Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTMC 31
Brian yang tak ingin kehilangan Kaila serta pesta pernikahannya yang sudah di gadang-gadang akan di lakukan dalam waktu dekat berencana untuk segera merealisasikannya dengan mengikat Kaila di dalam hidupnya untuk selamanya.
Sudah dua hari ini dirinya sama sekali tak menghubungi Kaila. Dia hanya melihat aktivitas apa yang di lakoni sang kekasih dari pengawal yang diam-diam dia minta untuk menjaga Kaila dari jauh. Ya walaupun rasa rindu teramat sangat dia rasakan, namun demi melancarkan rencananya dirinya harus bisa menahan semua itu.
"Kangen." gumam Brian ketika melihat video Kaila yang sedang turut serta membantu melayani pengunjung yang lumayan ramai.
Tok
Tok
Tok
"Masuk." sahut Brian yang langsung mematikan ponsel pribadi miliknya.
Cklek
"Bagaimana Sam, sudah beres semuanya?" todong Brian kala melihat Samuel'lah yang masuk kedalam ruangannya.
Pria yang masih berstatus asistennya itu menghembuskan nafasnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh bos sekaligus sahabatnya.
"Sudah." jawab Samuel.
Dari kemarin Samuel sudah di pusingkan dengan segala rencana yang Brian buat untuk Kaila.
Mulai dari survey lokasi yang akan dia gunakan. Setelah itu harus menyiapkan semuanya sesuai dengan konsep yang pria itu buat dan harus perfect, tak boleh ada salah sedikit pun. Karena kalau sampai hal itu terjadi, bisa-bisa bonus atau bahkan gajinya lah yang akan raib.
"Bagus." kata Brian mengapresiasi usaha asistennya. "Nanti tepat jam 5 kamu jemput Kaila dan antarkan ke tempat acara." kata Brian lagi yang merupakan sebuah perintah.
"Baik." jawab Samuel.
"Oke, sekarang kamu bisa kembali ke ruangan." usirnya.
Begitu Samuel sudah keluar ruangan, dirinya mulai menghubungi keluarganya yang lain untuk ikut serta hadir di acara yang dia buat, termasuk juga papi dan keluarga baru sang papi.
Ingin pura-pura lupa dan tak perduli, terlepas bagaimana sikap papinya ... tuan Ferdian tetaplah ayahnya. Kalau tak ada tuan Ferdian maka tak akan ada Brian. Lagian dia juga ingin menunjukan pada Isabela dan Lucas, kalau dia bisa lebih bahagia dari pada mereka berdua. Dia ingin membuat Isabela merasa menyesal karena sudah mengkhianati dirinya.
❤️
Seperti perintah Brian, Samuel mulai melajukan kendaraannya membelah jalanan ibu kota menuju ke alamat La cafe & resto berada. Kali ini Samuel tak sendiri, karena Brian juga mengutus Agnes untuk ikut bersama dengan Samuel.
"Sebenarnya ada apa sih Sam, kok kita yang harus jemput kekasih si bos? Bukan pak bos sendiri yang jemput." tanya Agnes yang memang tak tau apa-apa, jadi wajar kalau dirinya merasa ada sesuatu yang sedikit aneh.
"Nanti kamu juga akan tau sendiri." jawab Samuel sekenanya, sebab dirinya sudah di larang keras oleh Brian agar tak membocorkan hal ini pada siapa pun.
Keadaan mobil terasa sunyi karena tak ada lagi pembicaraan di dalamnya. Keduanya larut dalam kegiatannya masing-masing ... Samuel fokus mengemudi, sedangkan Agnes sibuk dengan ponselnya ... entahlah apa yang di lakukan wanita itu pada benda pipih tersebut.
"Ayo turun." ajak Samuel saat mobil sudah tiba di La cafe & resto.
Agnes pun langsung memasukan ponselnya ke dalam tas dan ikut turun menyusul Samuel yang sudah lebih dulu turun. Keduanya lalu sama-sama melangkah memasuki cafe tersebut.
Tring
"Selamat sore, selamat datang di La cafe & resto." sapa Dita.
"Saya ingin bertemu dengan Bu Kaila." kata Samuel langsung tanpa basa-basi.
"Kalau boleh tau anda ... "
"Bilang saja kalau ada Samuel dan Agnes." potong Samuel sebelum Dita menyelesaikan kata-katanya.
"Baik tunggu sebentar, biar saya panggilkan." ucap Dita dengan senyum terpaksa dan padahal dalam hati sudah merutuki pria tersebut.
Tak membutuhkan waktu lama, Dita sudah kembali bersama Kaila.
"Itu mbak orangnya." kata Dita menunjuk ke arah dimana Samuel dan Agnes duduk.
"Terimakasih ya Dit." ucap Kaila dan langsung berjalan menghampiri kedua tamunya.
Singkat cerita, mereka bertiga sudah berada di dalam mobil menuju ke tempat dimana Brian berada. Dalam benak Kaila begitu banyak di penuhi tanda tanya yang nyatanya tak terjawab satu pun sebab tak ada pula yang terlontar lagi dari bibirnya sejak pertanyaannya yang pertama sama sekali tak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari pria tersebut.
Ya wajar kalau Kaila tanya kemana Brian? Kenapa bukan pria itu yang menjemputnya langsung? Tapi Samuel hanya menjawab ala kadarnya saja ... bikin sebel gak tu.
❤️
"Silahkan masuk Bu Kaila." kata Samuel mempersilahkan masuk begitu mereka sudah sampai.
"Loh kalian berdua gak ikut?" tanya Kaila yang membuat Samuel langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak bu, kami menunggu di sini dan Bu Kaila silahkan mengikuti dia." jawab Samuel.
Kaila berjalan mengikuti seorang wanita yang berpakaian pelayan untuk masuk ke dalam. Melewati ruangan yang besar sehingga sampai di pintu penghubung antara bagian dalam dan luar ruangan, sebenarnya dindingnya lebih banyak berupa kaca tembus pandang namun karena gordennya di tutup rapat jadi keadaan di luar sama sekali tak terlihat. Lampu langsung mati seketika saat Kaila mulai membuka pintunya.
Pertama yang Kaila lihat adalah lilin yang terpasang di kanan kiri sebuah karpet yang di taburi dengan kelopak bunga menuju ke arah dimana di sana sudah ada seseorang yang berdiri membelakanginya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya. Kaila sudah bisa menebak jika yang ada di depan sana adalah Brian, namun tujuan semua ini ... dirinya masih belum paham.
"By." panggil Kaila dengan suara yang begitu lembut di dengar oleh telinga Brian.
Brian yang merasa di panggil pun langsung berbalik, sebuah senyuman pun tersungging di bibirnya, sehingga terlihat ketampanannya yang berkali-kali lipat.
Brian langsung mengambil posisi dengan berlutut di hadapan Kaila dan menggenggam salah satu tangan wanita itu kala Kaila sudah berdiri tepat di hadapannya.
"By, bangun ... Jangan gini." kata Kaila merasa kaget dengan tindakan Brian tersebut.
Namun Brian malah menggelengkan kepalanya.
"Kai, dulu aku berpikir dan bertanya-tanya kenapa Tuhan begitu tak adil padaku karena sudah membuatku mendapat sebuah pengkhianatan, tapi sekarang aku sudah tau jawabannya ... semua itu karena Dia sudah menyiapkan seorang yang begitu sangat spesial untukku. Walau kita berdua di pertemukan dengan cara yang aneh, namun aku yakin itulah cara semesta untuk menyatukan kita." kata Brian yang menjeda kata-katanya sebentar guna mengambil nafas sejenak. "Sayang ... kamu adalah alasan di balik tawa dan senyumku, kamu adalah duniaku, sumber kekuatanku, maukah kamu menjadi rumah untukku pulang? Menjadi orang pertama yang aku lihat saat ku pertama kali membuka mata di pagi hari dan menjadi orang terakhir yang aku lihat saat malam hari sebelum ku terlelap?" sambung Brian yang sudah membuat mata Kaila berkaca-kaca saat ini. "Kaila Sasmita ... Will you marry me?" ucap Brian dengan mengeluarkan satu kotak cincin dari saku celananya.
"By, ini ... " ucap Kaila yang sudah tak lagi bisa berkata-kata.
"Jadi?" tanya Brian lagi yang belum mendapatkan jawaban.
"Yes, I Wil." jawab Kaila dengan mantap.
Brian langsung berdiri dan memeluk tubuh Kaila dengan erat, bersama itu pula kelopak bunga mawar menghujani mereka dari atas dengan mengunakan empat drone yang di terbangkan, kemudian di susul dengan kembang api yang sangat indah.
"I love you baby." ucap Brian.
"I love you to by." kata Kaila yang tak mau kalah.