur bergantian. Guntur meneguk ludah tak berkutik dengan ucapan Zaky. Sedang Erfan sungguh tidak paham dengan pemikiran Zaky.

"Serius gue gak paham apa yang lo pikirkan Zak, seolah lo menekan gue agar menikahi Hira. Padahal lo tau pernikahan gue sebentar lagi." Erfan menghela napas panjang. "Please ngertiin posisi gue sekarang, it's okay gue akan jaga Hira tapi dari jauh. Bukan dengan menikahinya."

"Guntur!" Tunjuk Tomi, Guntur mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. "Gue udah usaha mendekatinya, tapi Hira menolak."

"Lanjutkan!" Ghani mencetak senyum smirk.

"Oke, gue akan usahakan selalu menjaganya." Putus Guntur akhirnya.

"Segitu menderitanya ya nasib perempuan yang mengenal kalian. Salah sedikit bisa mati mengenaskan." Ucap Ilmi sambil menerawang ke langit-langit.

"Sungguh dunia kita ini sangat kejam."

***

Apa yang dilalui Erfan hari ini sangatlah berat. Satu kesalahan yang berbuntut panjang, tidak pernah terpikirkan sebelum ini.

Erfan memejamkan mata, kejadian saat Hira tidak mau lepas dari pelukannya terputar kembali di otak. Ia tersenyum, sisi lain Hira yang baru Erfan ketahui. Gadis itu sangatlah manja.

Bilqis? Entahlah hari ini ia melupakan calon istrinya itu. Senyuman Bilqis memang tidak kalah menawan, tapi tidak bisa menghasilkan desiran aneh di dadanya.

Jangan bila Erfan bimbang karena perkataan yang selalu Zaky ulang-ulang. Seolah ia yang wajib bertanggung jawab atas keadaan Hira saat ini. Apa yang dilakukan Hira sekarang, apa gadis itu masih ketakutan. Ia harus memastikan kalau Hira baik-baik saja.

"Sa, bagaimana keadaan Hira? Apa dia masih sedih?"

Seketarisnya itu serba gunakan, Erfan cekikikan sendiri. Setelah mengirimkan pesan.

"Baik bos, udah gak sedih kok. Malam ini dia banyak ketawa. Jangan lupa gaji lembur ya bos."

Dasar, seketaris mata duitan. Pikirannya gak jauh-jauh dari duit. Untung banyak gunanya. Besok sebelum ke kantor ia harus menemui Hira.

Malam ini pikirannya hanya dipenuhi dengan Hira. Erfan memikirkan Hira hanya karena merasa bersalah bukan karena hal lain. Mustahil ia jatuh cinta dengan Hira 'kan? Ah, hampir lupa kalau sudah janji malam ini ke rumah mami.

Erfan mengurungkan niat memejamkan mata. Malam ini harus jadi anak yang berbakti menurut dengan sang mami tersayang. Sesampainya Erfan disambut heboh oleh mami. Masih heboh dengan berita yang viral tadi siang.

"Jelasin sama Mami kenapa kamu bisa gendong perempuan lain mesra banget, kamu gak menghargai perasaan Bilqis ya." Mulai lagikan, Erfan memutar bola mata malas.

"Erfan sudah jelasin tadi siang Mi, penjelasannya masih sama. Sekarang Erfan capek, kerjaan gak ada habisnya. Belum lagi Mami, masalah kecil seperti itu selalu dibesar-besarkan. Kalau gak percaya sama calon suami sendiri mending batalin aja pernikahannya."

Ia sedang lelah, sekarang mau istirahat bukan berdebat. Erfan sekarang mau pulang aja sudah alhamdulillah.

"Erfan!!" Sentak Mami, Erfan mengurungkan niatnya menaiki tangga. Membalikkan badan menatap sang mami, tubuhnya bersandar di sisi tangga.

"Kalau Mami masih mau memperpanjang masalah ini. Mending besok pagi aja."

"Perempuan itu beneran bukan pacar kamu 'kan?"

Astaghfirullah, Erfan mengusap wajahnya dengan frustasi. Ia hanya menggelengkan kepala, malas berdebat yang ada Erfan tambah emosi.

Ini nih yang membuatnya malas pulang, celotehan mami sangat mengganggu ketenangan. Erfan menghempaskan tubuh di kasur empuk. H-7 hari pernikahan, keputusan yang Erfan ambil sudah yang terbaikkan. Ia sudah tidak bisa mundur, walau ucapan Zaky selalu terngiang di telinganya.

1
Damalia Rose
kereen
Rati Nafi
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
cucu rosmalia
ahh.. hira ga punya harga diri bangett.. udah di dzolomi masih baik
ya ti urip
Luar biasa
dementor
erfan,tolong kau lenyapkan reny & salwa.. saya sudah muak dgn kelicikan mereka berdua..
dementor
💪💪💪💪💪.. 👍👍👍👍👍
dementor
sama kayak anaknya sifany.. ibu sama anak sama" gelo'..
dementor
ya lanjut lagi ya author.. semangat jangan kendor.. 💪💪💪💪
dementor
up terus ya author sampe tamat kalo perlu.. 👍👍👍👍👍👍
dementor
👍👍👍👍👍👍
Farida Silvi
sangat membuat penasaran sehingga pengen baca terus gak berhenti
Nurhayana
nbbbnhn
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
aku enggak setuju erfan nikah siri yg ada kasus nya mirip Nisa dan Zico no
Aina Jacqueline
patutnya diberi pengajaran lama dikit thor...
Aina Jacqueline
sama guntur aja deh
dementor: jangan aina,sama saya saja hiraukan itu.. gimana setujukan??? 👍👍👍
total 1 replies
Yanti Agejul
adeknya Erfan nih biang keroknya
Suherni 123
lagian Hira ngeyel di bilangin
udah untung suami mendukung pekerjaan nya,malah mau di bikinin tempat praktek sendiri, kurang apa coba si erfan
Suherni 123
Hira ngeyel juga sih
Suherni 123
tuh kan adeknya erfan
Suherni 123
jangan jangan adeknya erfan
Rara Nurul: jangan2 emang iya.apa mungkin bukan adik kandung kali ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!