follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9 Luka
"Sudah Mom duga rencana Adikmu itu tidak akan berhasil." Miranda menghela napasnya dengan kasar setelah mendapat laporan dari Lara, kalau tunangan anak ****** itu tidak terpengaruh sama sekali dengan foto-foto yang dikirim mereka, bahkan yang lebih gila lagi wanita itu sudah tahu tunangannya berselingkuh sejak lama.
"Mom aku itu bingung, kenapa banyak wanita yang mau saja menerima pasangannya berselingkuh hanya karena harta. Bukankah itu namanya Bodoh! Bahkan ada yang sudah menikah dengan pasangannya dan rela menerima begitu saja saat suaminya menikah lagi hanya karena harta. Lebih gila nya lagi wanita itu tetap bertahan walaupun suaminya sudah tidak di peduli lagi selama bertahun-tahun lamanya." Sindir Rose tanpa berani menatap Mom Miranda.
"Kau sedang menyindir Mommy ini." Ucap Miranda dengan suara yang meninggi sampai membuat masker diwajahnya retak.
"Tentu saja Kak Rose menyindir Mommy, memangnya siapa lagi wanita di dunia ini yang hidupnya lebih mengenaskan dari Mommy. Rela di duakan tidak di pedulikan hanya demi harta," sahut Lily dengan santai tanpa melihat kemarahan yang kini terpancar di wajah Mom Miranda.
"Jadi menurut kalian Mom ini bodoh?" tanya Miranda dengan menahan emosinya.
"Ya," jawab Rose dan Lily bersamaan.
"Kalau aku jadi Mommy, sudah lama aku akan menggugat cerai Daddy saat dia menikah lagi. Mommy cantik bisa mendapatkan pria yang lebih tampan dan lebih segalanya dari Daddy." Rose menambahkan.
"Kalian!!" Miranda menggebrak meja dihadapannya dengan keras, hingga membuat Rose dan Lily tersadar sudah kelewatan dalam bicara. "Kalian pikir Mom melakukan semua itu demi harta?" Miranda menatap satu persatu putrinya.
Rose dan Lily diam menundukkan kepalanya, tak berani menjawab apalagi menatap Mom Miranda yang terlihat sangat marah.
"Mom bertahan selama ini karena kalian, jika tidak demi masa depan dan kebahagiaan kalian Mommy tidak akan mau bertahan dengannya." Miranda mengepalkan kedua tangannya dengan erat, menahan emosi yang selama ini terpendam saat teringat Robert yang menikah lagi hanya karena dirinya tidak bisa memberikan keturunan laki-laki.
Sakit itulah yang dirasakan Miranda, namun demi Rose dan Lily ia pun memilih untuk bertahan meskipun hatinya sangat terluka. Namun ketiga putrinya itu tidak pernah tahu sesakit apa Miranda menjalani hari-harinya, Diduakan dan tidak dipedulikan, wanita mana yang sanggup untuk bertahan jika bukan demi kebahagiaan anak-anaknya.
"Tapi kami tidak menginginkan kehidupan seperti ini Mom," Lily memberanikan diri untuk menjawab.
"Kau bisa berbicara seperti itu sekarang tapi dulu ketika kalian masih kecil, kalian akan menangis jika tidak bertemu Daddy terutama kau Lily. Apa kau lupa bagaimana kau mogok makan saat dua hari Daddy tidak pulang bahkan sampai masuk rumah sakit?" Ucap Miranda dengan suara tercekat menahan diri agar tidak menangis di hadapan putri-putrinya. "Kalau mommy egois dan hanya memikirkan kebahagiaan sendiri, seperti yang kau katakan tadi Rose Mom akan bercerai dan mencari pria lain yang lebih dari Robert. Tapi Mom tidak melakukannya karena kalian."
"Mom..." Rose dan Lily langsung memeluk Mom Miranda dengan mengatakan kata maaf.
"Tapi sekarang kami sudah dewasa Mom, kami tidak keberatan Mom berpisah dengan Daddy." Ucap Rose.
Miranda menggelengkan kepalanya. "Sudah sejauh ini Mom tidak akan menyerah, Mom tidak akan membiarkan wanita ****** itu menang dan anaknya merebut apa yang menjadi hak kalian." Miranda menatap Rose dan Lily bergantian. "Jika kalian sayang pada Mommy berubah lah menjadi lebih baik. Terutama kau Rose, kau harus bisa menjadi sosok pemimpin karena nantinya akan menggantikan kedudukan Daddy di perusahaan." Miranda menggenggam tangan putri sulungnya.
"Iya Mom, aku janji akan berubah menjadi lebih baik." Ucap Rose dengan sungguh-sungguh.
"Aku juga, aku berjanji tidak akan membuat Scandal lagi." Sahut Lily.
Miranda pun tersenyum bahagia karena kedua putrinya berjanji akan berubah menjadi lebih baik.
"Nona, drama Korea nya sudah dimulai," ucap pelayan yang datang dengan tergesa-gesa.
"Oh iya aku lupa," Rose segera beranjak dari ruangan tersebut dengan berlari menuju kamarnya.
"Oh iya aku juga lupa harus bertemu Tuan Mikail, kebetulan istrinya sedang berlibur ke Hongkong." Lily ikut beranjak dari ruangan tersebut.
Menyisakan Miranda yang terlihat menahan emosi karena kedua putrinya pergi begitu saja melupakan janji mereka yang baru diucapkan.
"Rose.. Lily...." teriak Miranda dengan kesal sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Sungguh memiliki tiga orang putri dengan segala tingkah absurd mereka membuat darah tingginya selalu kumat. Entah sifat mereka menurun dari siapa tapi yang jelas ia dan Robert tidak seperti itu. "Robert..." gumam Miranda saat teringat suaminya.
Ia berjalan menuju dinding dimana foto pria yang dulu sangat dicintainya terpanjang disana. Ada kebencian, luka, dan rindu terhadap pria itu, pria yang dulu mencintainya dengan begitu besar kini berubah menjadi pria yang sudah menorehkan luka dihatinya jauh lebih besar.
"Lara..."