Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Damian berusaha untuk melepaskan cengkraman itu dengan cara lain. Akan tetapi, seseorang yang saat ini berada di belakang nya, begitu kuat.
Damian memutar tubuh nya dengan cepat agar ia bisa melihat, siapa yang telah berani melakukan hal itu pada diri nya.
"Sayang, apa kau merindukan aku?" Ucap seorang wanita yang tak lain adalah Selina.
"Selina, mengapa kau menyaki-tiku?"
Bukan nya menjawab pernyataan Damian, Selina terus melakukan perlawan dan ingin mencoba bagaimana rasa nya bertarung dengan seorang Pria terkuat.
Damian yang saat ini sedang di uji oleh Selina, tidak mengeluarkan kekuatan nya. Ia yakin jika Selina hanya ingin bermain-main dan mencoba untuk menguji diri nya.
Brak...
Satu kursi patah terkena tendangan Selina. Dan beberapa perabotan hancur karena pertarungan mereka.
Para pelayan sudah sibuk dan khawatir akan terjadi sesuatu dengan Tuan dan Nyonya mereka. Mereka pun hanya berdiri di luar dan tidak melakukan apa-apa.
"Apa kau masih tidak mau mengalah, Sayang?" Tanya Damian saat itu.
"Belum. Aku masih sanggup dan kuat untuk menghadapi mu."
Srak...
Krak..
Kretak..
Tak...
Selina sungguh lincah dan bisa menangkis semua serangan dari Damian. Damian bahkan sudah mengeluarkan beberapa kekuatan nya yang tersembunyi.
Ia begitu takjub. Sejak kapan istri nya bisa sekuat dan selincah ini. Padahal, mata Selina masih dalam keadaan buta.
Jika saja ia tidak buta, bisa di pastikan. Mungkin Selina adalah musuh terkuat nya Damian.
"Sayang, aku menyerah."
Selina langsung membuat Damian tertidur di bawah nya. Dengan tangan masih di pegang oleh nya. Sedangkan Selina, ia sendiri duduk di atas tubuh sang suami.
"Seorang Damian menyerah pada wanita buta?"
"Tentu saja. Itu karena kau adalah Istri ku tercinta."
"Benarkah itu?" Bisik Selina sambil sesekali menggoyang kan tubuh nya.
"Sayang, aku mohon jangan lakukan itu. Aku lemah."
"Oh, Tuan Damian mulai mengakui jika ia lemah di depan seorang wanita buta?"
"Sayang, aku mohon jangan seperti itu. Jika kamu mau, aku akan memberikan nya pada mu dengan sukarela."
"Benar kah?"
Selina mulai menggoda Damian dengan suara nya yang na-kal. Ia pun berbicara sambil berbisik ke telinga suami nya.
"Sayang, kamu memang paling tahu dimana kelemahan ku. Tolong ampuni suami mu ini. Aku sudah tidak sanggup lagi. Sudah lama Naga ku tidak pulang ke sarang nya."
Selina pun bangun dari atas tubuh sang suami. Ia berdiri membelakangi sang suami yang saat ini masih berada di atas tempat tidur.
Namun, Selina lengah. Damian langsung membawa nya jatuh ke atas tempat tidur itu. Kali ini, Damian yang berada di atas dan membuat Selina tak berdaya.
"Kau curang!"
"Jangan pernah berpikir jika aku akan menyerah, sayang. Apalagi kau telah membangkitkan Sang Naga yang telah lama tidur."
"Kalau begitu, aku terima hukuman ku, Tuan Damian. Aku hanya bisa pasrah dengan apa pun yang akan anda lakukan."
"Kamu sangat menggemaskan, Istri ku."
Dan setelah pertarungan itu, mereka pun melanjutkan pertarungan lainnya. Karena sudah lama tidak mendapatkan sentuhan, mereka pun larut dalam permainan.
Para pelayan yang ada di luar sana tersenyum ketika tahu, apa yang sedang dilakukan oleh Tuan dan Nyonya mereka.
Akhirnya, mereka bisa bernafas lega karena ternyata Tuan dan Nyonya mereka, hanyalah sedang bermain-main saja.
Mereka tinggalkan pasangan yang sedang dimabuk asmara itu. Saat ini, semua yang terjadi di dalam sana bukanlah urusan mereka lagi.
"Dimana Tuan?" Tanya Ameng yang saat itu baru saja membereskan kekacauan yang telah dilakukan oleh Damian.
"Pergi kau! nanti saja kau kembali lagi." ucap pelayan tua yang sudah lama bekerja di rumah itu. hanya pelayan tua itulah yang berani mengusir Ameng.
"Tapi, aku perlu bertemu dengan Tuan untuk membicarakan sesuatu."
"Nanti saja, Ameng. Proses keturunan anak-anak Naga Kembar lebih penting dari apapun. Kau, jangan sampai mengganggu nya."
"Aku tidak mengerti."
"Maka nya, cari lah pasangan yang bisa kau ajak membuat keturunan mu sendiri. Jangan tahu nya mengganggu saja."
"Anda ke-jam sekali. Mana ada wanita yang mau dengan ku."
"Bukan tak ada. Kau terlalu pemilih. Jangan sampai kau memiliki kelainan karena terlalu sering bersama Tuan."
"Aku masih normal. Yasudah lah kalau begitu. Aku pergi saja. Dari pada berada di sini malah di omongin yang macam-macam." Ucap Ameng.
"Iya. Pergi lah sana. Cari Istri mu secepatnya."
Ameng langsung pergi dan tidak menoleh lagi ke belakang. Para Pelayan terus menertawakan diri nya.
Bagi mereka, Ameng tidak pernah bisa serius dan selalu bercanda. Namun, jika itu sudah menyangkut Damian, maka ia akan berubah menjadi mengerikan.
Ameng merupakan teman masa kecil Damian. Saat itu, seluruh keluarga nya di bantai oleh satu organisasi. Ameng adalah keturunan terakhir dari keluarga itu.
Bahkan sampai saat ini, Ameng tidak pernah bercerita tentang keluarga nya. Dan Damian, ia tidak pernah bertanya tentang masa lalu Ameng yang begitu menyakitkan bagi nya.
Suara Ponsel milik Ameng sudah sejak tadi bersuara. Namun, ia mengabaikan nya karena masih belum bertemu dengan Damian.
"Bagaimana, An-jing!" Ucap Seorang Pria dari seberang sana.
"Hei Pak Buncit. Namaku Ameng. Bukan An-jing. An-jing itu binatang. Apa anda mengerti?"
"Aku sedang tidak bernegosiasi."
"Yasudah, tutup saja telepon nya. Kau itu sedang mengganggu ketenangan dan kedamaian ku, Jacob gendut."
"Berani sekali kau menghina ku."
"Kau duluan yang mengatakan untuk ku seperti itu. Jika kita di ejek, ya harus balas ejek dong. Nggak boleh marah ya gendut." Ucap Ameng.
Apa yang dikatakan Ameng benar-benar membuat Jacob marah. Sejak dulu, Ameng dan Jacob memang tidak pernah akur.
Jacob selalu iri pada Ameng yang selalu di sayangi dan di berikan hak khusus oleh Damian. Dan sejak dulu pun, Ameng tidak pernah takut sama sekali pada Jacob.
"Sampai kapan pun, kau akan tetapi jadi An-jing nya Damian. Lihat lah aku saat ini. Aku sudah sukses membangun istana ku sendiri. Tidak seperti kau."
"Oh ya? Dengar ya Jacob gendut berperut buncit. Walau pun istana mu besar dan megah, tetap saja kau tidak bisa seperti aku. Yang kapan pun bisa bicara dan juga bertemu dengan Damian. Otak mu mungkin sudah di penuhi dengan lemak jahat. Maka nya sudah tidak bisa lagi berpikir."
"Breng-sek kau, Ameeeeeeeng! Awas saja jika tempat kalian sudah aku ambil alih. Kau orang pertama yang akan aku kuli-ti hidup-hidup."
"Aku tunggu kedatangan mu, Jacob buncit berotak lemak."
Tut...
Ameng langsung mematikan ponsel nya saat itu juga.
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin