NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Meskipun dari awal aku tau kalau orang tuanya Fajar tidak merestui kami, aku masih bisa menghibur diri dengan harapan suatu hari mereka bisa menerima ku.

Sungguh, aku sama sekali tidak bermaksud merebut Fajar dari Wanda. bahkan aku merasa tidak enak kalau seandainya Fajar lebih banyak menghabiskan waktu bersama ku. menikah dengannya juga karena ingin bebas dari masa lalu yang kelam. Dan saat itu hanya Fajar lah yang bisa ku percaya.

Tapi tidak ku sangka, kejadian hari ini semakin menumbuhkan benci di hati mereka.

Wanda begitu terpukul karena kehilangan anaknya. Bahkan bukan hanya dia, kami semua juga ikut kehilangan.

Tapi Abah dan Emak mulai menyalahkan ku atas semua yang terjadi.

"Semua ini berawal dari jus yang kau berikan. Iya, kan?" tegas Emak.

Aku kebingungan saat semua mata memandangku penuh selidik.

"Aku hanya memberinya jus pepaya yang Emak pesan. Tidak ada yang lain." aku meyakinkan mas Fajar.

"Mak, jangan cepat mengambil kesimpulan, belum tentu Wanda begini gara-gara jus nya Mentari."

Walaupun mas Fajar berusaha membelaku, Emak tetap kukuh.

Wanda menatapku dengan aneh.

"Aku tidak menyangka, mba. Aku sudah menganggap mu seperti kakak ku sendiri." ucapnya kecewa.

"Wanda, kau percaya kalau aku punya niat jahat padamu? Aku berani bersumpah, aku tidak melakukan apa-apa..." ucapku meyakinkan Wanda.

Mas Fajar terhenyak di kursi. Dia memegangi kedua telinganya.

"Diam kalian semua. Sampai saat ini aku sangat mempercayai Mentari." ucapnya tegas.

Tapi Abah dan Emak tetap dengan tuduhan mereka.

"Kalau begitu semua perlu di buktikan. Kita periksa jus yang di minum Wanda." ucap Abah bersemangat.

Mas Fajar setuju karena memang dia percaya padaku.

Aku mengikuti langkah mas Fajar meninggalkan tempat itu dengan hati hancur.

Abah ikut pulang bersama kami untuk mencari bukti. Sedang Emak tetap tinggal untuk menjaga Wanda.

Begitu marahnya Abah sampai tidak mau satu mobil dengan kami. Dia rela pulang dengan taksi demi menghindari ku.

"Kau percaya pada ku, kan Mas?" mana sanggup aku berbuat itu pada Wanda ataupun anaknya. Dalam bayangan saja tidak pernah. Dia sudah menerima ku menjadi istri mu saja itu sesuatu yang membuatku berhutang budi padanya."

Aku mengatakannya dengan berurai air mata.

"Aku percaya padamu. Tapi kau lihat Emak dan Abah, mereka sangat kukuh dengan tuduhannya. Aku tidak berani membantah mereka secara langsung. kau tenang saja, kita akan buktikan kalau kau tidak bersalah dalam hal ini." sebelah tangannya menggenggam erat tanganku seolah ingin memberiku kekuatan.

Selama perjalanan pulang kami terdiam.

Aku tidak perlu merasa khawatir sekalipun jus itu akan di periksa. Aku memang tidak pernah menambahkan apa-apa.

Abah sudah terlebih dulu sampai. aku kaget karena Abah sudah melibatkan polisi dalam hal ini.

Begitupun Fajar.

"Abah, kenapa ada polisi segala..?"

"Biar semuanya jelas." jawabnya tegas.

"Abah ingin keadilan atas Wanda" imbuhnya lagi.

Petugas mulai mengambil sampel sisa jus itu untuk di periksa.

Tapi saat itu juga ponsel mas Fajar berdering.

"Dari rumah sakit." ucapnya Lalau mengangkat panggilan itu.

Dia berbicara sejenak hingga akhirnya menghampiri kami kembali.

"Tidak usah di teruskan, pak. Penyebab kematian bayinya Wanda bukanlah karena jus atau makanan apapun. Melainkan karena air ketubannya yang keruh dan bayinya tidak bisa bertahan."

Wajah mas Fajar terlihat lega.

Tapi Abah nampak kecewa.

"Kami mohon maaf atas kesalahpahaman ini."

Mas Fajar berbincang sejenak dengan petugas polisi hingga akhirnya dia bergabung dengan kami lagi.

"Apa ku bilang, tidak usah cepat mengambil kesimpulan. terbukti, kan kalau Mentari tidak bersalah? Yang penting semua sudah jelas. Sekarang kita harus fokus kesembuhan mental dan fisik Wanda

dia sangat terpukul dengan kejadian ini."

Aku mengangguk lega.

"Abah minta maaf karena sudah menuduh mu." ucap Abah terbata.

Aku membungkuk dengan hormat.

"Lupakan saja Bah. Yang terpenting bagiku adalah kesembuhan Wanda." jawabku tersenyum.

Malam ini Abah dan Emak yang menjaga Wanda. Sedang giliranku dan mas Fajar besok pagi.

Lega sekali rasanya setelah terbukti kalau aku tidak bersalah.

Tiba-tiba mas Fajar sudah di belakangku.

Tangannya melingkar di pinggangku.

"Mentari, aku bahagia sekali karena ternyata tuduhan Abah itu tidak beralasan."

"Aku juga merasa lega, walaupun aku yakin dengan pembuktian ini mereka tidak akan langsung menyukai ku.." aku berbalik menghadapnya.

"Terserahlah.. Itu urusan mereka. Urusan kita sekarang adalah...." dia mengedipkan mata dengan nakal.

"Rasanya tidak pantas kita bersenang-senang di saat Wanda sedang menderita karena kehilangan anaknya." aku menghindarinya.

"Aku tau, semua ini tidak mudah bagimu, bagi Wanda juga. Tapi kau benar, kita tidak bisa bahagia di atas penderitaan Wanda."

Dia melepas rangkulannya dengan tersenyum.

"Aku akan bersabar menunggu sampai saat yang tepat dan kau benar-benar siap."

Dia mengecup punggung tanganku.

Mas Fajar, Ternyata kau pandai sekali mengambil hati wanita. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Kenapa tidak dulu sebelum bersama Alfan.

***

Esoknya, kami datang kerumah sakit untuk menggantikan Abah dan Emak.

Tapi di pintu gerbang rumah sakit kami berpapasan dengan Alfan.

"Fan, syukurlah kau sudah boleh pulang?" sapa mas Fajar dengan ramah.

Tapi dia menepis tangan suamiku.

"Jangan berbasa-basi. Aku mau kau kembalikan Mentari padaku..!"

"Kau gila atau pura-pura gila, Fan? Mentari adalah istri ku sekarang. Cam, kan itu..!" balas mas Fajar.

"aku tidak mengakui pernikahan kalian.." ucap Alfan di depan wajah mas Fajar.

"Kalau begitu aku juga akan mempertahankan istri ku..!"

Mereka sudah saling memukul tapi aku cepat-cepat melerainya.

"Kalian tidak malu, ini rumah sakit.. Bisa tidak tahan emosi?"

Mereka masih saling tatap dengan kebencian.

"Awas kau Fajar, kau sudah menusuk teman mu dari belakang.." ancam Alfan.

"Kau pergi sekarang.., Pergi..!" aku mendorongnya sekuat tenaga. Alfan pergi dengan wajah penuh dengan dendam.

Emak melihat kejadian itu.

Dia menatapku penuh pertanyaan.

"Siapa dia?"

"Dia Alfan, mantan suami nya Mentari." mas Fajar yang menjawabnya.

"Hati-hati Lo, kelihatannya dia masih berambisi pada mantan istrinya." ucapan Emak seolah menyindirku.

Kami masuk beriringan ke ruangan Wanda.

Melihat kedatangan kami, Wanda menangis terisak.

"Anak ku, Bang.. Anak ku sudah tiada..."

Fajar merangkulnya.

"Sabar, mungkin ini yang terbaik buatnya, dan buatmu juga. Mungkin Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik."

Dia mengusap kepala Wanda dengan kasih sayang.

Aku ikut terharu melihatnya.

"Bang, aku ingin Abang yang menjagaku. Biar saja yang lainnya pulang." ucap Wanda.

"Iya, Abang dan Mentari akan menjagamu di sini. Kau istirahat saja." hibur mas Fajar.

Wanda memeluk mas Fajar dengan manja.

"Mba, sebaiknya mba Tari pulang saja. Di rumah kan bisa istirahat. Jangan khawatir kan aku, kan sudah ada bang Fajar." dia bergelayut manja di lengan mas Fajar.

"Ah, tidak apa-apa. Aku sudah istirahat dari tadi." jawabku menolak pelan.

"Disini. Juga tidak ada yang bisa di kerjakan, Mbak." imbuhnya.

"Mentari kesini ingin ikut menjagamu. Biarkan saja."as Fajar ikut bicara.

"Tidak usah, bang. Daripada bengong disini lebih baik di rumah bisa istirahat."

Dia tetap berkeras.

Wanda mencari banyak alasan agar aku ikut pulang saja.

Akhirnya mas Fajar mengangguk padaku. Dia menyuruhku mengikuti kemauan Wanda.

1
cinta semu
mentari ibarat kata keluar dari kandang macan masuk sarang buaya😧😜dah tau fajar ada istri ..mana Wanda dpt dukungan dari mertua ...kok mau2 ny menikah dgn fajar ...u mengudang badai mentari ...
Devi ana Safara Aldiva: ceritanya seperti sinetron Indosiar versi tulisan
Machmudah: bener kak, ndak Tau may dibawa kemana mentari sm si othor, judul nya duri dlm daging msh cocok dgn cerita nya alfan raya mentari
total 2 replies
Ira
Ada ya wanita menjijikan kyk mentari .. Dia korban suami nikah lg.. Trs dia nikah sama suami orang.. Apa bedanya dia dgn mantannya ..
Machmudah
pgn Tau ending nya aja Thor.
balqis: sabar ya😊
total 1 replies
cinta semu
kalo tari mau menikah sm fajar ...sm artinya membangun derita ny sendiri ...g ada alasan ada dua ratu ..awal ny aja semua terlihat baik tp selanjutnya pasti ada yg terluka
cinta semu
bagus
Anonymous
Ini cerita bodoh sakit di bikin sendiri
Machmudah
seru thor
Syahid cha
bagus
Syahid cha
menantang kayaknya
Machmudah
semoga ceritanya bkn ttg anak angkat berkhianat dgn bpk angkat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!