NovelToon NovelToon
Penerus Sang Billioniare

Penerus Sang Billioniare

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:69k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.

Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.

Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usulan Yang Mencengangkan

"Selamat siang, Tuan Dixion," sapa seorang pria, begitu memasuki ruang kerja pemimpin perusahaan Lion Heart grup. Pria itu tersenyum ramah sembari menjabat tangan sang presdir.

"Selamat siang juga, Tuan Nelson," balas William dengan sikap ramah, seperti yang dipaksakan. "Silahkan duduk."

Tuan Nelson mengangguk dan dia segera mendaratkan pantatnya pada sofa yang ada di sana.

"Sepertinya anda sedang tidak sibuk, Tuan," ucap pria yang usianya hampir sama dengan usia William saat ini. "Padahal ini baru pukul 11 lebih loh, tapi anda kelihatan sedang santai."

William tersenyum. "Kebetulan, semua pekerjaan selesai lebih cepat. Jadi saya bisa memiliki waktu yang cukup panjang buat istirahat."

"Ah, begitu?" balas Nelson, dan William pun mengangguk. "Sepertinya, suasana hati anda juga sedang baik-baik saja ya? Sampai anda begitu semangat dalam bekerja."

"Yah, begitulah," balas William. "Anda sendiri bagaimana, Tuan Nelson? Sepertinya, anda juga memiliki banyak waktu senggang, sampai bisa menyempatkan diri, bertandang ke kantor saya?"

Senyum Tuan Nelson sedikit melebar. "Yah, kebetulan saja, tadi saya lewat depan gedung anda, habis menemui klien di sekitar sini. Jadi saya menyempatkan mampir karena memang sudah tidak ada pekerjaan lagi, setelah pertemuan tadi."

Sekilas, kening William nampak berkerut. Pria itu merasa ada yang aneh kala mendengar alasan Nelson. Namun William segera mengangguk agar terlihat kalau pria itu percaya dengan alasan kedatangan tamunya itu.

"Mengenai konferensi pers kemarin, saya sangat terkejut loh. Saya tidak menyangka kalau Nyonya Renata, bisa berbuat sejahat itu pada anda selama menjalani pernikahan. Padahal yang saya tahu, anda sangat meratukan wanita itu," ucap Nelson.

William tersenyum tipis. "Yah, seperti itulah kenyataannya," jawab William. "Ngomong-ngomong, apa ada hal penting yang anda ingin bicarakan, Tuan Nelson? Sampai anda menyempatkan waktu untuk memenui saya?"

William segera mengalihkan pembicaraan. Selain enggan membahas tentang kehancuran rumah tangganya, William juga penasaran, dengan tujuan Nelson menemuinya di siang yang panas ini.

Nelson tersenyum beberapa saat. "Yang pasti ini bukan masalah pekerjaan, Tuan, tapi ini hal pribadi."

"Hal pribadi?" Tanya William dan Nelson mengangguk. "Hal pribadi tentang apa itu?"

Nelson tersenyum tipis. "tentang masa depan anak-anak kita, Tuan Dixion."

"Masa depan anak-anak? Maksud anda?" William cukup terkejut mendengarnya.

Nelson mengangguk. "Setelah menyaksikan sendiri peristiwa yang anda alami, saya jadi was-was dengan orang-orang di sekitar saya, terutama dengan lingkungan pertemanan anak-anak. Kita tidak tahu bukan, dengan siapa anak-anak bergaul?"

William mengangguk.

"Jujur, dengan adanya kasus yang terjadi pada anda, saya jadi merasa khawatir, kalau saya juga akan mengalaminya. Entah itu dilingkungan pergaulan saya atau pergaulan anak saya, saya tidak tahu."

"Terus?" William nampak mencerna semua ucapan lawan bicaranya.

"Demi keamanan kita bersama, saya memiliki ide bagus, Tuan. Bagaimana, kalau kita menjodohkan anak-anak kita saja, Tuan."

"Menjodohkan?" tanya William cukup kaget. Nelson pun mengangguk sembari mengulum senyum penuh percaya diri. "Menjodohkan bagaimana maksudnya?"

"Yah, menjodohkan anak-anak kita. Kita menikahkan mereka, begitu."

William sedikit tercengang. Pria itu pun makin penasaran.

Nelson masih setia dengan senyumnya.

"Banyak manfaat yang akan kita dapatkan dari perjodohan anak kita ini, Tuan. Yang pertama, kita bisa terhindar dari orang-orang jahat yang mengincar harta kita atau menjadi parasit seperti yang dilakukan John dan Daniel. Kedua, kita bisa membuat perusaahan kita menjadi lebih besar di mata dunia. Tentunya, akan banyak keuntungan yang kita dapatkan, terutama pada perusahaan anda. Bagaimana? Bukankah ini ide yang cukup bagus?"

William tidak langsung menjawab. Untuk beberapa saat, pria itu terdiam, sembari mencerna usulan Nelson yang cukup mengejutkan dan masuk akal.

Nelson sendiri, menatap Wiliam dengan hati yang berharap. Nelson yakin, William pasti setuju dengan usulannya karena menurut Nelson, William pasti trauma dengan apa yang dia alami.

"Usulan anda memang cukup bagus," ucap William, membuat Nelson merasa senang.

"Tentu," balas Nelson antusias. "Karena ini merupakan ide terbaik, yang dapat kita lakukan untuk melindungi keluarga serta harta kita dari orang-orang yang memiliki rencana jahat."

"Saya mengerti," balas William. "Tapi, maaf, untuk saat, ini saya tidak bisa mengambil keputusan."

Raut wajah Nelson seketika berubah. Senyum yang sedari tadi menghiasi wajah pria itu, langsung berganti menjadi kerutan di keningnya dengan mata sedikit menyipit.

"Kenapa, Tuan? Bukankah ini ide yang sangat brilian?" tanya Nelson penasaran.

"Saya tahu," jawab William. "Namun, untuk mengambil keputusan sebesar itu, saya harus menanyakannya dulu pada anak saya."

"Loh..." Nelson semakin terkejut mendengar alasan William. "Kenapa harus seperti itu? Anda kan orang tuanya? Sekaligus pemimpin keluarga? Masa hal sepenting itu harus menanyakan terlebih dahulu pada anak anda?"

"Memang seharusnya begitu," balas William. "Karena ini menyangkut masa depan anak saya."

"Saya tahu," balas Nelson. "Memang benar, ini menyangkut masa depan anak kita. Tapi, saya sendiri tidak ragu mengambil keputusan seperti ini. Biar bagaimanapun anak-anak itu masih butuh kita. Jadi sudah seharusnya anak-anak juga patuh sama perintah kita, sebagai orang tuanya."

William agak tertegun beberapa saat mendengar ucapan pria di hadapannya. William merasa ada yang aneh dari sikap Nelson.

"Anda benar, memang sudah seharusnya anak-anak itu nurut pada orang tuanya," ucap William.

"Ya memang seperti itu bukan?" Balas Nelson kembali antusias. "Anak saya saja setuju dengan rencana saya. Apa lagi anak anda. Saya yakin, anak anda akan langsung setuju setelah melihat kecantikan anak saya."

"Tapi anak saya belum tentu setuju," balasan William kembali membuat raut wajah Nelson berubah.

"Jika anda menyaksikan konferensi pers yang saya lakukan kemarin, pasti anda tahu, kalau saya baru saja bertemu dengan anak saya."

Nelson mengangguk.

"Dari kejadian itu saja, anak saya sudah terbiasa hidup tanpa saya. Dan anak saya bukan termasuk anak yang gila harta. Jadi dia tidak masalah jika lepas dari hidup saya. Tapi, kalau anda mau menikahkan anak anda dengan Kelvin, silahkan. Anda bisa menemui orang tuanya. Bukankah selama ini anda sangat mendukung hubungan anak anda dengan Kelvin?"

Seketika Nelson terperanjat. "Kata siapa? Saya tidak pernah mendukung anak saya berhubungan dengan Kelvin," bantahnya.

Senyum William seketika terkembang. "Banyak buktinya, Tuan Nelson. Bahkan istri anda dan Renata sudah merancang hari pernikahan Micela dan Kelvin."

Mata Nelson sontak melebar. "Jadi anda menolaknya?" Nelson kembali mempertegas

"Menolak yang mana ini? Menolak perjodohan anak anda dengan anak kandung saya? Atau menikahkan anak anda dengan anak palsu saya?" William malah terkesan meledek Nelson sampai pria itu tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan. Saya harap, kelak anda tidak menyesal karena telah menolak ide dari saya," Nelson pun langsung melangkah pergi

"Loh, gitu aja ngambek. Hahaha...." William pun terbahak.

1
Bojone pak Lee
iya,dia bapakmu🤭
dwiseto m
Luar biasa
HARTINMARLIN
ya tamat
Afif Mujahidin
Luar biasa
𝒯ℳ
terimakasih thor atas suguhan karyanya
Merry Merr
Luar biasa
Merry Merr
Kecewa
ByngnHtm
g terima ini, miko blom kawin masa udhan bae woi nambah lgi lah ayolah
Nining Sariningsih
novel paling Ter sat set🤣🤣🤣
Apriyanti
ko cepat bgt Thor tamat nya,,semoga ada season 2 nya ya Thor,, terimakasih Thor Uda update tiap hari,,semangat trus buat karya² mu 💪😘🥰🙏
Apriyanti
semoga aja BKN miko
Yuliana Purnomo
thanks Thor 👍,,,aku senang membaca karya mu,, next sukses terus
Yuliana Purnomo
aku gak yakin itu perbuatan Miko
mbok Darmi
akhirnya happy ending, terima kasih kak author sehat2 selalu ditunggu karya berikutnya
Raditya Vicky
Luar biasa
"SATYA~WARDAYA"
kalo emang miko yang terjebak
berarti cerita ini konyol...😄😄😄
anak penguasa dengan banyak bodyguard kok bisa lepas pengawalan...😄😄😄
konyol...😄😄😄
Was pray
begitu mudah kah miko terjebak? berarti miko memang polos dan bodoh kl mudah terjebak trik lawan2nya
"SATYA~WARDAYA": kalo benar, berarti konyol novelnya ini brow...😄😄😄
kayak senetron indosima...😄😄😄
total 1 replies
Zulkarnain Husain
up thorrr
Apriyanti
semoga Miko gak knp²
lanjut thor 🙏
Apriyanti
bibi jahat seperti itu jgn di kasih ampun seruni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!