Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.
Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
...𝙼𝚢 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚠𝚒𝚕𝚕 𝚊𝚕𝚠𝚊𝚢𝚜 𝚋𝚎 𝚎𝚝𝚎𝚛𝚗𝚊𝚕 𝚏𝚘𝚛 𝚢𝚘𝚞...
...𝓚𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓛𝓾𝓴𝓪...
"Ada apa kak?" tanya Bella yang keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk kimono di tubuhnya. "Aku baru saja dapat kabar dari Sam kalau dia tau dimana keberadaan Arlla" ucap Gerald dan berusaha menghubungi Sam namun tiba-tiba saja nomor itu tidak dapat dihubungi.
"Nih orang kemana sih" Gerald mengumpat berulang kali karena temannya itu tidak bisa ia telfon sedangkan ia sangat membutuhkan informasi dari pria itu. Apa benar Sam tau dimana Arlla berada? Bagaimana bisa? Padahal selama ini ia begitu sulit mendapatkan informasi Arlla sekecil apapun itu.
"Kalau sampai dia mempermainkan aku, dia akan habis hari ini" Gerald melempar ponselnya ke sembarang arah dengan kesal. Ia mengusap wajahnya dengan kasar karena tidak berhasil menelfon Sam.
"Aku akan cari dia ke apartemennya"
"Aku ikut" ucap Bella
Gerald terdiam menatap tubuh Bella yang hanya mengenakan handuk kimono. "Baju kamu?" tanya Gerald dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Kena muntahan kakak semalam" jawab gadis itu membuat Gerald menghembuskan nafas panjang. Semua ini berawal dari ulahnya yang mabuk. Kenapa juga ia harus mabuk semalam. Gerald mengacak rambutnya kesal kemudian membuka lemari pakaian miliknya mencari kemeja.
"Kamu pakai itu aja" ucap Gerald memberikan kemeja miliknya yang berukuran sangat besar hingga muat menutupi tubuh Bella hingga lututnya.
Gerald berjalan kesana kemari mencari kunci mobilnya. Namun entah kenapa secara tiba-tiba benda itu menghilang begitu saja.
"Nyari apa kak?" Gerald melempar bantal, guling, bahkan mengacak sprei di kasurnya mencari benda kecil itu. "Kunci mobil" jawab Gerald tanpa memandang wajah Bella.
"Ada di bawah. Semalam aku taruh kunci mobil kakak di atas meja sofa" ucap Bella membuat Gerald melangkah dengan cepat keluar dari kamar dan menuruni anak tangga dengan sedikit berlari. Bella berjalan menyusul Gerald.
"Ayo" Dua manusia itu berjalan keluar dari apartemen. Tujuan mereka saat ini adalah mencari Sam, yang katanya dia tau dimana keberadaan Arlla. Orang yang mereka cari selama ini namun orang lain yang mendapatkan informasi terlebih dahulu dari mereka. Bagaimana bisa? Itu urusan nanti. Yang terpenting sekarang adalah menemukan Arlla sesegera mungkin.
"Asshhh" ringis Bella pelan saat duduk di bangku mobil namun dapat terdengar di indra pendengaran Gerald. "Maaf aku lupa kalau kamu sakit. Seharusnya tadi aku ga jalan secepat itu" ucap Gerald
"I'm okey. Yang terpenting sekarang kak Arlla" ucap Bella
Gerald menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan kendaraan besi itu keluar dari basement. Dengan kecepatan penuh, mobil tersebut melaju dengan sangat kencang memecah jalanan kota yang tidak begitu padat hingga Gerald bisa dengan leluasa ngebut di jalanan.
Sedangkan di sisi lain, Sam berjalan dengan cepat bahkan deru nafasnya mulai tak beraturan. Ia sedang dibuntuti oleh seseorang yang tidak tau siapa. "Siapa sih mereka?" gumam Sam dan terus berjalan cepat tanpa menoleh ke arah belakang.
Sebelum ia menyelesaikan ucapannya pada Gerald, ia melihat sosok manusia dari pantulan kaca yang menatapnya dengan tajam. Wajahnya yang tertutup sebagian oleh masker membuatnya tidak mengenali orang yang membuntuti dirinya saat ini. Ia mengantongi ponselnya begitu saja dan berjalan menghindari orang itu.
Sam yakin jika orang itu saat ini sedang mengincar dirinya, tapi entah dengan sebab apa. Ia tidak pernah melakukan kesalahan pada seseorang. "Atau jangan-jangan karena aku ngomong soal ceweknya Gerald" Sam berlari sekencang mungkin menuju arah yang tak menentu.
Mata Sam menatap sebuah mobil dari seberang arah yang ia kenali. Mobil Gerald sedang melaju ke arahnya dan berhenti tepat di depannya. Sam sedikit bernafas lega dan melihat ke arah belakang. Ia tak menemukan siapapun dan hanya jalanan kosong yang ia lihat.
"Sam, sekarang lo bilang dimana... "
"Bukan waktu yang tepat" Dengan cepat Sam masuk begitu saja ke dalam mobil Gerald membuat pria itu yang tak mengerti apa-apa mengernyitkan dahinya.
Gerald kembali masuk ke dalam mobilnya dan menoleh ke belakang dimana Sam sedang mengatur deru nafasnya. "Ada apa? Kaya di kejar setan aja lo" cibir Gerald.
"Jalan sekarang" ucap Sam namun dihiraukan oleh Gerald. "Cepetan jalan sekarang be go" umpat Sam dan terus menerus melihat ke arah jendela. Ia takut orang itu akan kembali.
"Ada apa sih?"
"Lo jangan banyak tanya dulu bisa kagak? Nyawa gue terancam gara-gara cewek lo" Sam berteriak ke arah Gerald membuat Gerald dengan cepat melajukan mobilnya.
"Maksud lo apa?"
"Lo bilang kalau lo tau dimana Arlla, tapi habis itu lo matiin telfonnya. Niat gak sih ngasih info" Sam menendang kursi Gerald dengan kesal.
"Kalau gue gak segera matiin tuh telfon, mungkin sampe lo mati gak bakalan tau dimana cewek lo berada" ucap Sam
"Gue habis di kejar orang. Gue gatau dia siapa tapi yang pasti kayanya dia ngincer gue karena mau ngasih tau informasi dimana cewek lo berada" ucap Sam
"Terus, sekarang dimana Arlla" tanya Gerald
"Rumah Sakit Royal London" jawab Sam
"Gimana bisa lo tau dia ada disana?" tanya Gerald begitu penasaran. Sedangkan Bella hanya menyimak pembicaraan mereka berdua.
"Dia kritis karena habis tenggelam di danau" ucap Sam
"Tenggelam? Gimana bisa?"
"Gue juga gatau. Jangan tanya gue lah" cibir Sam
"Lanjut" ucap Bella
"Habis itu... "
"Gatau" Bella menatap tajam Sam yang mengatakan hal itu dengan entengnya.
"Lo bisa cerita dengan runtut gak sih" ucap Gerald dengan kesal.
"Gue kesana karena nganterin sepupu gue yang lagi sakit. Nah gak sengaja tuh lewat brankar di samping gue yang di atasnya itu ada seorang cewek. Ya cewek lo itu" ucap Sam kembali menceritakan kejadian beberapa hari lalu.
"Nah terus di bawa masuk ke ruang gawat darurat. Terus sepupu gue entah hilang kemana dia jalan duluan dan ninggalin gue sendirian. Ya karena penasaran yaudah gue ikutin aja tuh cewek lo"ucap Sam dengan santai
"Terus gue nguping deh dan gue denger kalau dia habis tenggelam di danau dan akhirnya sekarat" sambung pria itu dan bersandar pada kursi mobil dengan santai.
"Kita kesana sekarang" ucap Gerald dan menambah kecepatan mobilnya.
"Woi!! gue belom mau mati" teriak Sam
"Pelan-pelan" Gerald menulikan pendengarannya dan terus fokus menyetir.
"Lo kurangin kecepatannya atau gue cekek" ancam Sam dan kedua tangannya sudah berada di leher Gerald.
"Iya-iya berisik!!" Gerald menurunkan kecepatan mobilnya hingga akhirnya Sam bisa bernafas lega.
"Sam" panggil Bella membuat Sam menegakkan tubuhnya dengan cepat. Ia memajukan tubuhnya agar bisa menatap Bella.
"Ada apa cantik?" Sam menaik turunkan kedua alisnya membuat Bella bergidik ngeri.
"Lo tadi habis di kejar-kejar orang kan?" Sam mengangguk membuat Bella kembali berpikir.
"Kaya bener dugaanku kak" ucap Bella namun kali ini pada Gerald.
"Kak Arlla diculik sama seseorang. Ya sebab itu kita gak dapet informasi apapun soal kak Arlla karena bisa jadi yang culik dia itu orang berkuasa" ucap Bella
"Kayanya bener tuh yang dibilang Bella. Karena disitu juga gue liat ada cowok" ucap Sam membuat Gerald menoleh dengan cepat.
"Aku gamau nuduh Arlla aneh-aneh" ucap Gerald dan masih begitu mempercayai kekasihnya.
"Kak!! Awas!!"