Arsya di paksa pulang ke rumah untuk mengasuh sang kakak,dan setelah sang kakak tiada Arsya di paksa menjadi pengganti,karena memiliki wajah yang hampir sama persis.
yang pada awalnya Arsya terpaksa pada akhirnya Arsya terbiasa hingga tanpa sadar Arsya menjadikan sang kakak setengah dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali bertemu
"ini pesenan anda!"
"jadi selama ini kau disini?"tanya Aslan seraya menahan tangan Arsya yang hendak pergi.
"kau tau betapa aku khawatir?"tanya Aslan lagi dengan mata yang menatap Arsya lekat dan tanpa berkedip sekalipun.
"lepas! gue sedang bekerja sekarang!"ucap Arsya mencoba melepaskan cengkraman tangan Aslan dari tangannya.
Tapi Aslan tidak menggubris ucapan Arsya, dia terus menatap Arsya yang sudah dicarinya selama ini, kalau saja Brian tidak memberitahu nya kalau Arsya berada di cafe mungkin Aslan sekarang sudah mencari Arsya ke kota lain.
"Aslan lepas!"pinta Arsya lagi.
"duduk dulu. Kak Aslan hanya ingin tau kabar mu doang!"ucap Brian dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"kau baik-baik saja selama ini?"tanya Aslan pada Arsya yang sudah duduk di depannya.
"tentu saja gue baik. Gue lagi kerja kalau mau ngomong cepetan!"perintah Arsya yang terlihat tidak nyaman dengan keberadaan Aslan.
"kenapa pergi?"tanya Aslan masih menatap lekat wajah Arsya,ingin sekali Aslan mengatakan kalau dia begitu merindukan Arsya tapi sepertinya itu tidak mungkin.
"memang nya gue ngak boleh pergi,loe siapa nya gue ngelarang-larang?"
"gue lagi kerja,lebih baik loe pergi deh!"
"tunggu dulu!"tahan Aslan.
"apa?"ucap Arsya geram.
"tidak ada. Pergilah bekerja!"jawab Aslan akhirnya karena tidak tau harus berkata apalagi, walau sebenarnya bagitu banyak pertanyaan yang ingin Aslan tanyakan.
Setelah Arsya melanjutkan kerjanya, Aslan tidak langsung beranjak malah dia mengganti tempat duduk,untuk bisa leluasa memperhatikan Arsya yang sedang bekerja.
"dari tadi dia liatin kamu deh!"
"bukannya dia orang yang waktu itu nyariin kamu ya?"tanya Vera seraya berbisik-bisik.
"ngak usah kepo. Mending lanjut kerja, lagian dia bukan siapa-siapa gue kok!"
"yakin! Ganteng loh dianya,malah idaman para cewek. tu liat,para cewek-cewek pada genit kan di depannya!"tunjuk Vera dengan raut wajah memprovokasi Arsya.
Meski hati Arsya tidak berniat untuk melihat ke arah Aslan,tapi matanya berkata lain,dan bisa Arsya lihat gimana cara Aslan menolak cewek-cewek yang mendekati nya.
"maaf,lagi nungguin yang itu!"ucap Aslan seraya menunjuk ke arah Arsya yang sedang mengelap gelas, hingga membuat Arsya salting karena ketahuan menatap Aslan.
Sedangkan cewek yang tadi mendekati Aslan terlihat begitu kecewa dan kembali duduk di tempatnya.
----------------
"ngapain setiap hari kesini?"
"ngak kerja loe?"
"ini mau kerja. Tapi mau minum kopi buatan kamu dulu!"gombal Aslan.
"Ver tolong buatin kopi untuk pelanggan ini!"ucap Arsya dan berlalu pergi.
"kopi apa mas?"tanya Vera mengambil alih tempat Arsya tadi.
"Americano aja!"jawab Aslan dengan lesu karena kepergian Arsya yang terlihat tidak peduli padanya.
"ini pesanan nya!"
Setelah Aslan mendapatkan pesanan nya dan keluar dari cafe baru Arsya kembali ketempat nya semula.
"menghindar terus loe?"
"entar di embat cewek lain menyesal tau rasa loe!"ejek Vera dan juga kembali ke tempat nya semula.
"ngak peduli gue!"jawab Arsya,seratus persen yakin dengan ucapannya.
.
.
.
"jadwal hari ini apa aja?"tanya Aslan pada asisten nya.
"selain memeriksa berkas-berkas yang berada di meja anda tidak memiliki kegiatan lain,tapi anda harus melakukan perjalanan bisnis beberapa hari keluar kota!"
"perintah papaku?"tanya Aslan.
"iya tuan. Anda diminta tuan Rico untuk menggantikan nya."
"kenapa tidak dia sendiri yang melakukannya?"Aslan terlihat begitu geram, padahal baru beberapa hari dia menjalankan aksinya untuk bisa mendapatkan Arsya,tapi sekarang dia harus pergi.
"berapa hari tepatnya?"
"sekitaran satu Minggu, Itu pun kalau pekerjaannya lancar. kalau tidak mungkin akan butuh waktu lebih lama lagi tuan!"setelah mendengar penjelasan sang asisten Aslan semakin di buat pusing.
"dasar Papa ini!"umpat Aslan.
Sedangkan Rico terlihat begitu senang karena dia tau,pasti Aslan sedang kesal dengan perintahnya sekarang.
"siapa suruh ke kantor semau mu saja!"gumam Rico.
Pasalnya selama Arsya pergi,Aslan sering tidak berada di kantor dan itu sangat membuat Rico geram,dan sekarang waktunya untuk membalas dendam.
...----------------...
"nungguin siapa loe?"
"ngak nunggu siapa-siapa kok!"jawab Arsya salting.
"yakin! Perasaan dari tadi loe merhatiin orang yang masuk."
"nungguin yang itu?"ejek Vera.
Arsya yang salah paham dengan perkataan Vera dengan begitu cepat melihat ke arah pintu tapi tidak ada siapa-siapa.
"maksud gue yang itu,itu cowok yang kemarin bukan maksudnya dia disini!"jelas Vera karena melihat tingkah laku Arsya yang sangat jelas.
"apaan sih! Orang ngak nungguin siapa-siapa."elak Arsya dan terlihat berpura-pura membersihkan meja.
karena tidak ingin terus mengejek Arsya, Vera kembali melakukan pekerjaan nya.
"suka bilang, Menyesal kan!"
meski Arsya mendengar perkataan Vera,tapi dia bersikap seolah-olah tidak mendengar nya.
"siapa coba yang nungguin dia!"gumam Arsya.
Mungkin Vera benar, hanya saja Arsya mencoba menyangkal atau Arsya benar-benar belum sadar dengan perasaan nya sendiri.
"mau pesan apa?"
"ini totalnya dan tolong tunggu sebentar ya kak!"
"kau tidak mengenaliku Senja!"