"Jika kamu ingin melihat pelangi, kamu harus belajar melihat hujan."
Pernikahan Mario dan Karina sudah berjalan selama delapan tahun, dikaruniai buah hati tentulah hal yang didambakan oleh Mario dan Karina.
Didalam penantian itu, Mario datang dengan membawa seorang anak perempuan bernama Aluna, yang dia adopsi, Karina yang sudah lama mendambakan buah hati menyayangi Aluna dengan setulus hatinya.
Tapi semua harus berubah, saat Karina menyadari ada sikap berbeda dari Mario ke anak angkat mereka, sampai akhirnya Karina mengetahui bahwa Aluna adalah anak haram Mario dengan wanita lain, akankah pernikahan delapan tahun itu kandas karena hubungan gelap Mario dibelakang Karina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Delapan
Karina berjalan menuju lift yang akan membawanya menuju ruang kerja sang suami. Dia melihat banyak karyawan yang berbisik-bisik melihat kehadiran dirinya. Mungkin heran karena tak biasanya dia muncul. Lima tahun belakangan waktunya habis di rumah saja. Dia hanya bekerja dengan menjual baju dan tas branded secara online.
Saat pintu lift terbuka, tanpa di duga, Aluna berada di dalamnya. Bocah itu tampak girang melihat kehadiran Karina. Dia berlari menghampiri membuat karyawan yang tadi bicara dengan Karina menjadi heran dan terkejut.
"Bunda ...." Aluna memeluk wanita itu. Karina lalu berlutut untuk menyamakan tingginya.
"Nuna, sama siapa? Mana papi?" tanya Karina.
"Papi sedang rapat. Nuna di minta main dengan Tante Ani," jawab Nuna menunjuk ke arah seorang karyawan yang tadi berdiri dibelakangnya.
Karyawan itu tersenyum dengan Karina. Sepertinya dia karyawan baru, karena dia tak pernah melihatnya.
"Nuna, katanya mau ke kantin?" tanya Ani.
"Nuna sama Bunda saja," jawab bocah itu.
Karyawan yang bicara tadi dengan Karina mendekati dirinya. Wanita itu bernama Mira.
"Ani, ini istrinya Pak Mario. Kamu tak memberi salam?" tanya Mira karena melihat Ani yang begitu acuh pada istri atasannya itu.
"Istri Pak Mario?" tanya Ani dengan dahi berkerut.
"Ya, ini istri sah Pak Mario. Istri pertamanya!" seru Mira. Dia tak suka melihat Ani yang memandangi Karina dengan pandangan tak sopan.
Ani adalah sekretaris pengganti Zoya. Wanita itu yang merekomendasikan pada Mario. Sehingga dia tak mengenal Kirana. Apa lagi pesta perayaan anniversary perusahaan tahun kemarin, Karina tak bisa hadir karena sakit. Itulah pertama kalinya Zoya bisa mendampingi Mario, sehingga karyawan baru tak mengenal Karina.
"Memangnya Pak Mario ada istri selain aku? Kenapa kamu berkata begitu, Mira?" tanya Karina mendengar ucapan Mira dengan Ani.
Mira kembali tampak gugup. Dia dan Ani saling pandang. Tapi sepertinya gadis itu bisa segera menguasai dirinya. Dia lalu tersenyum dan menjawab pertanyaan Karina dengan suara lembut.
"Aku hanya mengingatkan Ani, Bu. Dia karyawan baru sehingga tak mengenal Ibu," jawab Mira.
"Bunda, bawa apa ini?" tanya Aluna.
Suara Aluna membuat Ani dan Mira serempak memandangi bocah itu. Keduanya terkejut melihat keakraban Karina dan anaknya Mario.
"Ibu dan Aluna seperti sudah akrab. Apa Ibu tau siapa Aluna?" tanya Mira dengan suara sedikit dipelankan. Ani masih terpaku memandangi Karina.
"Bunda bawa makanan untuk Nuna dan Papi. Nuna tunggu dulu. Bunda mau bicara dengan kedua Tante ini," ucap Karina. Dia sengaja menenangkan anak itu dulu agar tak banyak bicara saat dia dan Mira serta Ani bicara.
Setelah Nuna menganggukan kepalanya tanda mengerti, Karina lalu berdiri dari berlututnya. Bocah itu menggenggam tangan wanita itu.
"Nuna ini anak angkatku dan Mas Mario. Tentu saja aku sangat akrab dan dekat. Kenapa kalian berdua terlihat sangat terkejut?' Karina balik bertanya.
Mira dan Ani saling pandang. Karina menangkap rasa keterkejutan dari kedua karyawan suaminya itu. Dia makin yakin ada yang disembunyikan darinya.
Jika kemarin dia dibodohi dan dibohongi Mario, mulai hari ini dia akan bersandiwara pura-pura bodoh agar suaminya berpikir jika dia memang terlalu naif dan mudah didustai.
"Anak angkat Ibu? Apa tak salah bicara? Sejak kapan Aluna tinggal dengan Ibu dan menjadi anak angkat. Apa Maminya tau?' Ani mengajukan banyak pertanyaan.
Mira yang mendengar ucapan gadis itu tampak melototkan matanya. Sepertinya dia tak suka dengan pertanyaan yang diajukan Ani.
"Sudah tiga hari Nuna tinggal denganku dan menjadi anak angkat kami. Sepertinya kamu sangat terkejut mendengarnya. Kamu mengenal orang tua kandung Nuna?" Karina balik bertanya.
Mira lalu mendekati Ani dan mencubit lengan wanita itu. Dia sepertinya memberikan kode agar Ani tutup mulut.
"Aku tak mengenalnya. Aku hanya bertanya, Bu," jawab Ani pelan.
"Tapi aku menangkap hal yang berbeda. Kamu bahkan tau jika Nuna memanggilnya ibunya dengan sebutan Mami!" seru Karina dengan suara penuh penekanan.
Karina menatap Ani dengan mata tajam. Memancarkan intimidasi. Gadis itu tampak sedikit gemetar. Dia takut salah bicara.
Mira yang melihat situasi mulai tak mengenakan langsung pamit. Mungkin takut terlibat.
"Maaf, Bu. Aku pamit dulu. Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Jika Ibu butuh bantuanku, bisa hubungi aku saja. Terima kasih," ujar Mira dan segera berjalan pergi.
Ani tampak kikuk karena tinggal berdua dengan wanita yang baru dia ketahui adalah istri Pak Mario atasannya. Selama ini dia hanya mengenal Zoya sebagai istri atasannya itu.
"Aku bisa bicara berdua denganmu?" tanya Karina.
"Apa yang akan Ibu bicarakan. Aku tak tau apa-apa. Aku hanya bekerja di sini. Maaf, Bu. Aku pamit!" seru Ani.
Ani berjalan meninggalkan Nuna. Dia lupa kalau tadi Mario menitipkan bocah itu dengannya. Setelah agak cukup jauh berjalan, dia berbalik dan kembali mendekati Aluna yang sedang mengobrol dengan Karina.
"Nuna, tadi katanya kamu pengin jajan. Ayo, Tante temani!" ajak Ani.
"Nuna mau sama Bunda saja," jawab Aluna.
"Ani, sepertinya kamu juga sangat akrab dengan Nuna. Apa Nuna sering main ke kantor ini?" tanya Karina dengan pandangan tajam yang mengintimidasi.
"Aku baru kenal tadi, Bu," jawab Ani.
"Apakah benar? Nuna, apa kamu sudah sering ke sini, Nak?" tanya Karina. Dia ingin membuat Ani mati kutu. Sebelum Nuna menjawab, gadis itu sudah terlihat gugup. Mungkin takut kebohongannya diketahui.
"Sudah sering, Bunda," jawab Aluna.
Mendengar jawaban Aluna, raut wajah Ani begitu pucat. Dia tampak menarik napas dalam. Tangannya saling bertautan menahan rasa takut.
"Kamu dengar sendiri jawaban dari Aluna. Dia sudah sering ke kantor ini. Kenapa kamu tadi bilang kalau baru mengenalnya? Padahal siapa pun yang melihat pasti bisa menyimpulkan jika kamu dan Nuna sudah mengenal lama. Kalian begitu akrab!" seru Karina.
Belum sempat Ani menjawab, dari belakang Karina merasakan pinggangnya dipeluk seseorang. Dia lalu mengecup pipinya. Dari bau parfum yang dipakai dia tau jika itu suaminya.
Ani langsung berjalan menjauh. Karina melihat kepergian gadis itu dengan menarik napas dalam. Padahal dia masih ingin mengorek keterangan darinya.
"Sayang, kenapa tak mengabari jika mau ke sini?" tanya Mario. Mereka berdua jadi pusat perhatian karena Mario yang tanpa malu memeluk erat tubuh istrinya itu.
"Nggak tau, Mas. Tiba-tiba aku ingin ke kantor saja. Mungkin karena ada Nuna. Mas, kenapa Nuna mengatakan dia sudah sering ke kantor ini? Karyawan kamu yang tadi juga terlihat sangat akrab dengan Nuna? Kenapa dia mengatakan baru mengenal Nuna. Jawaban yang berlawanan," kata Karina.
Karina semakin yakin ada banyak kebohongan yang dilakukan suaminya. Dia akan mengungkapnya satu persatu. Akan dia buat suaminya menyesal jika terbukti selama ini telah didustai.
Bonus Visual
Kamu harus mengatakan kebenaran ini ke Mario , biar bagaimana pun Mario harus tahu kebeneran ini
Dan semoga dgn kabar ini kan mempererat hubungan Karina dan Mario.
laaah lalu anak siapa ayah biologis dari Aluna. Berarti Mario korban dari Zoya