NovelToon NovelToon
Bunga Ditengah Badai

Bunga Ditengah Badai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kaya Raya / Romansa / Office Romance
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: N. Egaa

Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!

•••{ Terowongan bawah tanah }•••

"Lindungi petugas bantuan!" teriak prajurit itu, mereka terus bergerak, melindungi dan mengamankan petugas bantuan itu, tidak terkecuali Foger, ayahnya Nyxoria.

"Tu-tunggu! Apa aku bisa meminta bantuanmu?" tanya Foger dengan nafas yang tersengal. Dia terlihat lusuh dan berantakan.

"Cepat bergerak!!" tegas prajurit itu.

Kemudian beberapa petugas bantuan lain mendorong tubuh Foger agar bergerak sesuai perintah. "Cepatlah bergerak! Semua orang juga memerlukan bantuan tau, tapi mereka tetap bersabar! Jangan egois!" ucap salah satu petugas bantuan itu.

"Aku tau kau ingin mengirim surat lagi pada anak dan istrimu itu kan? Tenanglah.. saat situasi mulai aman, kau bisa meminta bantuannya lagi seperti waktu itu!" tambah yang lain, mereka pun mulai bergerak. Foger didorong terus menerus, mereka terus berjalan sesuai perintah.

Setelah melewati perbatasan, prajurit memberi isyarat, dia memberi kode isyarat gerakan. "Kita akan bergerak seperti barisan semut! Terus bergerak!"

Foger terlihat panik dan khawatir. "A- apa kita akan berhadapan dengan musuh?" tanyanya dengan raut wajah khawatir. Foger terlihat frustrasi dan tertekan.

Prajurit itu menatap Foger dengan mata yang serius dan tegas, dan memegang bahu itu, dia mengangguk sebagai jawaban. 'Iya'.

Foger merasa seperti telah ditelan oleh kegelapan, dan tidak bisa melihat cahaya di ujung terowongan. Foger seperti kehilangan arah. Bayangan masa depan yang gelap terpampang jelas didepan matanya. Hanya bisa berharap selamat dan hidup sampai ke tujuannya.

'Bicana.. aku pasti kembali dengan selamat, aku pasti akan hidup dan kembali pada kalian!' ucapnya didalam hati.

Mereka terus bergerak berbaris seperti semut dalam terowongan itu, prajurit yang menjaga keamanan itu terlihat penuh berwaspada. Suasana mulai berubah, tepat ditengah tengah terowongan itu mereka disergap oleh pasukan musuh.

"Sial! Bagaimana bisa mereka sampai ke sini?"

Prajurit meminta mereka untuk tetap tenang dan diam ditempat. Semua petugas bantuan langsung ketakutan dan mulai tak tenang. Salah satu dari mereka mundur, kemudian berteriak lari ketakutan.

"Huaarhh!! Selamatkan diri kalian!!" teriaknya.

Teriakan itu seperti motivasi yang mendorong petugas bantuan lain ikutan bergerak dan mulai tak karuan, itu membuat barisan semut terpecah ke sana kemari.

"Huaarghh!!" teriakan petugas bantuan yang lari.

Tubuh Foger bergemetar, saking takutnya dia tak bisa menggerakkan kaki maupun tangannya, matanya terus menatap ke arah depan, memandang prajurit musuh yang terus berdatangan.

"Anda harus tenang dibelakangku!" tegas prajurit yang menjaga keamanannya, Foger tersadar dan mengikuti perintah prajurit itu, dia tetap diam dibelakangnya.

Foger menoleh ke belakang, tiga dari petugas bantuan itu telah melarikan diri ke ujung terowongan. Diujung terowongan itu terasa jauh dan gelap. Foger meneguk ludahnya dengan payah, jantungnya berdegup kencang dan tak karuan.

Deg! Deg! Deg! Degupan jantung yang tak karuan.

Dor Dor Dor !!! Suara tembakan beruntun menggema di ujung terowongan itu. "Bersiap!!" teriak prajurit didepan Foger. Empat prajurit itu bersiap ditempat, memegang senjata mereka dengan gerakan cepat.

"Kalian telah dikepung! Kalian tidak akan bisa keluar dari terowongan ini dengan selamat! Hahaa!" ucapnya dengan tawa yang nyaring.

"Tembak arah timur!" prajurit itu menembak ke arah itu, Dor Dor Dor!!! Psyutt! Syutt! Tembakan itu terlihat tidak mengenai prajurit musuh.

"Ka- kalian tidak menembak ke arah yang tepat?" tanya Foger, namun disaat bersamaan tembakan itu telah membunuh hampir sepuluh prajurit musuh yang ada didepan mereka! 'Apa ini yang namanya strategi dalam peperangan?'

"Sialan! Mereka menggunakan tembakan timur, tahan semuanya! Tembak dan persempit kawasan mereka!" perintah prajurti musuh pada bawahannya.

Mereka bertempur dengan sepenuh hati. 'Ini bukanlah peperangan lagi, ini pembantaian! Mereka menyerang prajurit yang sedang mengamankan petugas bantuan!' monolog Foger.

Psyutt!! Syut!! Peluru musuh mengenai dua prajuritnya.

Mereka tewas tepat didepan Foger, darah prajurit itu terlihat mulia. Mereka berkorban demi melindunginya, melindungi negaranya!

"Percuma, mau kita lari atau maju.. Kita akan bernasib sama seperti mereka! Kita akan mati!! Ya Tuhan_" Dor! Suara tembakan.

Tepat didepan mata Foger, petugas bantuan yang tadi tertembak dan mati ditempat. Cipratan darahnya tepat mengenai wajah Foger. Deg Deg Deg! Suara jantung yang berdegup kencang.

'Apa ini? Mengapa aku tidak bisa mendengar apapun sekarang? Aku hanya bisa mendengar detakan jantung yang berdetak dengan tak karuan, seolah meminta aku lari dan selamatkan diri sendiri..'

"Bersiap!!" teriak prajurit itu lagi, kini mereka hanya tersisa dua orang, dengan satu orang yang tidak bisa apa apa, lemah dan tidak berdaya.

Foger melihat ke arah senjata yang tergeletak disana.

Pikiran memintanya untuk bergerak, namun jiwanya tidak memiliki keberanian untuk itu, tubuhnya bergetar. Dia ketakutan, wajahnya pucat dan berkeringatan.

Dor Dor Dor! Suara tembakan lagi, syut! Salah satu dari prajurit itu terluka, dia mengeluh kesakitan tapi tetap gigih berdiri ditempatnya dan memegang senjata itu.

'Bergeraklah seperti seorang pria Foger! Berdiam diri saja tidak akan mengubah apapun, itu sama saja aku menunggu kematianku, bergerak! bergerak! bergerak!' monolog Foger.

Sett! Foger mengambil senjata dan berbaris disamping prajurit itu. Mereka berpandangan. "Aku tidak terlalu mengerti tentang peperangan, tapi aku pernah berburu dengan senjataku.. sepertinya aku bisa membantu!"

Dua prajurit itu berpandangan lagi, kemudian bersiap ditempat lagi. "Tuan Foger ya..? Baiklah, ayo mulai perburuannya!" ucap prajurit itu. Sengaja mengatakan hal itu agar Foger tidak gugup.

Karena yang mereka buru bukanlah seekor hewan lagi, itu ialah manusia, sama sepertinya. Sett! Foger mulai membayangkan prajurit musuh sebagai hewan buruan.

Dor! Suara tembakan tepat mengenai jantung musuh.

Dua prajurit itu berpandangan lagi, merasa takjub pada Foger. Mereka kembali bersiap. "Tembak dan maju!" ucapnya, mereka saling menjaga antara satu dengan yang lainnya.

Mereka terus melangkah maju, menjatuhkan musuh terus menerus, hanya sedikit lagi mencapai tujuannya, tapi disaat yang sama. Set! Bugh! Duakk!! Prajurit yang berjuang bersamanya tadi menyergap dan menahan pergerakan ketua prajurit.

"Apa yang kau lakukan?!" tanyanya.

"Diamlah sialan!! kau pikir kau itu siapa sekarang?!" tanya prajurit itu. Dia terus menekan pergerakan itu sekuat tenaga.

"Kau.. apa jangan jangan musuh tau soal terowongan ini karena..." ucapannya terhenti, prajurit itu menyepal mulut itu dengan pistol.

"Ya.." Dorr!! Suara tembakan.

Foger kebingungan, dia melangkah mundur dan terus bersiap memegang senjatanya. "Pengkhianat!" ucap Foger, mengarahkan senjata itu padanya.

Tapi disaat bersamaan, prajurit itu menembak kaki dan juga tangannya, Dor Dor!! Suara tembakan. Foger tidak sempat menghindar lagi, dia jatuh dan tak berdaya.

Prajurit itu berkata. "Perang ini tidak akan berakhir!"

"Mengapa kau berkhianat?" tanya Foger, tangan dan kakinya mulai mati rasa. Dia terbaring dengan darah yang terus mengalir membasahi tanah.

"Jangan salahkan aku, salahkan saja dia, salahkan dia yang duduk diatas sana dengan bangga tanpa peduli pada rakyat yang menderita di perbatasan ini, tanpa peduli pada prajurit yang telah mati berkorban! Dengan bangganya dia merayakan pernikahan putra mahkota dan putri mahkota?" ucapnya, wajahnya pucat penuh dengan kekecewaan.

"Tapi itu bukanlah alasan yang terbaik.. mengkhianati teman yang berjuang denganmu.." ucap Foger, wajah pucat menahan rasa sakit yang luar biasa. Bahkan dia menangis tanpa suara. Pikirannya terbang memikirkan keluarganya yang jauh dimata. 'Maafkan aku.. Bicana'

Prajurit itu terdiam mematung sebelum dia memegang senjata itu lalu mengarahkannya ke dalam mulut. Dia tersenyum. "Aku memang berkhianat padanya, tapi itu aku lakukan demi kebaikannya, berbanding hidup dan menjadi anjingnya raja, lebih baik dia mati menuju ke surga.. kemudian, kami akan bertemu lagi disana."

Dor!! Suara tembakan. Prajurit itu tergeletak dan mati.

Foger tidak terkejut dengan situasi itu, dia pasrah dan hanya bisa berharap bisa kembali pada keluarganya. Pasti saat ini, Bicana sedang menanti kepulangannya, air mata itu jatuh sekali lagi. Bayangan wajah Istri dan anaknya tergambar dengan jelas.

Foger ingin meraih bayangan itu..

Tapi kenyataan dia tidak bisa bergerak lagi ialah nyata. Dia tersenyum sambil menangis sedih, tubuhnya mulai mati rasa, pendarahannya semakin banyak, pandangan Foger perlahan memudar, dia pun tak sadarkan diri.

.

.

.

Bersambung!

1
NA
Keren bgt ceritanya kk.. semangat trs ya.. biar bnyk org yang terhibur,

Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬
cici reinaa
sangat, bagus i like aku sangat suka baca nyaa ituu seruu
dede lala
seru sesampai ingin skip aja susah /Smile/
la novia de inosuke
Pesan moral dalam cerita ini sungguh menginspirasi.
Kelly Andrade
Ceritanya terlalu seru sampai-sampai aku kehilangan akal. Lanjut terus thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!