Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
023 BERBELANJA BERSAMA
Chapter 023. BERBELANJA BERSAMA.
\=
Mendengar ucapan Alda yang seperti tidak berdaya, Sinta hanya tersenyum lalu dia mulai memakan makanannya yang sangat sedikit di piringnya.
Sangat berbanding terbalik dengan makanan yang ada di piring milik Alda.
Setelah cukup lama akhirnya acara makan bersama selesai, orang-orang keluarga Setiadi masih tersu mengobrol dan sambil minum arak.
"Alda, Doni sepertinya kita harus mengganti pakaian kita yang sudah lusuh dan rusak ini! Bagaimana jika kita berbelanja bersama ke kota Emerald?" ucap Riko.
"Ka-ka-ka aku ikut!" ucap Sinta heboh.
Setelah melirik pakaian sendiri dan pakaian Dion maupun Tama, Alda akhirnya setuju! Sedangkan sekarang Riko sudah mengenakan pakaian yang sudah di sediakan oleh keluarganya.
Hanya saja dia kurang suka, pakaian itu terlalu mewah menurutnya sedangkan dia lebih memilih pakaian yang kasual dan terlihat lebih santai, di tambah dengan pakaian itu kapan saja dia tidak kesulitan untuk bertarung.
"Baiklah, aku setuju saran mu!" jawab Alda.
"Sinta apa kamu juga akan membeli pakaian?" ucap Riko ingin tahu.
"Ya itu harus, aku sudah tidak ada baju lagi!" jawab Sinta dengan semangat.
Wanita paling senang dengan kata belanja, sehingga mendengar Riko dan yang lainnya akan berbelanja bersama dia semakin semangat, apa lagi bisa belanja bersama Alda menurutnya akan sangat menyenangkan.
"Baiklah, terserah kamu saja!" ujar Riko.
Padahal pakaian Sinta sudah lebih dari ratusan pasang, sampai-sampai lemari pakaian dia sudah tidak muat lagi untuk di masukkan pakaian baru.
Namun dia masih merasa kurang banyak, entah kenapa wanita selalu melihat pakaian di lemarinya selalu sedikit sehingga harus sering-sering di tambah.
"Hey, apa aku tidak di ajak?" ucap Tama, dia berbicara seperti itu karena tadi dia mendengar tidak di sebut namanya oleh Riko.
"Tuan muda, tolong ajak aku juga!" ucap Tama kembali, dia seperti memohon kepada Riko.
Melihat ini, dia semakin geram di tambah dengan sebutan tuan muda oleh Tama seperti dia sedang di permainkan olehnya.
"Sial, sekali lagi kamu berbicara seperti itu akan ku patahkan lidah mu!" geram Riko.
Meskipun umur Riko lebih muda dua tahun dari Tama namun dia seperti seumuran dan suka sekali bertengkar satu sama lain.
"Baiklah aku diam, asalkan aku ikut kalian!" jawab Tama sambil tersenyum.
Anak muda di sana saling mengobrol, ada juga keturunan cabang keluarga Setiadi meminta saran bela diri kepada Riko maupun Alda dan yang lainnya.
Setelah cukup larut malam, semuanya kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat, di tambah besok mereka akan kembali lagi ke kota Emerald.
*
Malam berlalu dengan tenang, kini pagi hari tiba! Sinta sudah mengetuk pintu kamar Riko dengan semangat menyuruh dia bangun.
Meskipun sebenarnya Riko dan yang lainnya sudah bangun, karena di saat di perguruan terpencil mereka harus bangun pagi sekali dan menjalani latihan rutin dan berat di pagi hari yang segar.
Sehingga meskipun di kaki gunung Tambara Alda dan yang lainnya seperti tidak terganggu dengan dinginnya udara pagi.
Mereka sudah mandi dan melakukan oleh raga seperti biasanya mereka lakukan, namun kali ini mereka lakukan dengan ringan.
"Sinta, aku sudah bangun!" ucap Riko dari dalam kamar.
"Kapan kita akan berangkat ke kota Emerald?" ucap Sinta.
"Sebentar lagi..!" jawab Riko singkat.
Meskipun Sinta terus bertanya, Riko tidak menjawab! Sehingga Sinta pergi dengan sendirinya.
Setelah dua jam berlalu akhirnya keempatnya sudah keluar dari kediaman keluarga Setiadi, kini di mobil Hummer H2 Alda di temani oleh Sinta.
Dua mobil besar itu terus melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke kota Emerald, padahal kepala keluarga Setiadi menyarankan mereka untuk menggunakan helikopter namun ke empat orang itu menolak bersamaan.
Sehingga mereka hanya diam, karena itu adalah pilihan mereka sendiri.
*
Kini malam hari kembali.
Di kota Emerald di dalam rumah sakit milik keluarga Sanggoro, di kamar perawatan masih terbujur lemas seorang laki-laki muda tanpa sebelah kakinya, dia baru saja sadar setelah di hajar okeh Riko.
Dia adalah Rudi Sanggoro, setelah kakinya patah akibat di tendang oleh Riko meskipun telah di coba di sambung namun akhirnya mengalami pembusukan di kakinya, sehingga dokter menyarankan amputasi.
"Ayah, kenapa kaki ku buntung?" ucap Rudi kepada ayahnya tuan besar Sanggoro.
Dia sudah berkata seperti itu hingga ratusan kali setelah dia sadar, namum ayahnya hanya bisa diam! Hingga akhirnya Rudi histeris.
"Ayah, aku harus membalaskan dendam ini! Aku ingin pemuda miskin itu mati tanpa tubuh yang utuh!" bentak Rudi dengan sangat marah.
"Rudi tenanglah, ayah sedang berusaha paman Sugi sedang mencari bocah itu!" tuan besar Sanggoro hanya bisa menjelaskan.
Dia bisa kejam kepada siapa saja, namun kepada anak satu-satunya dia seakan lembut tidak pernah marah.
Apa lagi, Rudi adalah keluarga satu-satunya setelah dia di tinggal istrinya sehingga di rumah hanya ada Rudi, jadi saat mendengar keadaan seperti ini tuan besar Sanggoro sangat marah.
Hingga akhirnya dia hanya bisa mendesak Sugi untuk mencari Riko dan yang lainnya, meskipun harus mencari ke ujung dunia sekalipun.
Sedangkan di pusat kota Emerald, di pusat perbelanjaan kota Emerald dua mobil off-road baru saja masuk ke dalam parkiran bawah tanah, meskipun baru saja sampai saran dari Sinta mereka langsung menuju ke pusat perbelanjaan.
Sehingga yang lainnya hanya bisa menuruti apa yang di katakan Sinta.
Kelimanya langsung masuk ke pusat perbelanjaan dengan cepat.
"Kak Alda apa yang akan kakak beli?" tanya Sinta yang entah kenapa langsung nempel pada Alda.
"Kita masuk ke toko pakaian saja! Mau beli apa nanti pilih di sana langsung." jawab Alda.
Riko hanya bisa tertawa diam-diam, dia kali ini memuji adik perempuannya ini! Karena bisa membuat Alda tidak bisa berkutik.
Akhirnya kelima orang itu pergi ke kumpulan toko barang mewah di pusat perbelanjaan yang mereka datangi saat ini.
Ada banyak toko pakaian di sini, dari Louis Vuitton (LV) ada Gucci ada Hermes, bahkan masih banyak lainnya karena ini pusat perbelanjaan terbesar di kota Emerald.
Sinta sudah beberapa kali datang ke sini, sehingga dia sudah sedikit familiar dengan tokoh di sini.
Sehingga dia seperti pemandu bagi ke empatnya, dia dengan lugas menunjukkan keunggulan masing-masing.
Akhirnya Sinta mengajak keempat laki-laki itu masuk ke toko LV, setelah masuk Sinta dan yang lainnya di sambut ramah.
Meskipun pakaian Alda, Tama dan Dion sedikit kusam namun melihat Sinta dan Riko menggunakan pakaian mewah dan rapi mereka langsung tahu bahwa keduanya sedang mengajak teman miskinnya untuk melihat dunia orang kaya.
\=
...