Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gunawan Setiawan Bertindak
Ketika Rini mengetahui kalau Erik masih tinggal dikontrakkan, Rini segera menawarkan Erik untuk tinggal dirumahnya. Karena sekarang biaya sewa rumah sangat mahal. jadi harus berhemat. Meski kaya juga tidak baik menghamburkan uang.
Rini sibuk berbisnis dan biasanya dia tinggal di kantor. jadi tidak akan menganggu mereka berdua. Erik tidak punya alasan untuk menolak, karena mereka baru berpacaran, tentu saja tidak ingin berpisah jauh.
Setela Rini pergi kantor, Erik langsung memeluk Lidya dan menciumnya dengan ganas. Namun meski Erik sudah berusaha, namun Lidya tidak ingin melanjutkan ke tahap berikutnya. melihat reaksi itu, Erik jug tidak peduli mereka sudah tinggal serumah dan punya banyak kesempatan. Setelah mengantar Lidya kerja, dia kembali kerumah kontrakan nya untuk berkemas dan pindah kerumah Lidya.
akan tetapi, Begitu Erik membuka pintu lehernya langsung ditodong dengan Beliti tajam, hawa dingin menjalar diseluruh area tersebut. Tidak tau sejak kapan seorang pria bertubuh garang memasuki rumahnya dan bersembunyi dibalik pintu dan menyerang Erik pada saat membuka pintu rumahnya.
pria itu berseru sambil menodongkan belatinya, "Bocah jangan banyak bergerak, kalau kamu berani bergerak sedikit saja aku akan menyabet lehermu sampai kamu kehilangan nyawa!"
"Hehehe kamu Erik kan? Aku suda lama menunggumu, dari semalam kamu tidak berani pulang. Kalau kamu menuruti perintahku aku bisa menjamin keselamatanmu. Tapi kalau tidak, begitu aku menarik sedikit saja belati ini nyawamu tidak akan tertolong lagi.
Orang biasa kalau ditodong, mungkin ketakutan sampai kencing di celana, namun yang dia hadapi adalah Erik yang mempunyai warisan beladiri dari seorang dewa. Ekspresi Erik sama sekali tidak berubah, "Siapa yang mengutus kamu kemari?
Pria garang itu berkata dengan meremehkan, "Hehe bocah, kamu tidak berhak untuk menanyaiku hal itu. asal kamu tau saja orang yang menyuruhku adalah orang yang berkuasa yang tidak mampu kamu singgung.
"Sebaiknya kamu patuh. kalau kamu berani melawan, nyawamu jadi taruhannya."
Seusai bicara pria garang itu merasakan pergelangan tangannya terasa sangat sakit, belati yang ada di tangannya sudah direbut oleh Erik,
"Krak! Krak!
"Ah!"
Begitu Erik menggerakkan belati ditangannya nadi pria garang itu sudah terpotong. dia berjongkok dilantai sambil meringis kesakitan
"Aku bertanya sekali lagi, siapa yang mengutus mu kemari?
Suara dingin Erik seperti dewa kematian itu membuat bulu kuduk pria garang itu berdiri. Dia berkeringat dingin hatinya dipenuhi dengan ketakutan.
Pria garang itu merasa kalau dia tidak mengatakan yang sebenarnya bisa jadi nyawanya akan melayang. Diapun segera menjawabnya
"Gunawan Setiawan yang memerintahkan ku!"
Akhirnya dia bertindak.
Putra Gunawan, Ivan terbunuh beberapa waktu yang lalu. Belakangan ini dia sedang menangkap orang-orang yang berselisih paham dengan putranya. Dan ingin mencari petunjuk dari mereka
Sesuai dugaannya, pria ini adalah orang suruhan Gunawan Setiawan.
Semalam pria ini sudah berada dirumahnya tetapi Erik tidak pulang kerumah. jadi dia terpaksa menunggunya. ternyata paginya barulah Erik kembali ke kontrakan Nya. Dan pria garang itu tidak menyangka dia salah pilih lawan, dia tidak menyangka kalau yang ditunggunya bukan orang sembarangan.
Pria garang itu marah dalam hati. bukannya target kali ini hanya seorang pria lemah!
Ah!
Brengsek si Gunawan itu. Erik pun berkata dengan nada dingin, "seharusnya kamu mengetahui keberadaan Gunawan Setiawan kan? Dimana dia sekarang? Bawah aku pergi menemuinya!"
Pria garang itu tidak berani membantah. mereka segera masuk ke mobil dan Erik yang mengemudi dia yang menunjukan arah.
Pemikiran Erik sangat sederhana.
Ivan memang pantas mati. Erik pun tidak merasa bersalah atas peristiwa pembunuhan itu. Jika ada yang ingin membalaskan dendamnya, dia akan terus membunuh.
Belasan menit kemudian, disebuah vila mewah yang ada dikota Cendana Gunawan tampak cemberut ketika dia melihat dokumen dihadapannya. Ini semua adalah hasil interogasinya setela menyiksa semua orang yang tela ditangkapnya. Namun tidak ada satupun petunjuk yang merupakan pembunuh dari sang putra. Api amarahnya mulai berkobar tat kala hasil jeri paya nya tidak membuahkan hasil.
Pada saat Gunawan yang sedang tersulut amarah akibat tidak menemukan petunjuk, seorang pemuda yang bertampang biasa saja berjalan masuk dari luar. Dia tidak lain adalah Erik.
Gunawan tertegun sejenak lalu membentaknya dengan marah, "siapa kamu? Siapa yang membiarkan kamu masuk?
Penjaga!
Erik pun angkat bicara "kalau kamu ingin memanggil penjaga yang ada didepan pintu itu, kamu tidak perlu repot repot lagi. Mereka sudah ku buat pingsan."
"Soal siapa aku, bukankah kamu sangat sibuk mencari ku? Sekarang aku sudah ada tepat dihadapan mu. Apa kamu tidak mengenalku?
Gunawan tidak bodoh dia langsung mengerti, "sepertinya kamu salah satu musuh dari putraku"
"Kamu bisa menemukan tempatku berarti orang yang ku utus sudah dibunuh olehMu kan?
Sayang sekali, sebenarnya kalau kamu bisa bekerja sama dengan baik, aku tidak akan membunuhmu. Namun kamu malah bersikeras melawan. Jadi kamu hanya bisa mati.
Keluarga Setyawan tidak mudah ditindas Sesuka hati.
Erik pun berkata sambil tersenyum "Oh ... Benarkah?"
Meskipun aku bekerja sama, kamu tidak akan mungkin melepaskan ku, karena akulah yang membunuh putramu.
"Apa katamu?"
Di Hilton park lima orang termasuk putramu semuanya ku bunuh dengan menghancurkan nadi jantungnya. Sebagai ayahnya, sangat normal bagimu untuk menyelidiki kasus ini. Tapi tahu kah kamu, apa yang dilakukan putramu? Ujar Erik.
"Dia mengabaikan hukum negara, menindas dan tidak peduli dengan nyawa orang lain" aku membunuh putramu karena memang Dia pantas mati.
"Hehehehe"
Gunawan pun tertawa sinis sambil mencibir, "seperti apa identitas putraku? Memangnya kenapa kalau dia membunuh beberapa semut. Para wanita itu bisa disukai putraku adalah sebuah anugerah.!!
Hanya orang yang berstatus rendahan seperti kalian yang akan mengharapkan kesetaraan. Sadarlah! Keluarga Setyawan sangat berkuasa dan memang lebih berkelas dari orang lain.
"Bruk!
Seusai bicara Erik langsung melayangkan pukulannya ke wajah Gunawan, wajahnya ditinju hingga tak karuan dan sampai berdarah-darah.
"Ah!
Gunawan menjerit kesakitan dan dia sangat marah. Dia telah berkuasa dikota Cendana selama puluhan tahun, tapi dia tidak perna mengalami perlakuan buruk seperti ini. Gunawan mengangkat kursi lalu melemparkannya kearah Erik namun Erik dengan mudah menghindarinya. Erik berbalik dan kembali melayangkan tendangan kepada Gunawan hingga terbang bak layan-layang putus.
"Karena kamu suka menindas orang lain, jadi aku akan membantumu untuk merasakan seperti apa rasanya ditindas! Seusai bicara Erik meninjunya lagi.
Gunawan seperti kucing ketakutan dia meringkuk dilantai sambil memuntahkan darah segar.
"Bukan kah kamu sangat hebat? Kenapa kamu bisa dipukuli olehku hinga berdarah seperti ini. Ini kah yang kamu sebut lebih berkuasa dari orang lain? Konyol sekali "
"Dasar boca tengik sialan,.... Aku ingin kamu mati tanpa menyisakan jasadmu. Bentak Gunawan. Ketika kamu datang aku sudah mengirim sinyal permintaan bantuan. Aku berteman baik dengan bung Rocky ketua gangster, Dia akan segera tiba Dan kamu pasti akan mati.
Tap, tap, tap,..
Detik berikutnya, suara langka kaki dari luar pintu. Sesaat kemudian terlihat kerumunan orang Ada ratusan orang yang mengelilingi tempat tersebut. pimpinannya adalah seorang pria berwajah garang dan kakinya pincang. Namanya Rocky Yang dijuluki bung Rocky. Dia adalah bosnya para gangster dikota Cendana. Dia memiliki ratusan anak buah. Dan yang ikut bersamanya kali ini, semuanya sangat hebat dan terlatih.