Lebih Indah

Isna mengabari Abah perihal pernikahannya,namun dia meminta kepada Abah untuk tidak memberitahu Raisa bahkan Umi.Abah memahami dan hanya bisa mengucapkan doa semoga kali ini pilihannya tepat.

Pernikahan Isna hanya dihadiri oleh orang tua Sean yang memang tinggal di daerah kantor cabang,mereka berdua tidak keberatan meski status Isna janda.

"Sean kantor cabang tidak jauh dari rumah lebih baik kamu tinggal dirumah,kasihan Mama sendiri."kata Papa Sean

"Nanti aja Pa,Sean masih berfikir."kata Sean

"Papa kamu kerja,hanya week end aja dirumah."kata Mama

Sean hanya memandang Isna,dia merasa Isna masih belum siap,Sean tidak ingin memaksanya.Isna masih menggeleng meski tidak secara langsung namun Sean sangat tahu Isna tidak setuju.

Akhirnya mereka berdua pulang,meninggalkan kedua orang tua Sean.

"Sayang,makasih banyak ya.Aku belum siap tinggal dengan Mama."kata Isna

"Tidak apa-apa,Mama orangnya mandiri kok."kata Sean

****

Sudah lebih dari dua pekan Satria kembali bekerja,dia bisa menilai sendiri pekerjaan anak buahnya yang dipilih oleh Kakaknya.Tamara terkenal memliki tangan dingin dalam memimpin,terbukti perusahaan yang dia dirikan diluar negeri cukup berhasil.

Satria masih belum bisa lepas dari Sean,karena baginya Sean bukan hanya asisten namun saudara yang terkadang bisa melengkapi.Ingin rasanya menghubunginya sekedar menanyakan kabar,namun lagi-lagi kesempatan itu hilang karena Randi masuk membawa setumpuk laporan akhir.

"Presdir,anda terlihat lelah.Apa butuh sesuatu?"tanya Randi

"Tidak perlu,aku hanya butuh tidur sebentar setelah menyelesaikan ini."jawab Satria

"Baiklah,saya kembali keruangan."kata Randi

Satria hanya mengangguk melihat Randi berbalik arah mendekat kepintu,tiba-tiba dia memanggilnya kembali.

"Ran,kamu tahu kabar Sean?"tanya Satria

"Tidak,Presdir ingin menghubunginya?"tanya Randi

"Iya,bantu aku sekedar menanyakan kabar."jawab Satria

Randi mengeluarkan ponselnya mencari nama Sean dan mencoba menghubunginya,namun panggilan dialihkan karena kendala cuaca.Randi tahu wilayah kantor cabang sering diguyur hujan mungkin itu penyebab utama jaringan susah tersambung.

"Saat ini belum bisa Presdir,nanti beberapa saat lagi akan saya coba."kata Randi menunjuk keponselnya

Randi keluar setelah Satria memberinya isyarat dengan tangan,setelah beberapa waktu akhirnya pekerjaan selesai dan dia merebahkan tubuhnya di sofa,mencoba menghubungi Raisa namun karena merasa lelah dia tertidur.

Satria terbangun karena ponselnya berbunyi,dia berusaha duduk dengan mengusap wajahnya dan meraih ponselnya.

"Ada apa Sa?"tanya Satria

"Hari ini Abai imunisasi,kamu ingatkan?"tanya Raisa

"Tentu saja,jam berapa?"tanya Satria sambil melihat kalender yang sudah dilingkari

"Kamu pulang jam berapa?"tanya Raisa

"Sekarang juga bisa."jawab Satria

"Kita pergi jam empat lebih."ajak Raisa

"Baiklah."kata Satria melihat arloji dipergelangan tangannya

Satria bangkit dari duduknya,membereskan pekerjaan yang sudah selesai,memanggil Gadis untuk sekedar membereskan sisa-sisa pekerjaannya.Gadis memang cekatan,dalam berapa waktu semua sudah beres.

"Dis,sisanya nanti biar diurus sama Randi,aku mau pulang sekarang."kata Satria

"Baik,Pak."kata Gadis membawa kembali setumpuk berkas keluar ruangan Satria

Satria meminta Randi mengurus sisa pekerjaannya,karena dia harus segera pulang.Satria membawa mobilnya sendiri melewati jalanan sore,jarak yang ditempuh tidak jauh karena rumahnya berada dikawasan kota.

Saat melintas jalan Satria melihat Marta sedang duduk,sepertinya menunggu seseorang dan tidak lama kemudian Alana menghampirinya dengan membawa sebungkus makanan,mereka bergegas meninggalkan tempat dengan naik angkutan umum.

"Akhirnya kamu bisa menemukan kebahagiaan meski dengan keterbatasan."lirihnya

Sampai dirumah Satria disambut Lala yang sedang bermain dengan Mami dan Mbak Ning,Lala langsung menghambur memeluk Satria dan minta gendong.

"Papi."teriak Lala karena senang

"Iya sayang,Papi pulang."kata Satria

"Kamu pulang cepat Sat?"tanya Mami

"Abai mau imunisasi Mam."jawab Satria

Satria bermain sebentar dengan Lala sebelum menemui Satria,saat sedang asyik menemani putrinya ponselnya berbunyi dan dilayar tertulis nama Sean,Satria buru-buru mengangkat dan dari jauh Sean mulai bicara dengan nada riang.

"Hei,Sean.Apa kabar?"tanya Satria

"Baik,Bos."jawab Sean sumringah

"Apa kamu baru saja menang lotre?"tanya Satria

"Ha ha ha,aku hanya sedang happy aja.Kamu apa kabar?"tanya Sean

Keduanya larut dalam percakapan jarak jauh,Sean banyak tertawa karena sebenarnya dia sedang bersama dengan Isna diapartemennya.Hari ini Isna dan Sean mengajukan cuti selama dua hari ditambah besok week end jadi bisa libur lebih panjang.

Isna tersenyum mendengar kabar Raisa yang sudah melahirkan dan bahkan dia sangat terkejut saat Sean bercerita tentang Satria yang memiliki anak dari wanita lain.

"Benarkah?berapa usianya?"tanya Isna

"Tahun ini masuk lima."jawab Sean

"Apa Raisa menerima begitu saja tanpa syarat?"tanya Isna lagi

Sean akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,saat Satria membawa pulang Alana dan anaknya Raisa merasa tersingkir namun dia sudah mengamankan seluruh aset milik keluarga Langit dan pergi keluar negeri selama hampir lima bulan,waktu itu cukup membuat Satria terpuruk karena hampir tidak memiliki uang.

"Ah,begitu rupanya."kata Isna berbaring disamping Sean

Sean membelai lembut rambut Isna dan memeluknya,rasanya sangat lelah hari ini apalagi ditambah cuaca sangat dingin menusuk tulang.Mereka hanya bisa saling menghangatkan dengan berbagi selimut.

****

Setelah mengantar Abai,Raisa mengajak Satria makan disebuah cafe yang menyajikan menu barat,sudah lama Raisa tidak makan makanan barat karena saat hamil tidak bisa sama sekali menelan daging,hanya sayur dan buah yang bjsa dia makan.

"Mas,aku sudah lama tidak makan itu boleh gak sekarang aku makan?"tanya Raisa

"Tentu saja."jawab Satria

"Makasih ya Mas."kata Raisa

"He hem."jawab Satria

Raisa memesan satu porsi steak daging,dia makan dengan lahap tanpa memperdulikan suaminya yang sedang menggendong Abai.Satria hanya melihat Raisa makan tanpa memesan,dia jarang makan makanan diluar karena alasan menjaga pola makan.

"Kamu gak pesan?"tanya Raisa

"Tidak,aku makan dirumah saja."jawab Satria

"Kenapa?sesekali makan diluar juga gak salahkan?"tanya Raisa

"Baiklah,aku pesan setelah kamu selesai makan."jawab Satria dengan senyum

Saat meraba kening Abai dia merasa Abai badanya hangat,hingga Satria tidak jadi memesan makan dan memilih pulang.Raisa langsung mengendongnya sementara Satria membayar dikasir.

Saat berbalik menuju kembali kemejanya Satria masih fokus sama ponselnya dan dia ditabrak seseorang gadis dia menjatuhkan barang bawaannya dan Satria membantunya membereskan barang yang kececer.

Saat ingin mengucapkan terimakasih tiba-tiba saja gadis tersebut histeris menyebut namanya.

"Aaaaaa,Satria!"katanya

"Iya,maaf kamu siapa?"tanya Satria

****