Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Non, aduh... Pagi pagi kok sudah di dapur saja Non, nanti Den Galang marah loh." ucap Bi Asnah melihat Sahira sudah berkutat di dapur membuat sarapan.
"Pagi Bi, ngak apa apa kok bi, mas Galang ngak akan marah kok, aku cuma buat sarapan doang." ujar Sahira tersenyum hangat kepada bi Hasna.
"Biar bibi saja Non." pinta bi Asnah tak enak hati.
"Biar aku aja, bibi kerjain yang lain aja, oh iya pekerja di rumah ini ada berapa orang bi, termasuk satpam? " tanya Sahira.
"Ada enam orang Non." sahut bi Asnah.
"Klau mas galang suka sarapan apa bi? " tanya Sahira lagi.
"Apa aja Non, Den Galang mah ngak mantang makanan." jujur bi Asnah.
"Oohh... Gitu, makasih ya bi." ucap Sahira tersenyum manis.
"Sama sama Non, Non Sahira yakin bibi ngak usah bantu Non Sahira di dapur? " tanya bi Asnah.
Yakin kok bi, bibi kerjain yang lain aja." pinta Sahira.
Sahira berkutat di dapur membuat sarapan dengan lincahnya, bukan hanya untuk dirinya dan Galang saja Sahira juga membuat sarapan untuk para pekerja di rumah itu.
Galang yang baru terbangun dari tidurnya, tidak lagi mendapati Sahira di sampingnya.
"Kemana dia? " gumam Galang melihat ke sekeliling kamarnya.
Galang lansung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sebelum dia mencari istri dadakannya itu.
"Bi, siapa yang masak, wangi banget." tanya bi Siti kepada bu Asnah.
"Non Sahira, istri Den Galang." jujur Bi Asnah.
"Apa Bi! Den Galang sudah menikah! kapan bi, kok kita ngak di kasih tau." pekik Bi Siti kaget.
"Suttt... Jangan kencang kencang, nanti di omelin sama Den Galang loh." tegur bi Asnah.
"Hehehee... Maaf Bi, namanya orang kaget, jadi reflek." kekeh bi Siti.
"Katanya kemaren Den Galang menikah sama Non Sahira, semalam Den Galang membawa istrinya pulang, istri Den Galang cantik dan sopan lagi." puji bi Asnah.
"Masa bi, ayo bi, saya mau kenalan sama istri Den Galang." semangat bi Siti.
"Semoga aja setelah punya istri, Den Galang akan sering pulang kerumah ya bi, masa ini rumah kita kita aja penghuninya, udah berasa kita yang jadi tuan rumah." kekeh bi Siti.
"Semoga aja." sahut bi Asnah menyetujui perkataan bi Siti.
"Ternyata kamu ada di sini, dari tadi mas nyariin kamu." oceh Galang menemukan Sahira yang sedang masak di dapur.
"Eh... Mas sudah bangun." kaget Sahira menoleh ke arah sumber suara, dan tangannya masih sibuk mengaduk nasi goreng di penggorengan.
"Masak apa? " tanya Galang mendekat ke arah sang istri.
"Aku bikin sarapan nasi goreng sea food, telur ceplok sama acar." ujar Sahira.
Sungguh hati Galang menghangat melihat sang istri membuat sarapan untuknya, walau pernikahan mereka dadakan dan tak saling kenal dan mungkin belum ada Cinta di hati Sahira, tapi melihat cara Sahira melayaninya dan menjalankan tugasnya sebagai istri, melayani dirinya, sudah membuat Galang sangat bahagia.
"Kenapa masaknya banyak sekali? " akan akan habis semuanya? " tanya Galang.
"Aku juga membuat sarapan untuk para pekerja sekalian mas, ngak apa apa kan? " gugup Sahira dia lupa ini bukan rumahnya, tapi dengan lancangnya telah berlaku seenak hati di rumah itu.
Senyum Galang semakin terkembang mendengar penuturan sang istri.
"Tentu saja tidak masalah, mereka juga sudah mas anggap keluarga mas, karena mereka adalah orang orang lama, mengabdikan diri dari semenjak mendiang orang tua mas masih ada." sahut Galang senang karena Sahira juga memperhatikan para pekerja di rumah nya.
Bi Asnah dan Bi Siti yang tadi ingin masuk ke dalam dapur, malah menghentikan langkahnya, karena mendengarkan obrolan suami istri itu, sungguh mereka sangat terharu karena Galang menganggapnya sebagai keluarganya dan Sahira istri Galang pun sangat baik, juga perduli kepada mereka.
"Hati Nona muda kita sangat baik ya bi." ujar bi Siti.
Dan di angguki oleh Bi Asnah.
"Mas mau di bikinkan minuman apa? " tanya Sahira.
"Teh saja sayang." sahut Galang enteng, membuat pipi Sahira merona mendengar sebutan sayang dari Galang.
Setalah beberapa menit akhirnya sarapan yang Sahira bikin sudah selasai.
"Silahkan di cicipi mas, semoga suka." ujar Sahira menyodorkan sepiring nasi goreng sea food di beri toping telur mata sapi, acar mentimun dan kerupuk.
"Sepertinya enak, dari wanginya saja sudah menggoda." puji Galang.
"Cicipi dulu, baru komentar." sela Sahira.
Galang mengangguk dan menyendokan nasi goreng itu ke mulutnya.
"Ma syaa Allah, masakan kamu enak sekali, sayang." puji Galang yang lansung semangat menyuapkan nasi goreng tersebut ke dalam mulutnya, sungguh ini nasi goreng terenak yang di rasakan setelah masakan almarhum mamanya.
"Syukurlah klau kamu suka mas." senang Sahira karena masakannya di sukai oleh sang suami.
Bersambung....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘