NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

Lintang Ayu Sasmita merasa terguncang saat dokter mengatakan bahwa kandungannya kering dan akan sulit memiliki anak. Kejadian sepuluh tahun silam kembali menghantui, menghukum dan menghakimi. Sampai hati retak, hancur tak berbentuk, dan bahkan berserak.

Lintang kembali didekap erat oleh keputusasaan. Luka lama yang dipendam, detik itu meledak ibarat gunung yang memuntahkan lavanya.
Mulut-mulut keji lagi-lagi mencaci. Hanya sang suami, Pandu Bimantara, yang setia menjadi pendengar tanpa tapi. Namun, Lintang justru memilih pergi. Sebingkai kisah indah ia semat rapi dalam bilik hati, sampai mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran

Lintang sangat terkejut mendengar ucapan Nurma. Bantu-bantu katanya? Bukankah sudah ada tukang catering dan tukang dekor? Bukankah Utari juga memintanya datang malam? Atau ... jangan-jangan itu hanya ulah Utari, yang sengaja membuat buruk namanya di mata saudara dan orang-orang.

"Kamu tahu kan ulang tahun Nada ini dirayakan dengan mewah? Bisa mikir kan kira-kira berapa banyak kue dan masakan yang harus diolah? Kenapa nggak ada inisiatif untuk membantu? Ibumu itu habis sakit, Lintang, kamu benar-benar keterlaluan ya!"

Nurma kembali bicara. Nada suaranya lebih tinggi dari sebelumnya, dan itu cukup untuk mencuri perhatian beberapa tamu yang sudah datang. Tatapan mereka semua tertuju pada Lintang, dengan penilaian yang buruk karena sudah terhasut omongan Nurma.

Baru saja Lintang dan Pandu membuka mulut untuk menjawab, Utari lebih dulu menghampiri mereka. Dengan senyum manis dan tindak tanduk yang kalem, dia menyela omongan Nurma.

"Tante, udah, nggak apa-apa. Ada Mbak Rayana dan saudara-saudara yang lain juga yang ikut membantu. Mungkin Lintang emang sibuk, jadi nggak bisa membantu di sini. Nggak apa-apa kok. Dengan dia datang aja aku udah senang, Tante. Nada udah kangen katanya."

Omongan Utari terdengar ramah, mencerminkan sikap seorang wanita yang berhati lembut. Namun, hanya Lintang yang tahu bahwa di balik ucapan lembutnya itu, tersirat maksud yang mengarah pada fitnah. Utari tidak berubah. Sejak dulu, dia selalu membuat Lintang berada dalam posisi buruk dan salah.

'Utari adalah sosok kakak yang baik.'

'Tante macam apa Lintang itu, masa keponakannya sampai kangen. Pasti karena dia nggak pernah datang ke sini.'

'Heran, padahal ibunya juga tinggal di sini, tapi kenapa dia sangat tidak peduli. Tidak berbakti sekali dia.'

Beragam bisik-bisik orang mulai masuk di pendengaran Lintang. Untuk kesekian kalinya, ia dicaci dan dihakimi oleh orang lain, karena perbuatan kakaknya sendiri. Bergetar tubuh Lintang mendengar itu semua.

"Lin, udah! Jangan salah paham dengan ucapan Tante Nurma ya, Tante cuma nggak tahu aja kalau kamu lagi sibuk. Masuk sini gih, Nada dan Ibu masih ada di dalam," lanjut Utari sambil menatap Lintang. Senyumnya tampak lebar, seolah itu tulus dari hatinya yang paling dalam.

Namun, tanggapan Lintang sangat mengejutkan. Di luar bayangan Utari.

Dengan kasar Lintang melempar hadiah yang dia pegang. Lantas melepaskan genggaman Pandu dan melangkah maju, mendekati Utari.

"Cukup, Mbak! Nggak usah pura-pura baik di depanku! Kamu sengaja kan melakukan ini? Kemarin kamu bilang sudah ada tukang catering dan tukang dekor, jadi aku datang pas acara saja. Tapi, ternyata apa? Kamu mengatakan itu agar orang-orang menganggapku nggak mau membantumu. Kamu sangat licik, Mbak! Licik!" teriak Lintang dengan tatapan yang sangat nyalang. Napasnya memburu sampai dadanya terlihat naik-turun. Dia sudah muak dan lelah dengan semuanya.

"Lin, apa maksudmu? Aku nggak ngerti. Aku di sini nggak bermaksud menjebakmu, aku justru memaklumi meski kamu tadi nggak ikut membantu," sahut Utari dengan suar pelan.

"Terus kemarin kenapa kamu sengaja memberitahu kalau ada tukang catering dan tukang dekor? Bahkan, chat-nya masih ada, Mbak. Kamu mau mengelak?"

"Hei, jangan salah paham dulu! Sebelumnya memang rencanaku gitu. Tapi, tiba-tiba pihak catering membatalkan kesepakatan karena ibunya masuk ICU, sakit jantungnya kambuh. Daripada ribet nyari catering di tempat lain, aku dan Ibu memutuskan untuk masak sendiri aja. Kemarin siang kamu ku-chat ulang, kan? Tapi, emang nggak kamu balas sih."

"Mana buktinya kalau kamu chat aku lagi, Mbak? Di HP-ku cuma ada satu chat dari kamu pagi kemarin. Sore cuma Ibu yang telfon, tapi Ibu juga nggak bilang kalau ternyata masak sendiri. Kenapa? Kalian sengaja, kan?" Suara Lintang makin meninggi.

"Lin—"

"Kamu tahu apa yang dikatakan Ibu kemarin, Mbak? Ibu marah karena aku nggak jenguk atau nanyain kabar Ibu pas sakit. Kata Ibu, kamu udah chat dan telfon aku, tapi nggak kurespon. Kapan, Mbak? Aku bahkan baru tahu kemarin kalau Ibu sakut. Kamu atau Mas Albi nggak ada nelfon aku, Mbak. Nggak ada yang ngabarin kalau Ibu sakit. Tapi, apa yang kalian katakan ke Ibu? Kalian sengaja kan membuatku selalu salah di mata Ibu?" potong Lintang masih dengan nada tinggi.

Utari hanya menganga tak percaya. Sungguh di luar bayangannya, Lintang akan melawan dan menjawab semua yang ia ucapkan. Lintang malam itu berbeda dengan biasanya, yang hanya diam dan pasrah dengan apa yang dia tuduhkan.

"Aku nggak tahu apa salahku kenapa kamu dan Mas Albi memperlakukanku kayak gini, Mbak. Apa aku bukan anak kandung Ibu? Kalau iya katakan aja, Mbak. Dengan gitu aku nggak akan mengharap keadilan lagi di rumah ini!"

Ruangan itu mendadak hening. Para tamu undangan tak ada lagi yang menikmati jamuan. Semua merapat dalam diam, mengelilingi Lintang dan Utari. Mereka seolah tak mau melewatkan sedikit pun adegan 'menarik' itu.

Pandu pun ikut diam. Dia berdiri di belakang Lintang dengan tatapan tegang. Jika menuruti kata hati, dia sangat ingin menghajar Utari sampai babak belur. Namun, dia sadar itu bukan jalan keluar yang baik, justru akan menambah masalah. Jadi untuk sementara waktu, ia biarkan Lintang meluapkan amarahnya. Sekalian agar Ningrum sadar dengan kelakuan anak-anak kesayangannya.

Selama mereka tidak main tangan, Pandu juga akan menahan diri.

Bersambung...

1
ken darsihk
sebaik nya nggak usah di buka kan pintu nya Lintang , biar kan saja mereka menunggu sampai suami dan ibu mertua mu datang
Takut nya kamu tidak bisa menanggapi ucapan 2 dari mereka Beny dan ibu mu
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja tidak terjadi apa2 sama Lintang, tenangkan dulu hatimu Lintang, berpikirlah dengan baik, jangan gegabah dalam melangkah
Susanti
gawat ini
Apriyanti
jgn di bukain Lintang biarin nungguin suami dan mertua kamu pulang aja,, demi keselamatan kamu
Aditya HP/bunda lia
da kamu mah Lintang udah mnding gak usah bukain pintunya mnding langsung tlp Pandu ajah
BundaneAyaFitri
jangan dulu bukain pintu,tp telpon mas pandu segera lintang 😭😭,ini ibu durhaka mau ngapain lg sih, palingan mau nyuruh lintang buat ngebujuk pandu biar mencabut tuntutan utk 2 kakaknya....😡😡😡, seharusnya sebagai ibu yg bijak, biarkan sj mereka menerima hukuman sesuai kejahatan mereka, biarpun yg mereka jahati sodara sendiri tetapi coba pikirkan jg perasaan lintang dong buk,masa anak yg sdh jelas bersalah mau dibelain, gimana ga semakin hancur perasaan lintang, 😭😭..... next lah Thor,yg banyak ya 👍👍😂
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak usah dibuka pintunya lintang. tunggu pandu datang aja
Maya
waduh....waduh....waduh...
ken darsihk
Apa yak rencana nya Beni , semoga sajah bukan hal buruk untuk Lintang Pandu

Duh Pandu di pecat
Akan berdampak nggak ya ke Lintang , kalau Lintang tahu Pandu di pecat
Uba Muhammad Al-varo
Lintang kamu berhak bahagia maka dari itu, ayo semangat untuk sembuh Lintang,awas aja kamu Ben, kalau kamu akan berbuat jahat ke Lintang dan Pandu
Apriyanti
semoga lintang bisa hamil
lanjut thor
Aditya HP/bunda lia
takut si beni macem2 ntar Lontang drop lagi
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
benarkah pandu dipecat?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Benny merencanakan apa? semoga bukan hal buruk untuk lintang & pandu.
N Wage
didikan macam apakah yg didapat oleh albi dan utari selama ini sehingga mereka menjadi manusia2 yg tak punya hati nurani.Yg tdk bisa memakai nalar dan logikanya.
Kalau memang lintang anak hasil selingkuh,yg patut disalahkan adalah orang yg berselingkuh itu.
Emang dia bisa memilih dan memaksa terlahir dr perut siapa?

Sungguh2 bodoh,atw malah mereka berdua ini sakit jiwa kurasa sehingga bisa dg mudah tanpa rasa bersalah berbuat kejam dan sadis
kpd saudara mereka sendiri.

Sekarangpun sdh disidang dan mendengar kondisi lintan yg dpresi parah,tidak ada sedikitpun rasa bersalah atw menyesal dihati mereka.

depresi berat
Apriyanti
ya ampun pandu kamu bener² suami yg paling baik deh pokok nya
lanjut thor 🙏💪😘
Aditya HP/bunda lia
tenang pandu tenang ...
ken darsihk
Pandu hati2 jangan semua yng sudah baik2 sajah menjadi kacau dan berantakan nanti nya
Uba Muhammad Al-varo
selama apapun hukuman yang dijalankan Abi dan Utari semoga mereka berdua sadar dan minta maaf yang tulus ke Lintang, terima kasih Pandu dan mama Wenda yang selalu mendampingi Lintang dalam suka dan duka , semangat untuk sembuh dan menyongsong kehidupan baru yang lebih baik lagi Lintang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat sembuh, lintang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!