NovelToon NovelToon
Jejak Naga Langit

Jejak Naga Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: HaiiStory

"Ada rahasia yang lebih dalam dari kegelapan malam, dan ada kisah yang lebih tua dari waktu itu sendiri."

Jejak Naga Langit adalah kisah tentang pencarian identitas yang dijalin dengan benang-benang mistisisme Tiongkok kuno, di mana batas antara mimpi dan kenyataan menjadi sehalus embun pagi. Sebuah cerita yang mengundang pembaca untuk menyesap setiap detail dengan perlahan, seperti secangkir teh yang kompleks - pahit di awal, manis di akhir, dengan lapisan-lapisan rasa di antaranya yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang cukup sabar untuk menikmatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaiiStory, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengkhianatan yang Tersembunyi

Keheningan mencekam memenuhi ruangan setelah pernyataan Lin Mei Hua. Mei merasakan jantungnya berdegup kencang, matanya tidak lepas dari sosok wanita berambut putih yang kini tampak begitu rapuh namun berbahaya di hadapannya.

"Membunuhmu?" Wei Xialong yang pertama memecah keheningan, suaranya serak. "Kau tidak bisa meminta itu dari kami."

Lin Mei Hua tersenyum sedih. "Bahkan setelah semua yang terjadi, kau masih terlalu baik, Paman Wei." Dia mengangkat tangannya yang pucat, dan Mei melihat garis-garis hitam seperti retakan mulai menjalar di kulitnya. "Tapi kita tidak punya pilihan."

"Selalu ada pilihan," Mei melangkah maju, mengabaikan peringatan dari Wei Xialong. "Kita bisa mencari cara lain. Mungkin jika kita bisa menemukan cermin keempat dan kelima sebelum gerhana—"

"Dan kemudian apa?" Lin Mei Hua memotong, mata heterokromnya berkilat berbahaya. "Essence mereka sudah ada dalam diriku. Bahkan jika kalian menemukan cermin fisiknya, kekuatan mereka akan tetap mencoba mencari jalan untuk bersatu kembali."

Zhao Ming, yang sedari tadi diam mengamati, mendadak menegakkan tubuh. "Tunggu. Ada sesuatu yang tidak masuk akal di sini."

Semua mata beralih padanya.

"Jika Chen Lu memang berencana menggunakan darahmu dalam ritual," dia melanjutkan, matanya menyipit curiga, "kenapa membiarkanmu pergi? Kenapa kau bisa dengan mudah sampai ke sini?"

Pertanyaan itu mengubah atmosfer ruangan dalam sekejap. Mei merasakan kedua cermin di pinggangnya bergetar lebih kuat, memperingatkan bahaya.

Lin Mei Hua tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya yang lain, dan Mei melihat bahwa garis-garis hitam di sana membentuk pola yang berbeda—lebih teratur, seperti segel kuno.

"Karena," Lin Mei Hua akhirnya berkata, "ayah tidak perlu menahanku. Dia tahu aku akan kembali... dengan atau tanpa keinginanku sendiri."

Madam Lian mendadak bergerak, tangannya membentuk segel pelindung. "Mundur! Dia—"

Terlambat. Garis-garis hitam di tubuh Lin Mei Hua mendadak bersinar dengan cahaya keunguan yang menyakitkan mata. Udara di sekitarnya bergetar, dan Mei merasakan tarikan kuat dari kedua cermin di pinggangnya.

"Maafkan aku," Lin Mei Hua berbisik, air mata emas dan perak mengalir di pipinya. "Aku mencoba melawannya... tapi segel darah yang dia pasang terlalu kuat."

Ruangan itu mendadak dipenuhi bayangan yang bergerak seperti tentakel hidup. Wei Xialong bergerak untuk melindungi Mei, tapi bayangan-bayangan itu terlalu cepat. Dalam sekejap, mereka semua terjebak dalam kubah kegelapan yang meredam semua suara.

"Apa yang kau lakukan?!" Mei berteriak, mencoba menggunakan kekuatan cerminnya untuk melawan kegelapan.

"Memberikan kalian kesempatan," suara Lin Mei Hua terdengar dari segala arah. "Ayah menggunakan diriku sebagai umpan, tapi aku bisa membuat ini menjadi keuntungan kita."

Master Song mencoba memecah kubah dengan tongkatnya, tapi kegelapan itu hanya menyerap setiap serangan. "Apa maksudmu?"

"Segel darah ini... memaksaku untuk kembali padanya sebelum gerhana. Tapi tidak menentukan bagaimana atau lewat mana." Suara Lin Mei Hua mulai melemah. "Aku akan membawa kalian ke markasnya... melalui Lorong Bayangan."

Mei merasakan lantai di bawah kakinya mulai mencair seperti tinta. "Tapi itu berbahaya! Lorong Bayangan bisa membuat siapapun tersesat selamanya!"

"Tidak jika kalian memiliki pemandu," Lin Mei Hua menjawab. "Dan essence naga dalam diriku... mereka mengenal jalan ini lebih baik dari siapapun."

Wei Xialong mencoba menggapai ke arah suara Lin Mei Hua. "Hentikan! Kau bisa membunuh dirimu sendiri!"

"Bukankah itu yang kuminta sejak awal?" Tawa pahit Lin Mei Hua bergema. "Setidaknya, biarkan kematianku berarti sesuatu."

Lantai sepenuhnya mencair, dan Mei merasakan tubuhnya mulai tenggelam dalam kegelapan pekat. Terakhir yang dia lihat sebelum kegelapan menelannya adalah sosok Lin Mei Hua yang melayang di tengah ruangan, tubuhnya bersinar dengan cahaya emas dan perak yang bertarung satu sama lain.

"Ikuti cahayaku," suara Lin Mei Hua terdengar semakin jauh. "Dan Paman Wei... maafkan aku. Untuk semuanya."

Kegelapan total menyelimuti mereka.

Kegelapan Lorong Bayangan terasa seperti cairan kental yang menyelimuti setiap inci tubuh Mei. Dia tidak bisa melihat apa-apa, bahkan tangannya sendiri, tapi dia bisa merasakan kehadiran yang lain di sekitarnya—getaran samar dari qi Wei Xialong, aura dingin Zhao Ming, energi stabil Master Song, dan kehangatan familiar Madam Lian.

"Tetap bersama," suara Lin Mei Hua bergema dari kejauhan, terdengar semakin lemah. "Lorong Bayangan akan mencoba memisahkan kalian. Akan mencoba membuat kalian melihat hal-hal yang—" Suaranya terputus oleh jeritan tertahan.

"Lin Mei Hua!" Wei Xialong berteriak, tapi kegelapan menelan suaranya.

"Aku... baik-baik saja," Lin Mei Hua akhirnya menjawab, meski suaranya bergetar. "Tapi kita harus bergerak cepat. Essence naga dalam diriku... mereka memberontak."

Mei mencoba berkonsentrasi pada cahaya redup yang dia yakini adalah Lin Mei Hua, tapi sesuatu menarik perhatiannya—bisikan-bisikan samar yang terdengar seperti datang dari segala arah.

"Jangan dengarkan suara-suara itu," Madam Lian memperingatkan, seolah membaca pikirannya. "Mereka akan mencoba membuat kita meragukan satu sama lain."

Tepat saat dia menyelesaikan kalimatnya, sebuah bayangan melintas di depan Mei—sosok yang tampak seperti Wei Xialong, tapi lebih muda, sedang berlutut di depan altar dengan tangan berlumuran darah.

"Itu masa lalu," Wei Xialong berkata dengan suara tegang. "Jangan biarkan Lorong Bayangan memainkan pikiran kita."

Tapi bayangan lain muncul—kali ini menunjukkan Zhao Ming dalam seragam Sekte Bayangan, memberikan gulungan rahasia pada sosok berjubah hitam.

"Bohong," Zhao Ming mendesis. "Itu ilusi."

"Benarkah?" sebuah suara yang terdengar seperti Chen Lu berbisik. "Atau mungkin ini menunjukkan kebenaran yang kalian takutkan?"

Mei merasakan ketegangan di udara meningkat. Lorong Bayangan tidak hanya menunjukkan ketakutan mereka—ia mencoba menghancurkan kepercayaan yang telah mereka bangun.

"Lihat," suara itu melanjutkan, "bagaimana Wei Xialong mengkhianati saudara-saudaranya demi 'kebaikan yang lebih besar'. Bagaimana Zhao Ming bermain dua sisi. Bagaimana Master Song menyembunyikan ramalan tentang kematian yang akan datang. Bagaimana Madam Lian tahu sejak awal bahwa salah satu dari kalian akan mati dalam misi ini..."

"Diam!" Mei berteriak, tapi suaranya tertelan kegelapan.

"Dan kau, Mei Zhang," suara itu berbisik tepat di telinganya. "Kau yang paling menarik. Gadis yang tidak tahu bahwa dia—"

"CUKUP!" Lin Mei Hua berteriak, dan cahaya emas-perak meledak dari tubuhnya, untuk sesaat menerangi Lorong Bayangan.

Dalam kilatan cahaya itu, Mei melihat sesuatu yang membuatnya terhenyak—mereka semua terhubung oleh benang-benang qi yang bersinar, membentuk pola yang mirip dengan formasi Bintang Utara Terbalik. Dan di tengahnya, Lin Mei Hua melayang dengan tubuh yang nyaris transparan, seolah dia perlahan-lahan menghilang.

"Jangan biarkan Lorong Bayangan memecah belah kalian," Lin Mei Hua memperingatkan. "Itulah yang ayah inginkan. Dia tahu... dia tahu bahwa kekuatan terbesar kalian adalah kepercayaan satu sama lain."

"Tapi bagaimana kami bisa percaya," Zhao Ming bertanya dengan suara tegang, "ketika semua bukti menunjukkan ada pengkhianat di antara kami?"

"Karena," Lin Mei Hua tersenyum sedih, "terkadang pengkhianatan terbesar adalah tidak percaya pada mereka yang telah mempertaruhkan segalanya untukmu."

Cahayanya mulai meredup, dan kegelapan kembali menyelimuti mereka. Tapi kali ini, Mei bisa merasakan sesuatu yang berbeda—getaran samar dari benang-benang qi yang menghubungkan mereka.

"Ada sesuatu yang harus kalian ketahui," Lin Mei Hua melanjutkan, suaranya semakin lemah. "Tentang pengkhianatan sebenarnya... tentang siapa yang benar-benar menginginkan cermin-cermin itu sejak awal..."

Tiba-tiba, jeritan memilukan memenuhi Lorong Bayangan. Mei merasakan tarikan kuat dari kedua cermin di pinggangnya, seolah mereka mencoba memberitahu sesuatu.

"Lin Mei Hua!" Wei Xialong berteriak.

"Tidak ada waktu," Lin Mei Hua terengah. "Kalian harus... kalian harus melihat sendiri. Di altar... ada sesuatu yang ayah sembunyikan... sesuatu tentang ritual lima ratus tahun lalu..."

"Apa maksudmu?" Master Song bertanya tajam.

"Para naga..." Lin Mei Hua berbisik. "Mereka tidak pernah... mereka tidak pernah bermaksud untuk..."

Kata-katanya terputus oleh ledakan energi yang begitu kuat hingga membuat mereka semua terhuyung. Dalam kegelapan, Mei melihat sosok Lin Mei Hua mulai pecah seperti kaca yang retak.

"Tidak!" Wei Xialong mencoba menggapainya, tapi tangannya hanya menembus udara kosong.

"Maafkan aku," suara Lin Mei Hua terdengar dari segala arah. "Aku tidak bisa... tidak bisa menahannya lebih lama. Tapi ingat... tidak semua pengkhianatan adalah apa yang terlihat. Dan tidak semua kesetiaan... berasal dari tempat yang murni..."

Dengan kata-kata itu, cahaya emas-perak yang menjadi panduan mereka menghilang sepenuhnya, meninggalkan mereka dalam kegelapan total Lorong Bayangan. Tapi sebelum cahaya terakhir menghilang, Mei melihat sesuatu yang membuatnya membeku—sebuah simbol kuno yang terukir di telapak tangan Lin Mei Hua, simbol yang sama dengan yang dia lihat dalam mimpinya tentang ritual lima ratus tahun lalu.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Mei berbisik, lebih kepada dirinya sendiri.

Kegelapan tidak menjawab, tapi Mei bisa merasakan kedua cermin di pinggangnya bergetar dalam pola yang aneh—seolah mereka mencoba menceritakan sebuah kisah yang telah lama terlupakan.

1
muhammad haryadi
Makasih kak
Pisces gemini
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!