Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercerai!
Gery menatap Hana yang sedang menyiapkan makanan di meja makan. Ia memerhatikan wajah Hana dengan intens, kenapa dirinya baru tersadar jika memiliki istri secantik itu.
"Ehem!" Dante berdehem pelan, saat melihat Gery menatap Hana tidak berkedip, ada rasa tidak suka di dalam dadanya.
Gery segera mengalihkan pandangan, sedangkan Hana menatap Dante yang juga tengah menatapnya.
"Daddy membutuhkan sesuatu?" tanya Hana.
"Iya," jawab Dante.
"Apa?"
"Aku butuh air," jawab Dante sembari mengangkat geasnya yang kosong.
"Daddy bukankah bisa mengambil sendiri? Kenapa harus meminta bantuan istriku!" Gery berkata ketus kepada ayahnya.
Istri?
Sejak kapan Hana di anggap istri oleh Gery suaminya sendiri? Apakah Hana tidak salah dengar?
"Memangnya kenapa? Hana adalah menantuku," jawab Dante melirik Hana yang mematung di tempat.
"Ya, tapi 'kan--"ucapn Gery terhenti saat Hana menyela.
"Jangan ada yang berdebat di meja makan!" Hana menatap ayah dan anak itu bergantian.
Kemudian mereka bertiga memakan makan malam mereka dengan tenang. Sesekali Gery dan Dante bmencuri pandang ke arah Hana.
Selesai makan malam, Gery meminta Hana untuk berbicara empat mata di dalam kamarnya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Hana setelah sekian menit Gery tidak kunjung membuka suara.
Gery menghela napas panjang, lalu menatap Hana dengan perasaan rasa bersalahnya.
"Maaf," ucap Gery.
"Ya, sudah aku maafkan," jawab Hana.
"Dan masalah perceraian itu bisakah kamu pikirkan kembali?" tanya Gery.
"Ada apa denganmu? Kenapa sekarang kamu seperti anak tikus dan berbicara sangat lembut kepadaku?" tanya Hana dengan nada jengkel. Pria yang ada di hadapannya itu sekarang seperti bunglon yang bisa berubah kapan saja.
"Hana--"
"Aku tetap pada pendirianku, aku ingin bercerai denganmu!" balas Hana dengan tegas.
"Apakah kamu ingin bersama dengan ayahku?" tanya Gery lagi dengan nada tidak suka.
"Bukan urusanmu!" balas Hana dengan lantang.
"Oh, tadinya aku ingin mengajakmu untuk membangun rumah tangga kita kembali, dan memulainya dari awal, tapi ternyata kamu lebih suka menggoda ayah mertuamu sendiri," ucap Gery dengan rasa kesal.
"Ya, terus saja menghinaku! Dan hinaanmu itu membuatku semakin yakin untuk lepas darimu!" jawab Hana, hatinya sudah seperti baja, mau di hina seperti apa pun sudah tidak merasakan sakit lagi.
Hana keluar dari kamar Gery dengan langkah panjang, Rasa kesal dan marah bercampur menjadi satu di dalam dadanya. Bercerai dengan Gery sudah menjadi keputusannya, dan Daddy Dante sudah membantunya untuk mengajukan perceraian itu di pengadilan agama.
Gery mengepalkan kedua tangannya dengan erat, kenapa ia baru menyadari rasa ini. Ponselnya berdering nyaring menandakan jika ada panggilan masuk .
"Kara," gumam Gery.
Ya, yang menghubunginya adalah Kara kekasihnya.
Tidak menunggu lama ia segera mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Ada apa? Ya, aku juga ingin membicarakan sesuatu kepadamu," ucap Gery dengan kekasihnya, kemudian ia memutus panggilan telepon secara sepihak.
***
"Ada apa, Han?" tanya Dante kepada menantunya yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Bolehkah aku masuk?" tanya Hana.
Dante memiringkan tubuhnya, membuka pintu kamarnya lebih lebar, mempersilahkan Hana masuk ke dalam kamarnya, bertepatan dengan Gery yang sampai di tengah tangga, melihat Hana memasuki kamar ayahnya.
"Ternyata benar dugaanku, jika mereka ada main di belakangku!" geram Gery, mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat.
"Dasar jallang!" umpat Gery.
***
Aku rasanya pengen jitak kepala Gery, kezeellllll
btw mampir juga ya dikaryaku jika berkenan/Pray/
Mommymu itu yang tidak tahu diri jangan di tiru.
jangan cuma enaknya aja yang kau nikmati.
papanya gak penting beeuuuhhh