NovelToon NovelToon
Gairah Istri Kesepian

Gairah Istri Kesepian

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:342.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

Lina kira setelah menikah suaminya akan lebih banyak waktu dan perhatian untuknya. Namun, ia harus rela menjalani kehidupan yang membosankan setiap kali ditinggal kerja suaminya. Meski nafkah uang cukup, namun nafkah batinnya tak terpenuhi. Apalagi sang suami seakan enggan setiap kali diajak bercinta. Rasanya ada yang kurang dalam dirinya. Ia juga ingin menikmati kehangatan dekapan pasangannya dan ingin merasakan kepuasan.

Suatu ketika, Lina pindah ke kota lain mengikuti suaminya. Ternyata tetangga barunya adalah mantan kekasihnya saat SMA. Sang mantan kekasih juga telah menikah dengan orang lain, sama seperti dirinya. Melihat keharmonisan dan keromantisan tetangganya, ia merasa iri. Apalagi suaminya masih tetap sibuk bekerja. Terbersit dalam pikirannya, seandainya saja yang menjadi suaminya adalah mantan pacarnya.

Bagaimana langkah yang diambil Lina untuk menepis rasa kesepiannya sebagai seorang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Siapa Tamu Itu?

"Aku berangkat kerja dulu, Sayang. Hari ini aku akan pulang awal. Masakkan makanan yang enak untukku," pesan Rudi. Ia memeluk Lina dan menciumnya sebelum pergi ke kantor.

Akhir-akhir ini keseharian Rudi kembali normal. Selalu pulang tepat waktu, sarapan bersama, sampai tidur bersama. Ia seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya merupakan suami yang penyayang.

Mungkin saja semua karena ucapan Rama waktu itu. Atau bisa jadi karena Lina sudah tahu kebiasaan aneh Rudi yang suka memakai pembalutnya.

Namun, sejak kejadian itu Lina seolah menjadi mati rasa. Ia tak lagi bergairah dengan suaminya. Ia malas untuk bermesraan. Ketika Rudi menunjukkan keromantisannya, Lina justru merasa canggung. Namun, ia tetap berpura-pura tersenyum. Lina merasa ada sesuatu yang Trian sembunyikan darinya.

Lina melirik ke rumah sebelah. Kebetulan ada Trian di luar rumah. Tampaknya lelaki itu juga akan berangkat ke kantor. Saat Trian menoleh ke arahnya, Lina langsung buru-buru berbalik dan masuk ke dalam rumah. Ia memang sudah memutuskan tidak akan bertemu dengan Trian lagi. Sudah sekitar satu bulan mereka saling tak menyapa.

Lina masuk kamar. Ponselnya berbunyi, ada telepon masuk dari adiknya.

"Halo, Rama, ada apa?" tanya Lina

"Kakak dimana?" tanya Rama dari seberang telepon.

"Ada di rumah, lah! Memangnya dimana lagi?"

"Hahaha ... Yah, siapa tahu Kakak sedang belanja atau kemana."

"Sudah, katakan saja, kamu mau bilang apa?" desak Lina.

"Aku ada tawaran dari teman untuk kerjasama buka kafe, Kak. Bagaimana menurutmu?"

"Kafe? Buka kafe sendiri? Bukan kerja di kafe?" tanya Lina memastikan. Tidak biasanya adiknya membahas tentang pekerjaan dengannya.

Rama selama kuliah juga disokong beasiswa. Meskipun masih ada jatah kiriman darinya, Rama tetap mengambil pekerjaan sampingan.

"Buka kafe sendiri, Kak. Jadi pemiliknya, bukan karyawan."

Lina tersenyum. Pikiran adiknya sepertinya semakin maju. Meskipun masih kuliah, sudah berpikir untuk membuka usaha.

"Kita ada 5 orang, niatnya mau patungan buat kafe bareng. Sudah dapat tempat juga, letaknya strategis. Aku ada tabungan sekitar 20 juta, Kak. Tapi masih kurang banyak. Apa Kakak bisa meminjami 80 juta? Itu kalau Kakak ada uang."

Lina agak syok dengan nominal yang adiknya minta. Ia kira hanya satu dua juta saja, tentunya ia tak akan memikirkannya.

"Aku pinjam kok, Kak ... Nanti aku kembalikan kalau sudah balik modal. Kakak ada kan, uang sebanyak itu?"

Lina masih terdiam. Tentunya ia ada uang. Tapi, ia tidak enak hati karena semua uang yang dimiliki merupakan hasil dari kerja keras Rudi.

"Coba nanti Kakak bicarakan dulu dengan Kak Rudi. Kalau boleh, akan aku transfer uangnya," ucap Lina.

"Yah, Kak ... Lama lagi kalau tanya Kak Rudi. Memangnya Kakak tidak punya tabungan pribadi?" desak Rama.

"Itu uang tidak sedikit, Rama. Kamu juga, kenapa buru-buru mau buka usaha? Bagaimana nanti dengan kuliahmu?"

"Tenang saja, Kak! Selama ini aku sambil kerja juga masih bisa membagi waktu. Kuliah lancar, beasiswaku aman."

"Coba kamu dipikir-pikir lagi. Buka usaha sendiri itu resikonya besar. Kalau Kakak sih lebih setuju kamu fokus saja dengan pendidikan dulu. Kalau buka usaha sekarang, fokusmu pasti akan terpecah. Apalagi mengurusi usaha milik sendiri itu lebih rumit."

"Aku kan tidak sendiri, Kak. Kami berlima usaha bareng. Kakak tenang saja."

"Ya sudah, pokoknya aku juga mau berunding dulu dengan Kak Rudi. Kamu tunggu saja nanti keputusannya."

***

Trian berdiri di depan cermin memperhatikan kerapian penampilannya. Ia menyemprotkan minyak wangi agar menambah rasa percaya diri. Seperti biasa, ia melihatan tampan.

Diraihnya tas kerja yang sudah siap di meja. Ia keluar dari kamar dan siap berangkat.

Di ruang tengah ada Dara yang masih mengenakan pakaian tidur dengan penampilan acak-acakan tengah menonton televisi. Sepertinya wanita itu hari ini juga malas berangkat kerja.

"Trian, kamu hari ini tidak masak sarapan?" tanya Dara si tuan putri yang tidak mau melakukan apa-apa. Kadang heran terhadap dirinya sendiri kok bisa selama ini tahan hidup dengan Dara.

"Aku tidak ada waktu memasak, mau makan di kantor saja. Kalau kamu lapar, ada mie instan di dapur. Masak sendiri," ucap Trian. Sebenarnya ia juga sengaja melakukannya. Ia ingin membuat Dara kelaparan dan kesulitan. Terlalu enak jika ia selalu membuatkan sarapan untuknya.

"Aku tidak bisa masak mie instan."

"Kalau begitu, beli!" jawab Trian dengan nada ketus. Ia cepat-cepat berlalu melewati ruang tengah menuju ke depan. Mengurusi Dara hanya akan membuang-buang waktunya yang berharga.

Di halaman depan rumah, ia menoleh ke sebelah. Ada Lina di sana. Sepertinya baru saja mengantar suaminya berangkat kerja. Tapi, hanya sebentar ia bisa melihatnya. Wanita itu langsung kembali masuk ke rumah.

Trian hanya bisa menghela napas. Ia sama sekali tak bisa menyapa Lina lagi. Wanita itu juga tak ada keinginan untuk menemuinya setelah apa yang mereka perbuat.

Tin tin

Terdengar suara klakson dari mobil yang tiba-tiba berhenti di depan rumahnya. Trian mencoba mendekati mobil tak familiar itu. Tidak biasanya ada mobil masuk ke komplek sana.

"Apa mungkin orang nyasar?" tebak Trian.

Ia berjalan mendekat ke arah mobil. Seseorang membuka kaca mobil sehingga dengan jelas Trian melihat seorang ibu-ibu berdandan ala sosialita duduk di bangku belakang sopir.

"Permisi, apa ini rumah Pak Rudi Ardian?" tanya si ibu.

Trian agak heran ada yang mencari rumah Lina. Rumah mereka memang hampir tidak pernah ada tamu yang datang.

"Rumah Pak Rudi ada di sebelah. Tapi, orangnya baru berangkat kerja. Mungkin kalau Ibu mau bertemu, bisa mendatangi kantornya atau kembali lagi nanti sore," jawab Trian.

"Oh, tidak apa-apa. Saya hanya ingin bertemu dengan istrinya," ucap si ibu itu.

Trian semakin heran. Kenapa orang yang mengenal Rudi justru ingin bertemu Lina. Ia takut ada sesuatu yang terjadi karena Lina hanya sendirian di rumah. Tapi, ia tak bisa ikut campur. Itu adalah urusan Lina. Lina akan marah kalau sampai tahu ia ikut campur.

"Kalau begitu, terima kasih informasinya. Saya mau ke depan dulu," ucap si ibu.

Pintu kaca mobil kembali tertutup. Mobil tersebut kembali berjalan. Tepat di depan rumah Lina, mobil itu kembali berhenti.

"Woy! Katanya mau berangkat kerja? Kenapa masih di sini?"

Suara seruan Dara membuat Trian terkejut. Ia sangat mengkhawatirkan Lina. Tapi, dia tak ada hak apapun untuk khawatir.

Trian menyerah. Ia memutuskan untuk tidak peduli urusan Lina. Ia masuk ke dalam mobilnya dan bersiap berangkat ke kantor. Di rumah juga tidak akan betah kalau ada Dara.

1
Rosliza Maznah
minta sambungan
Rosliza Maznah
gratis bangat
🍁Naura❣️💋
wah trian dah bisa jinakan anaknya lina tinggal lina nya
🍁Naura❣️💋
oh ternyata itu ulah trian biar s arjun pergi ngurusin harta hahahaha
Bunda 4 K
Biasa
Abelia Sanjaya
bravo
Eka Bundanedinar
knnpa jelmaan ankmu g da sifat drmu trian g bisa sadar dong klo dia ankmu tp dr hati trian nyaman dg anknya
Eka Bundanedinar
memang gila kamu trian g gitu jg kali pindahin semua ikan dan pnyelam duyung nya
kok bisa sahan trian lbh besar dr keluarga dara pdhl yg punyya kekayaan kn kluarga dara aku vote deh buat kegilaan trian
Soraya
lanjut thor
phity
gk sabar nunggu saat trian mengingat semuanya spya ia bsa menerka klo janu itu adlh anaknya krn janu mirip dgnnya wktu kecil. ayo trian cpt lah sembuh spy kmu tes dna dgn bgitu lina bsa kmu miliki ad anak lo diantara kalian
Rosliza Maznah: hebat
Eka Bundanedinar: bukanya janu lbh mirip ke lina ya kak jd si trian liat nya g lngsung ngeh anknya tp ikatan batin sama anknya kuat buktinya dkat dg janu mrasa tenang
total 2 replies
phity
semanagt trian.aku mendukungmu rebut lina sja toh janu adlh anakmu
Eka Bundanedinar
knpa kluarga triuan mau kuasai harta kluarga dara ya
dwi widia ningrum
jadi pelajaran sih,dari cerita ini.kita sebagai wanita harus bisa mandiri jga meskipun sudah punya suami.kita tidak tau masa depan.jngan terlalu bergantung dengan pasangan.karena klo jodoh sudah berakhir kesulitan sendiri karena sudah terlalu bergantung dari org lain
Daryati Idar
lanjut thor
Nikmatul Hasanah
Luar biasa
🍁Naura❣️💋
idih arjun nyosor
🍁Naura❣️💋
dah sanah pergi km itu gila harta sama kaya bapaknya
Astrianingsih
jangan lama2 up thor.. semangat ✌️
Kumala Siti kumala sari
Lumayan
🍁Naura❣️💋
arjun menyebalkan ,semoga janu ketemu Trian dan Trian kembali ingatan nya karena liat anak itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!