Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
PERHATIAN!!
Jika ada bab atau paragraf yang berulang, mohon maaf sedang dalam proses perbaikan.mohon pengertiannya 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebaikan Lala
Namun entah bagaimana ceritanya,Ratu Iswarr malah berubah pikiran.Ia tetap menatap Lala tidak suka dan penuh kebencian.
Ratu Iswarr bertanya kepada Pangeran Firr"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanyanya dengan nada keras. "Mengapa kamu membiarkan wanita itu tinggal di istana kita?"
Pangeran Firr berlutut di hadapan ibunya. "Ibunda, Lala telah menyelamatkan kita dari kutukan. Ia layak mendapatkan penghormatan dan terima kasih kita."
Ratu Iswarr menggelengkan kepala. "Penghormatan? Terima kasih? Ia hanyalah seorang wanita biasa dari dunia manusia. Ia tidak pantas tinggal di istana kita."
Lala yang berdiri di samping Pangeran Firr merasa tersinggung. "Saya tidak membutuhkan pengakuan dari Anda, Ratu Iswarr," katanya dengan teguh. "Saya hanya ingin membantu Pangeran Firr dan keluarganya."
Ratu Iswarr terkejut dengan keberanian Lala. "Kamu berani menentang saya?" tanyanya dengan marah.
Pangeran Firr berdiri dan memegang tangan Lala. "Ibunda, saya tidak akan membiarkan Anda menghina Lala. Ia telah menyelamatkan kita dan layak mendapatkan penghormatan"kata pangeran Firr
"Terserah kamu Firr, Ibunda cuma tidak ingin dia ada di sini"ucap Ratu Iswarr
Ratu Iswarr berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan, meninggalkan Pangeran Firr dan Lala dalam kebingungan.
Pangeran Firr menatap Lala dengan khawatir. "Maafkan ibundaku, Lala. Ia tidak mudah menerima orang baru."
Lala tersenyum lembut. "Saya mengerti, Pangeran. Tapi saya tidak ingin menjadi beban bagi keluarga Anda."
Pangeran Firr memegang tangan Lala. "Kamu tidak pernah menjadi beban bagi saya, Lala. Kamu adalah penyelamat saya."
Saar, adik Pangeran Firr, masuk ke ruangan. "Apa yang terjadi? Ibunda terlihat marah."
Pangeran Firr menjelaskan situasi tersebut. Saar mendengarkan dengan serius.
"Biarkan aku yang menangani, Firr," kata Saar. "Saya akan bicara dengan Ibunda."
"Ibunda, ibunda tidak boleh begitu dengan tamu kita yang bernama Lala.biar bagaimana pun dia sudah membebaskan Ibunda dan paman Harr ibunda"ucap Sarr saat sudah menemui Ibundanya
Ratu Iswarr menatap Saar dengan kesal. "Kamu tidak mengerti, Saar. Lala itu... dia tidak seperti kami. Dia manusia biasa."
Saar berdiri tegak. "Itu tidak penting, Ibu. Yang penting dia telah menyelamatkan kita dari kutukan."
Pangeran Firr mendukung Saar. "Benar, Ibu. Lala layak mendapatkan penghormatan."
Ratu Iswarr terdiam, kemudian menatap Lala yang berdiri di pintu. "Baiklah... Aku akan menerima kehadirannya. Tapi jangan pikir ini berarti aku menerima dia sebagai bagian dari keluarga kita."
Lala mengangguk hormat. "Terima kasih, Ratu Iswarr."
Pangeran Firr tersenyum. "Sekarang, mari kita rayakan pembebasan kita dari kutukan."
Semua orang di istana bersorak dan merayakan. Tapi, Ratu Iswarr masih terlihat keruh.
Hari-hari berlalu, dan Lala perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan kehidupan istana. Meskipun Ratu Iswarr masih bersikap dingin, ia tidak lagi secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya. Lala membuktikan dirinya sebagai aset berharga bagi istana. Keahliannya dalam pengobatan tradisional, yang dipelajarinya dari neneknya, sangat membantu para pelayan dan bahkan beberapa anggota keluarga kerajaan yang sering jatuh sakit. Ia juga pandai memasak dan membuat berbagai ramuan yang menenangkan.
Suatu hari, terjadi wabah penyakit aneh di kerajaan. Penyakit itu menyebar dengan cepat, dan para tabib kerajaan tampak kebingungan. Mereka tidak mampu menemukan obatnya. Ratu Iswarr, yang biasanya sombong, tampak putus asa. Ia pun akhirnya meminta bantuan Lala.
Lala, dengan tenang, memeriksa para penderita. Setelah beberapa hari mengamati gejala dan meneliti tanaman-tanaman di sekitar istana, ia menemukan ramuan yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Ramuan itu terbuat dari campuran akar tanaman langka yang tumbuh di hutan terlarang dan bunga-bunga yang hanya mekar di malam hari. Dengan bantuan Pangeran Firr dan Saar, ia mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan membuat ramuan dalam jumlah besar.
Berkat ramuan Lala, wabah penyakit berhasil diatasi. Seluruh kerajaan bersukacita, dan Ratu Iswarr pun akhirnya mengakui kemampuan dan kebaikan hati Lala. Ia meminta maaf atas perlakuannya yang dingin di masa lalu.
"Maafkan aku, Lala," kata Ratu Iswarr dengan suara yang lembut, tak seperti biasanya. "Aku telah salah menilai dirimu."
Lala tersenyum, "Tidak apa-apa, Yang Mulia. Saya senang dapat membantu."
Sejak saat itu, hubungan Lala dan Ratu Iswarr membaik. Ratu Iswarr mulai memperlakukan Lala sebagai anggota keluarga yang sebenarnya. Ia bahkan sering meminta nasihat Lala tentang masalah kesehatan dan kesejahteraan kerajaan. Lala pun merasa diterima dan bahagia di istana. Ia telah membuktikan bahwa kebaikan hati dan kemampuannya mampu melelehkan hati yang paling keras sekalipun. Kehidupan di istana, yang awalnya terasa seperti medan perang, kini menjadi tempat yang hangat dan penuh kasih sayang. Kisah Lala dan Ratu Iswarr menjadi legenda yang dikisahkan dari generasi ke generasi, sebagai bukti bahwa kebaikan selalu menang atas prasangka.