Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.
Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.
-------
Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.
Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.
Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.
Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.
Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu bekerja di sini?
"Sil...tolong antarkan berkas-berkas ini ke ruangan direktur utama" ucap menejer HRD bos Sisil menyerahkan setumpuk kertas pada Sisil
"saya...pak?" tanya Sisil ragu
"iya...di sini yang pekerjaannya sudah selesai kan kamu"
"baik pak..." Sisil menerima tumpukan kertas itu
Sisil pun berjalan ke arah lift karyawan, kemudian ia menekan tombol angka 20 untuk sampai di ruangan direktur utama. Sisil merasa gugup, ini kali pertama ia ke lantai itu. Lantai tempat para petinggi perusahaan berada.
Tempat yang menurut desas-desus yang ia dengar terdapat orang terganteng seantero ibukota. Pria bule yang ganteng dan gagah, sayangnya berwajah dingin dan datar.
Ting....
Lift telah sampai di lantai 20, Sisil mengedarkan pandangan, mencari ruangan direktur utama. Sisil berjalan melewati lorong membaca satu per satu nama-nama yang tertempel di pintu ruangan itu.
Sampailah Sisil di ujung lorong itu, Sisil menoleh ke arah ruangan yang pintunya tidak tertutup dan bertuliskan sekretaris. Sisil melangkah masuk ke dalam, ia bisa melihat seorang wanita cantik sedang berkutat di depan komputernya.
"permisi kak... Eh... Bu..." ucap Sisil sopan ia sedikit grogi karena melihat wanita yang sangat cantik dan modis
Wanita itu hanya menoleh sekilas ke arah Sisil "ada perlu apa?" ucap wanita itu datar
"saya disuruh mengantarkan dokumen-dokumen ini ke ruanyan direktur utama" ucap Sisil gugup
"kamu antarkan masuk saja, saya sedang banyak pekerjaan" ucap wanita itu masih menatap layar komputernya
"saya...bu?" tanya Sisil ragu
"siapa lagi? Kamu tidak lihat saya sedang apa?" ucap wanita itu ketus
"ba...ba..ik... Bu..." ucap Sisil terbata. Sisil pun keluar dari ruangan itu dan berjalan ke pintu besar yang berada di sebelah ruangan sekretaris itu. "cantik-cantik kok judes..." gumam Sisil dalam hati.
Sisil mengatur nafasnya agar rasa gugupnya hilang. Namun tetap saja jantungnya berdetak lebih kencang, karena ia harus bertemu dengan pemilik perusahaan itu, sedangkan dirinya hanya rakyat jelata.
Sisil memberanikan mengetuk pintu ruangan direktur itu, terdengar suara dari dalam yang mengatakan jika ia disuruh masuk.
Dengan hati-hati Sisil membuka pintu besar itu perlahan. Ia masuk ke dalam. Langkah kakinya terdengar sedikit ragu untuk melangkah, Sisil gugup. Saat ia menatap sedikit ke arah meja besar yang terletak lurus di depannya ia merasa terkejut.
Deg....
"itu kan si pria espresso...." batin Sisil dan melihat seseorang yang duduk di hadapan pria espresso itu memunggunginya namun tiba-tiba pria itu menoleh.
"nona....?! kita bertemu lagi ternyata..." ucap Derry yang Sisil juluki pria capucino
"Tu...tuan..." ucap Sisil terbata, perasaannya campur aduk antara terkejut, gugup dan kesal menjadi satu. Derry pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Sisil
"ada perlu apa Nona datang kemari?" tanya Derry tersenyum ramah
"ini...saya..mau mengantarkan dokumen dari Pak Rama..." Sisil menyerahkan dokumen itu pada Derry. Jackson mendongak, alisnya berkerut menatap Sisil. Tatapan mereka beradu sesaat, kemudian Sisil memutus tatapan itu.
"tadi...kata sekretaris anda...saya disuruh langsung mengantarkan kemari" ucap Sisil sambil menunduk, ia tahu ia sudah salah, karena lancang masuk ke dalam ruangan direktur utama.
Derry memeriksa dokumen yang dibawa oleh Sisil. Dokumen itu berisi hasil evaluasi kinerja karyawan. Kemudian ia menatap Sisil "kamu bekerja di sini ? Nona hmm....." Derry mengetuk dagunya "Nona Sisilia..."
"i..iya...tuan....saya karyawan baru" ucap Sisil terbata
"keluar..." ucap Jackson dingin
"ba..baik..tuan...permisi..." Sisil bergegas keluar dari ruangan Jackson. Langkahnya lebih cepat dari tadi waktu ia berangkat. Setelah menutup pintu besar itu, Sisil menghela nafas dan mengelus dadanya "kenapa dunia ini sempit sekali bertemu dengan pria menyebalkan" gumam Sisil kemudian ia buru-buru melangkahkan kakinya kembali ke lantai tempatnya berada.
.
"Ini hasil evaluasi karyawan yang kamu minta..." Derry menyerahkan dokumen yang dibawa Sisil tadi pada Jackson
Jackson menghentikan pekerjaannya, kemudian menerima dokumen itu. Jackson membukanya dan membacanya sekilas kemudian meletakkan dokumen itu di mejanya.
"jadi dia bekerja di sini?" ucap Jackson menyandarkan tubuhnya di kursi
Derry menautkan kedua alisnya, kemudian menatap Jackson penuh tanda tanya. Derry mengambil tabletnya, mengotak-atik sebentar, bibirnya melengkung matanya menunjukkan jika ia mendapatkan sesuatu yang menarik.
"menarik..." ucap Derry, alis Jackson berkerut "Namanya Sisilia Aramita, dia gadis yang pintar, lulusan terbaik di universitas terbaik di kota ini melalui program beasiswa, dia siswa program percepatan di sekolahnya dulu"
Derry mengotak-atik tabletnya kembali "tapi ada yang aneh..." ia menatap Jackson yang juga menatapnya dengan tatapan datar
"saat dia lulus, banyak perusahaan yang merekrutnya...namun tak ada satu pun yang ia terima, setelah hampir satu tahun tiba-tiba ia bekerja di sebuah hotel di sebuah kota kecil, setahun kemudian ia menjadi pelayan di Cafe Starbass...sepertinya menarik untuk digali kehidupannya...gadis sepintar dirinya kenapa hanya bekerja menjadi pelayan di cafe" lanjut Derry
"kenapa kamu mengatakannya padaku?" ucap Jackson datar masih menatap asisten sekaligus sahabatnya dari kecil.
"aku kira kamu tadi tertarik" Derry mendengus "lagipula...dia kandidat yang paling bagus untuk menggantikam Lena, semakin hari kerjanya semakin buruk" ucap Derry kesal
"kita lihat evaluasi berikutnya jika hasilnya bagus bisa saja ia menggantikan Lena" ucap Jackson menautkan jemari kedua tangannya di depan dadanya
"dia itu cantik Jack....sempurna...pasti akan bisa memuaskan kamu" goda Derry
"kamu mau aku kirim ke kandang Crocie hah?!"
Derry bergidik, crocie adalah nama buaya di markas mereka di New York. Buaya yang hanya bisa dijinakkan oleh Jackson sendiri, tak ada seorang pun yang bisa menjinakkan buaya itu. Setiap orang yang mendekatinya pasti akan langsung diterkamnya.
"tidak...aku tidak mau...aku belum merasakan surga dunia...aku belum mau mati" ucap Derry sambil mendengus
"bagus...carikan aku wanita seperti biasa..." ucap Jackson
Setelah dari ruangan Jackson, Sisil mendaratkan bokongnya di kursi kerjanya, ia menghela nafas berkali-kali. Sungguh sial pikirnya, ia bekerja di perusahaan milik orang yang ingin ia hindari.
Ia kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sudah ada di mejanya. Ia mencoba mengalihkan rasa kesalnya dengan bekerja.
.
.
.
B e r s a m b u n g
Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes... Pencet tombol like, komen-komen dan juga beri rate untuk karya ini ya bestie...terima kasih
dan ceritanya tidak monoton